Kementan Perkenalkan Teknologi Pembuahan Jeruk Berjenjang Sepanjang Tahun
A
A
A
MALANG - Kementerian Pertanian mengenalkan teknologi Bujangseta atau pembuahan jeruk berjenjang sepanjang tahun. Teknologi Bujangseta dikenalkan langsung oleh Kementerian Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropis (Balitjestro) pada Jumat (19/7/2019) di tiga kebun percobaan di Kota Batu.
Teknologi ini diyakini bisa meningkatkan pendapatan petani karena kebutuhan pasar untuk permintaan jeruk yang terjadi sepanjang tahun bisa dipenuhi. Selain itu dengan meningkatnya produksi jeruk maka ekspor jeruk bisa dilakukan
“Lewat teknologi ini panen jeruk yang biasanya hanya terjadi saat bulan Juli dan Agustus kini bisa terjadi sepanjang tahun,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Kementerian Pertanian Fadjry Djufry.
Teknologi Bujangseta, kata dia, merupakan kombinasi dari manajemen kanopi, manajemen nutrisi dan manajemen pengendalian hama penyakit. “Untuk menghasilkan buah premium dan dapat diatur pembuahannya. Hasilnya berkualitas premium sesuai selera pasar dan berkulit mulus dengan menerapkan pemupukan yang berimbang, pengairan serta pemangkasan,” timpalnya.
Teknologi Bujangseta sendiri berhasil ditemukan oleh sosok Sutopo seorang Peneliti Balitjestro Batu. Dimana dia meyakini bahwa matahari yang menjadi sumber energi utama serta memperbaiki manajemen nutrisi hingga manajemen hama penyakit bisa membuat produksi jeruk meningkat.
Sutopo juga menambahkan penting juga untuk petani menjaga keseimbangan pertumbuhan tanaman. Dengan meningkatnya produksi jeruk lewat teknologi Bujangseta ini maka Kementerian Pertanian pun optimistis Malang Raya bisa melakukan ekspor jeruk.
Kini Kementan tengah memastikan kualitas buah siap ekspor dan menggandeng kelompok tani untuk memenuhi SOP terkait teknologi Bujangseta.
Produksi buah jeruk sendiri pertahunnya mencapai 2,2 dua juta ton namun ketersediaan buah manis ini hanya bisa didapatkan dalam waktu tertentu saja antara bulan Juli dan Agustus.
Setelah diterapkan selama dua tahun Kementerian pertanian menargetkan Teknologi Bujangseta bisa diterapkan di seluruh Indonesia pada tahun depan. Selain itu Kementan juga akan mencoba penerapan teknologi ini tidak hanya pada buah jeruk namun juga untuk komoditas buah lainnya.
“Lewat Teknologi Bujangseta produksi jeruk bisa meningkat drastis. Jika biasanya per pohon menghasilkan 30 hingga 40 buah jeruk dengan teknologi ini produksi jeruk bisa dua kali lipat mencapai 80 hingga 100 buah jeruk per pohonnya. Dengan meningkatnya produksi serta rencana ekspor jeruk maka pendapatkan petani pun akan meningkat. Kini Kementan terus mensosialisasikan Teknologi Bujangseta ke seluruh pusat pertanian jeruk di Indonesia," tandasnya.
Teknologi ini diyakini bisa meningkatkan pendapatan petani karena kebutuhan pasar untuk permintaan jeruk yang terjadi sepanjang tahun bisa dipenuhi. Selain itu dengan meningkatnya produksi jeruk maka ekspor jeruk bisa dilakukan
“Lewat teknologi ini panen jeruk yang biasanya hanya terjadi saat bulan Juli dan Agustus kini bisa terjadi sepanjang tahun,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Kementerian Pertanian Fadjry Djufry.
Teknologi Bujangseta, kata dia, merupakan kombinasi dari manajemen kanopi, manajemen nutrisi dan manajemen pengendalian hama penyakit. “Untuk menghasilkan buah premium dan dapat diatur pembuahannya. Hasilnya berkualitas premium sesuai selera pasar dan berkulit mulus dengan menerapkan pemupukan yang berimbang, pengairan serta pemangkasan,” timpalnya.
Teknologi Bujangseta sendiri berhasil ditemukan oleh sosok Sutopo seorang Peneliti Balitjestro Batu. Dimana dia meyakini bahwa matahari yang menjadi sumber energi utama serta memperbaiki manajemen nutrisi hingga manajemen hama penyakit bisa membuat produksi jeruk meningkat.
Sutopo juga menambahkan penting juga untuk petani menjaga keseimbangan pertumbuhan tanaman. Dengan meningkatnya produksi jeruk lewat teknologi Bujangseta ini maka Kementerian Pertanian pun optimistis Malang Raya bisa melakukan ekspor jeruk.
Kini Kementan tengah memastikan kualitas buah siap ekspor dan menggandeng kelompok tani untuk memenuhi SOP terkait teknologi Bujangseta.
Produksi buah jeruk sendiri pertahunnya mencapai 2,2 dua juta ton namun ketersediaan buah manis ini hanya bisa didapatkan dalam waktu tertentu saja antara bulan Juli dan Agustus.
Setelah diterapkan selama dua tahun Kementerian pertanian menargetkan Teknologi Bujangseta bisa diterapkan di seluruh Indonesia pada tahun depan. Selain itu Kementan juga akan mencoba penerapan teknologi ini tidak hanya pada buah jeruk namun juga untuk komoditas buah lainnya.
“Lewat Teknologi Bujangseta produksi jeruk bisa meningkat drastis. Jika biasanya per pohon menghasilkan 30 hingga 40 buah jeruk dengan teknologi ini produksi jeruk bisa dua kali lipat mencapai 80 hingga 100 buah jeruk per pohonnya. Dengan meningkatnya produksi serta rencana ekspor jeruk maka pendapatkan petani pun akan meningkat. Kini Kementan terus mensosialisasikan Teknologi Bujangseta ke seluruh pusat pertanian jeruk di Indonesia," tandasnya.
(sms)