4 Heli Water Bombing Siaga Atasi Karhutlah di Sumsel
A
A
A
PALEMBANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menyiapkan 4 unit helikopter water bombing untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah)
"Helikopter water bombing disiapkan untuk membantu proses pemadaman jika daerah kebakaran tidak terjangkau pemadaman jalur darat. Ada empat unit helikopter water bombing yang disiagakan," kata Kepala BPBD Provinsi Sumsel, Iriansyah, Senin (5/8/2019).
Selain itu, sebanyak 1.512 personel gabungan dari BPBD, TNI, Polri dan Manggala Agni dikerahkan untuk menanggulangi daerah rawan kebakaran di Sumsel.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau berlangsung hingga Oktober 2019 mendatang.
Kabupaten di Sumsel yang rawan kebakaran yakni Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim, Pali, Musi Rawas dan Lahat.
Iriansyah mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar. "BPBD dan personel terkait sendiri sudah melakukan penyuluhan kepada masyarakat," ujarnya.
Kebakaran lahan gambut yang terjadi beberapa hari belakangan ini membuat Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel menjadi daerah rawan dan penyumbang terbesar Karhutlah di Sumatera Selatan.
Di Ogan Ilir ada sekitar 17 Desa yang rawan kebakaran, hingga saat ini sudah puluhan hektare lahan terbakar.
Desa yang rawan kebakaran lahan dan hutan di Ogan Ilir yakni Palemraya Indralaya, Pulau Semambu Indralaya, Soak Batok Indralaya, Pemulutan, dan 16 desa lain di Ogan Ilir.
"Kalau luas lahan yang terbakar masih didata, kalau kemarin sudah sekitar 140 hektare tapi itu se-Sumsel. Kalau yang paling banyak di Ogan Ilir, dari 9 Kabupaten yang paling banyak masih di Ogan Ilir sekitar 40 persen," urainya.
Menurut Iriansyah, hal ini tidak bisa lepas dari petugas. Namun masyarakat juga harus diajak untuk menjaga jangan sampai ada kebakaran hutan.
"Maklumat juga sudah kita sampaikan kepada masyarakat untuk dilarang membuka lahan dengan cara membakar," jelasnya.
"Helikopter water bombing disiapkan untuk membantu proses pemadaman jika daerah kebakaran tidak terjangkau pemadaman jalur darat. Ada empat unit helikopter water bombing yang disiagakan," kata Kepala BPBD Provinsi Sumsel, Iriansyah, Senin (5/8/2019).
Selain itu, sebanyak 1.512 personel gabungan dari BPBD, TNI, Polri dan Manggala Agni dikerahkan untuk menanggulangi daerah rawan kebakaran di Sumsel.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau berlangsung hingga Oktober 2019 mendatang.
Kabupaten di Sumsel yang rawan kebakaran yakni Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim, Pali, Musi Rawas dan Lahat.
Iriansyah mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar. "BPBD dan personel terkait sendiri sudah melakukan penyuluhan kepada masyarakat," ujarnya.
Kebakaran lahan gambut yang terjadi beberapa hari belakangan ini membuat Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel menjadi daerah rawan dan penyumbang terbesar Karhutlah di Sumatera Selatan.
Di Ogan Ilir ada sekitar 17 Desa yang rawan kebakaran, hingga saat ini sudah puluhan hektare lahan terbakar.
Desa yang rawan kebakaran lahan dan hutan di Ogan Ilir yakni Palemraya Indralaya, Pulau Semambu Indralaya, Soak Batok Indralaya, Pemulutan, dan 16 desa lain di Ogan Ilir.
"Kalau luas lahan yang terbakar masih didata, kalau kemarin sudah sekitar 140 hektare tapi itu se-Sumsel. Kalau yang paling banyak di Ogan Ilir, dari 9 Kabupaten yang paling banyak masih di Ogan Ilir sekitar 40 persen," urainya.
Menurut Iriansyah, hal ini tidak bisa lepas dari petugas. Namun masyarakat juga harus diajak untuk menjaga jangan sampai ada kebakaran hutan.
"Maklumat juga sudah kita sampaikan kepada masyarakat untuk dilarang membuka lahan dengan cara membakar," jelasnya.
(shf)