Bantuan Warga untuk Pengungsi Bentrok di Buton Sultra Terus Berdatangan
A
A
A
BUTON - Ratusan warga pengungsi bentrokan antar Desa Gunung Jaya dan Sampoabalo, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi tenggara (Sultra) masih bertahan di tiga desa di Kecamatan Pasarwajo. Pemerintah setempat telah membuat dapur umum.
Seperti diketahui, dua hari pasca bentrokan antar desa menyebabkan 87 rumah hangus terbakar. Para pengungsi masih bertahan di rumah-rumah warga di sejumlah desa di Kecamatan Pasarwajo.
Sebelumnya warga juga telah membuat dapur umum hasil swadaya masyarakat untuk kebutuhan pengungsi. Selain itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buton juga membuat dapur umum di sejumlah lokasi.
Pemerintah Kabupaten Buton juga telah mendistribusikan bantuan khususnya sembako di sejumlah desa yang terdapat para penggungsi.
"Kita sudah berkoordinasi dengan semua pihak, camat dan kepala desa. Sekarang kita melakukan pendataan untuk meberi suplai bantuan darurat sementara," Bupati Buton La Bakry sebelumnya.
Umumnya para pengungsi didominasi oleh perempuan dan anak kecil serta para orang tua. Sedangkan anak muda khususnya laki-laki masih bertahan di Desa Gunung Jaya untuk menjaga kampung mereka.
Warga masih trauma atas insiden pembakaran rumah mereka. Tidak banyak harta benda yang bisa diselamatkan karena saat kejadian mereka langsung lari ke hutan.
"Kami mengungsi di sini ada 4 rumah tangga, ada empat anak kecil. Rumah dan pondok saya dua dibakar, meraka datang dengan membawa senjata tajam. Karena takut kita lari," ujar La Sieri, warga pengungsi Desa Gunung Jaya.
Saat ini bantuan dari warga juga terus berdatangan di lokasi pengungsian, bantuan yang banyak masuk di posko pengungsian utamanya sembako. Selain itu pakaian, selimut dan uang tunai sesuai kebutuhan para pengungsi.
Tim dari Tagana Buton pun saat ini masih terus melakukan pendataan terhadap para pengungsi. Informasi terakhir di lokasi bentrok belum sepenuhnya kondusif. Aparat kepolisian dan TNI masih terus berjaga-jaga. Dua orang dilaporkan meninggal dunia, sedangkan delapan lainnya mengalami luka.
Seperti diketahui, dua hari pasca bentrokan antar desa menyebabkan 87 rumah hangus terbakar. Para pengungsi masih bertahan di rumah-rumah warga di sejumlah desa di Kecamatan Pasarwajo.
Sebelumnya warga juga telah membuat dapur umum hasil swadaya masyarakat untuk kebutuhan pengungsi. Selain itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buton juga membuat dapur umum di sejumlah lokasi.
Pemerintah Kabupaten Buton juga telah mendistribusikan bantuan khususnya sembako di sejumlah desa yang terdapat para penggungsi.
"Kita sudah berkoordinasi dengan semua pihak, camat dan kepala desa. Sekarang kita melakukan pendataan untuk meberi suplai bantuan darurat sementara," Bupati Buton La Bakry sebelumnya.
Umumnya para pengungsi didominasi oleh perempuan dan anak kecil serta para orang tua. Sedangkan anak muda khususnya laki-laki masih bertahan di Desa Gunung Jaya untuk menjaga kampung mereka.
Warga masih trauma atas insiden pembakaran rumah mereka. Tidak banyak harta benda yang bisa diselamatkan karena saat kejadian mereka langsung lari ke hutan.
"Kami mengungsi di sini ada 4 rumah tangga, ada empat anak kecil. Rumah dan pondok saya dua dibakar, meraka datang dengan membawa senjata tajam. Karena takut kita lari," ujar La Sieri, warga pengungsi Desa Gunung Jaya.
Saat ini bantuan dari warga juga terus berdatangan di lokasi pengungsian, bantuan yang banyak masuk di posko pengungsian utamanya sembako. Selain itu pakaian, selimut dan uang tunai sesuai kebutuhan para pengungsi.
Tim dari Tagana Buton pun saat ini masih terus melakukan pendataan terhadap para pengungsi. Informasi terakhir di lokasi bentrok belum sepenuhnya kondusif. Aparat kepolisian dan TNI masih terus berjaga-jaga. Dua orang dilaporkan meninggal dunia, sedangkan delapan lainnya mengalami luka.
(kri)