Asyik Nikmati Jajanan, Bocah 8 Tahun Meninggal Diduga Tewas Tersedak Sempol
A
A
A
BLITAR - Bocah berusia 8 tahun, Moh Adil Fikri Amrulloh asal Desa/Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, meninggal mendadak saat asyik menikmati jajanan sempol. Putra pasangan Abdul Mutolip (50) dan Khusnul Khotimah (46) diduga tersedak karena sempat mengalami gejala hilang napas.
“Korban diduga tersedak makanan,“ ujar Kapolsek Wonodadi AKP Yoni kepada wartawan Senin (29/7/2019). Peristiwa itu terjadi Minggu 28 Juli 2019. Ceritanya, korban membeli delapan biji sempol seharga Rp4.000. Cemilan yang terbuat dari tepung terigu dicampur telur, lalu digoreng itu, dibeli dari tetangganya.
Awalnya tidak terlihat ada masalah. Korban tampak begitu menikmati cemilannya. Namun saat menyantap sempol yang keenam, korban terlihat merasa seret. Berulangkali bagian dadanya ditepuk dan meminta air putih. “Setelah habis enam biji saksi yang ada di dekat korban mengaku melihat korban menepuk dadanya sambil meminta air minum," kata Yoni.
Kejadian berlangsung cepat. Air putih memang sempat diteguk. Namun korban tetap memperlihatkan gejala seperti tersedak, kehabisan napas. Bahkan bocah kecil itu sempat berguling-guling, seperti kesakitan. Oleh keluarga langsung dilarikan ke Puskesmas Wonodadi untuk pertolongan pertama.
Karena tidak mampu menangani, puskesmas langsung merujuk ke Rumah Sakit Ijtihad, Togokan, Kecamatan Srengat. Dari puskesmas berjarak sekitar 5 kilometer. Belum juga sampai ditangani, sesampai di RS Ijtihad, korban yang informasinya memiliki riwayat epilepsi itu dinyatakan sudah meninggal dunia.
“Hasil keterangan dr Hernanda yang memeriksanya, korban meninggal karena tersedak makanan dan kemungkinan penyakit epilepsi," terang Yoni. Jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk segera dimakamkan di tempat pemakaman umum.
Menurut Yoni, pihak keluarga, yakni terutama orangtua korban menolak dilakukannya autopsi. Mereka ikhlas atas kematian yang menimpa anaknya. “Orangtua korban membuat surat pernyataan menolak dilakukan autopsi. Mereka mengaku ikhlas dengan peristiwa yang terjadi, “pungkas Yoni.
“Korban diduga tersedak makanan,“ ujar Kapolsek Wonodadi AKP Yoni kepada wartawan Senin (29/7/2019). Peristiwa itu terjadi Minggu 28 Juli 2019. Ceritanya, korban membeli delapan biji sempol seharga Rp4.000. Cemilan yang terbuat dari tepung terigu dicampur telur, lalu digoreng itu, dibeli dari tetangganya.
Awalnya tidak terlihat ada masalah. Korban tampak begitu menikmati cemilannya. Namun saat menyantap sempol yang keenam, korban terlihat merasa seret. Berulangkali bagian dadanya ditepuk dan meminta air putih. “Setelah habis enam biji saksi yang ada di dekat korban mengaku melihat korban menepuk dadanya sambil meminta air minum," kata Yoni.
Kejadian berlangsung cepat. Air putih memang sempat diteguk. Namun korban tetap memperlihatkan gejala seperti tersedak, kehabisan napas. Bahkan bocah kecil itu sempat berguling-guling, seperti kesakitan. Oleh keluarga langsung dilarikan ke Puskesmas Wonodadi untuk pertolongan pertama.
Karena tidak mampu menangani, puskesmas langsung merujuk ke Rumah Sakit Ijtihad, Togokan, Kecamatan Srengat. Dari puskesmas berjarak sekitar 5 kilometer. Belum juga sampai ditangani, sesampai di RS Ijtihad, korban yang informasinya memiliki riwayat epilepsi itu dinyatakan sudah meninggal dunia.
“Hasil keterangan dr Hernanda yang memeriksanya, korban meninggal karena tersedak makanan dan kemungkinan penyakit epilepsi," terang Yoni. Jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk segera dimakamkan di tempat pemakaman umum.
Menurut Yoni, pihak keluarga, yakni terutama orangtua korban menolak dilakukannya autopsi. Mereka ikhlas atas kematian yang menimpa anaknya. “Orangtua korban membuat surat pernyataan menolak dilakukan autopsi. Mereka mengaku ikhlas dengan peristiwa yang terjadi, “pungkas Yoni.
(wib)