57 Menabung, Pasutri dari Kabupaten Bandung Barat Akhirnya Berangkat Haji

Selasa, 09 Juli 2019 - 22:22 WIB
57 Menabung, Pasutri dari Kabupaten Bandung Barat Akhirnya Berangkat Haji
57 Menabung, Pasutri dari Kabupaten Bandung Barat Akhirnya Berangkat Haji
A A A
BANDUNG BARAT - Setelah 57 tahun menabung, pasangan suami istri, Irah dan Kosim, warga Kampung Jalupang, RT 02/03, Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), akhirnya berangkat haji. Pasangan suami istri yang berusia 92 tahun ini mulai menabung untuk berhaji pada 1962 ketika masih berusia 35 tahun.

Impian untuk menunaikan Rukun Islam yang kelima itu pun penuh jalan berliku. Selain karena harus mengumpulkan pundi-pundi uang cukup lama, mereka juga terkendala dalam memproses persyaratan administrasi pendaftaran haji. Selain faktor usia, Irah dan Kosim juga hanya lulusan Sekolah Rakyat (SR) setingkat SD sehingga tidak lancar dalam baca dan tulis.

"Kalau yang urus-urus (pendaftaran) anak bapa, karena nulis dan baca bapa tidak lancar," ucapnya dalam bahasa sunda yang kental, saat ditemui di rumahnya, Selasa (9/7/2019).

Dia menceritakan, menabung uang Rp5.000 sampai Rp10.000 atau sedapatnya. Uangnya ditabung di rumah, di dalam celengan sejak 1962. Awal niat menabung memang belum bercita-cita pergi haji, hanya mengumpulkan uang jika sewaktu-waktu perlu untuk keperluan mendadak.

Seiring berjalannya waktu dan tabungan yang semakin terkumpul akhirnya disepakati jika uangnya dipakai untuk ongkos pergi ke Tanah Suci. Didampingi sang isteri, Kosim mengungkapkan bahwa pada akhir tahun 2013, mereka mendaftar haji melalui Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Batujajar.

Proses pendaftaran hingga pembayaran haji diurus oleh anaknya yang paling tua bernama, Kholidin. Sebab, Irah dan Kosim tidak lancar dalam menulis dan membaca "Semuanya diurusin anak yang isi syarat-syaratnya, bapa hanya nyiapin uang," imbuhnya sambil tersenyum.

Pasangan suami istri yang memiliki tiga anak, tiga cucu, dan tiga buyut ini rencananya akan berangkat untuk melaksanakan haji pada 23 Juli 2019. Sambil menunggu waktu keberangkatan dirinya hanya beristirahat yang cukup, mempersiapkan segala sesuatu perbekalan, dan sesekali pergi ke ladang menggarap sawah untuk mengusir rasa jenuh.

Semestinya, lanjut dia, pada tahun lalu sudah bisa pergi untuk berhaji. Namun, Irah menunggu setahun lebih lama supaya dapat berangkat haji bareng dengan suaminya. Dirinya berharap dapat melakukan ibadah haji bersama suaminya dengan lancar, tetap diberi kesehatan, dan dapat kembali pulang ke Tanah Air dengan selamat untuk berkumpul bersama semua keluarga tercintanya.

"Kalau di antara saudara atau keluarga lainnya tidak ada yang berangkat, hanya kami saja. Sedangkan untuk di desa ini kalau nggak salah ada lima orang yang berangkat haji," pungkasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6317 seconds (0.1#10.140)