Rumput Laut dari Banten Mulai Diminati Pasar Dunia
A
A
A
CILEGON - Komoditi rumput laut asal Banten kini mulai diminati pasar dunia dan menjadi primadona dengan kualitasnya. Tahun ini, sebanyak 96 ton rumput laut sudah dikirim ke negara.
"Pasarnya (rumput laut) mulai bertumbuh, negara di Asean, Asia dan kedepan semoga bisa bertambah negara tujuannya, potensinya besar," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil saat melepas ekspor empat komoditi di Kota Cilegon.
Berdasarkan data sistem otomasi IQFAST Karantina Pertanian Cilegon, data ekspor Januari s/d 12 Agustus 2019 tercatat rumput laut dengan volume 96 ton diekspor ke China mencapai nilai Rp2,4 miliar.
"Kami menargetkan akselerasi ekspor bisa meningkat sebesar 200%. Untuk mencapai target diperlukan berbagai upaya kolaboratif Pemerintah dengan Pemerintah Daerah, Kelompok Tani serta Pelaku Usaha melalui implementasi Permentan No19 Tahun 2019 tentang Pengembangan Ekspor Komoditas Pertanian," ujarnya.
Dijelaskan Jamil, sebelum di ekspor komoditas rumput laut wajib dilakukan periksa karantina tumbuhan, sehingga harus dipastikan keamanannya oleh petugas karantina melalui pemeriksaan dan penerbitan Phytosanitary Certificate (PC).
Kepala Karantina Pertanian Cilegon, Raden Nurcahyo Nugroho, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen tinggi memastikan ketentuan Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS) dalam hal eksportasi rumput laut yang harus dipenuhi yang dipersyaratkan oleh negara tujuan.
"Empat komoditas yang diekspor masing-masing dedak gandum, rumput laut, tepung pati jagung dan maltodextrine yang mencapai nilai Rp4,56 miliar," katanya.
"Pasarnya (rumput laut) mulai bertumbuh, negara di Asean, Asia dan kedepan semoga bisa bertambah negara tujuannya, potensinya besar," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil saat melepas ekspor empat komoditi di Kota Cilegon.
Berdasarkan data sistem otomasi IQFAST Karantina Pertanian Cilegon, data ekspor Januari s/d 12 Agustus 2019 tercatat rumput laut dengan volume 96 ton diekspor ke China mencapai nilai Rp2,4 miliar.
"Kami menargetkan akselerasi ekspor bisa meningkat sebesar 200%. Untuk mencapai target diperlukan berbagai upaya kolaboratif Pemerintah dengan Pemerintah Daerah, Kelompok Tani serta Pelaku Usaha melalui implementasi Permentan No19 Tahun 2019 tentang Pengembangan Ekspor Komoditas Pertanian," ujarnya.
Dijelaskan Jamil, sebelum di ekspor komoditas rumput laut wajib dilakukan periksa karantina tumbuhan, sehingga harus dipastikan keamanannya oleh petugas karantina melalui pemeriksaan dan penerbitan Phytosanitary Certificate (PC).
Kepala Karantina Pertanian Cilegon, Raden Nurcahyo Nugroho, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen tinggi memastikan ketentuan Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS) dalam hal eksportasi rumput laut yang harus dipenuhi yang dipersyaratkan oleh negara tujuan.
"Empat komoditas yang diekspor masing-masing dedak gandum, rumput laut, tepung pati jagung dan maltodextrine yang mencapai nilai Rp4,56 miliar," katanya.
(sms)