PLTA Batangtoru Kecam Penembakan Orangutan Hope di Aceh
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Kecaman terhadap aksi penembakan Hope satwa langka dilindungi Orangutan di Aceh terus berdatangan. Salah satunya dari menajemen PLTA Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
"Kami menyesalkan penembakan itu hanya gara-gara Hope mendatangi perkebunan sawit dan permukiman warga," Firman Taufick, Director of Communications and External Affairs PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE), Kamis (11/7/2019).
Firman mengaku bersyukur karena kondisi Hope kini sudah membaik pascamenjalani perawatan. "Upaya-upaya penyembuhan yang dilakukan BKSDA Aceh dan semua pihak menyelamatkan orangutan itu patut diapresiasi," katanya.
Dia menilai, kearifan lokal penting ditumbuhkembangkan untuk menjaga satwa liar dilindungi agar tidak terjadi perburuan apalagi sampai memperjualbelikan satwa liar seperti orangutan.
Khusus di PLTA Batangtoru, pihaknya menerapkan kebijakan zero tolerance kepada semua karyawan yang merusak, membawa, atau mengganggu tumbuh-tumbuhan dan satwa liar termasuk orangutan di lokasi pembangunan PLTA.
PLTA Batang Toru juga telah melakukan aksi nyata mengadakan pelatihan untuk membentuk kader konservasi berbasis kearifan lokal masyarakat yang melibatkan BBKSDA Sumut dan tujuh desa sekitar area PLTA Batang Toru.
"Bahkan edukasi kepada masyarakat sekitar untuk melindungi satwa liar termasuk orangutan juga telah dilakukan melalui diskusi dan penyebaran flyer, ini penting sekali," tambahnya.
Tujuannya agar masyarakat mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk berpartisipasi dalam keberlangsungan hidup Orangutan di Batangtoru.
"Cukup efektif dimana dari generasi ke generasi hidup berdampingan orangutan merupakan prinsip-prinsip yang akan diutamakan PLTA Batang Toru. Penguatan pemahaman dan keterampilan telah kita lakukan sejak Mei 2019," jelasnya.
Menurut Firman, masyarakat salah satu elemen penting dalam perlindungan orangutan karena merekalah hari ke hari berinteraksi dengan Orangutan.
"Kami menyesalkan penembakan itu hanya gara-gara Hope mendatangi perkebunan sawit dan permukiman warga," Firman Taufick, Director of Communications and External Affairs PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE), Kamis (11/7/2019).
Firman mengaku bersyukur karena kondisi Hope kini sudah membaik pascamenjalani perawatan. "Upaya-upaya penyembuhan yang dilakukan BKSDA Aceh dan semua pihak menyelamatkan orangutan itu patut diapresiasi," katanya.
Dia menilai, kearifan lokal penting ditumbuhkembangkan untuk menjaga satwa liar dilindungi agar tidak terjadi perburuan apalagi sampai memperjualbelikan satwa liar seperti orangutan.
Khusus di PLTA Batangtoru, pihaknya menerapkan kebijakan zero tolerance kepada semua karyawan yang merusak, membawa, atau mengganggu tumbuh-tumbuhan dan satwa liar termasuk orangutan di lokasi pembangunan PLTA.
PLTA Batang Toru juga telah melakukan aksi nyata mengadakan pelatihan untuk membentuk kader konservasi berbasis kearifan lokal masyarakat yang melibatkan BBKSDA Sumut dan tujuh desa sekitar area PLTA Batang Toru.
"Bahkan edukasi kepada masyarakat sekitar untuk melindungi satwa liar termasuk orangutan juga telah dilakukan melalui diskusi dan penyebaran flyer, ini penting sekali," tambahnya.
Tujuannya agar masyarakat mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk berpartisipasi dalam keberlangsungan hidup Orangutan di Batangtoru.
"Cukup efektif dimana dari generasi ke generasi hidup berdampingan orangutan merupakan prinsip-prinsip yang akan diutamakan PLTA Batang Toru. Penguatan pemahaman dan keterampilan telah kita lakukan sejak Mei 2019," jelasnya.
Menurut Firman, masyarakat salah satu elemen penting dalam perlindungan orangutan karena merekalah hari ke hari berinteraksi dengan Orangutan.
(rhs)