Gubernur Sulsel Bakal Lobi Pemerintah Jepang untuk Bantu Pemulihan Sigi
A
A
A
PALU - Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah (NA) berjanji bakal membantu melobi pemerintah Jepang agar memberi bantuan untuk pemulihan Kabupaten Sigi, Sulteng, pascagempa. Nurdin Abdullah bakal menggandeng Ikatan Alumi UI (Iluni) dan Pemkab Sigi membangun Hunian Tetap (Huntap) bagi korban bencana.
“Ini kedatangan pertama saya ke Palu dan Sigi, pascabencana gempa pada September lalu,” kata Gubernur Nurdin Abdullah di Kantor Bupati Sigi yang sementara mempergunakan Kantor Kecamatan Dolo, Sabtu 18 Mei 2019.
Gubernur Nurdin Aabdullah disambut Bupati Sigi Muhammad Irwan Lapata, Wabup Paulina, serta Koordinator Iluni Peduli Endang Mariani. Kantor Bupati Sigi mempergunakan kantor kecamatan karena kantor yang sebenarnya rusak akibat bencana.
Menurut Gubernur Nurdin, saat bencana terjadi pada 28 September 2018, baru 23 hari menjabat. Dia memikul tugas berat karena Makassar dan Sulsel menjadi wilayah penyangga bencana Palu. Berbagai bantuan, logistik, dan peralatan, untuk membantu korban bencana harus melalui Makassar.Termasuk menjadi lokasi evakuasi para korban.
“Tapi Alhamdulillah, kepedulian warga Makassar dan Sulsel begitu besar terhadap bencana Palu. Siang dan malam makanan dan logistik berdatangan dari masyarakat ke Asrama Haji tempat evakuasi para korban,” katanya.
Pada kesempatan itu, Bupati Sigi Muhammad Irwan Lapata mengucapkan terima kasih atas kedatangan Gubernur Sulsel. Bupati sempat meminta agar Gubernur Sulsel membantu melobi pemerintah Jepang agar menurunkan bantuan buat pemulihan infrastruktur di Sigi.
“Kami tahu hubungan Pak Gubernur sangat dekat dengan pemerintah Jepang. Oleh sebab itu, kami berharap Bapak membantu kami melobi pemerintah Jepang agar menurunkan bantuannya ke daerah kami,” pinta Muhammad Irwan Lapata.
Gubernur Nurdin Abdullah menyanggupi permintaan Bupati Sigi tersebut. “Khusus buat Sigi dan Pak Bupati, saya akan bicara dengan pemerintah Jepang. Semoga bisa ada bantuan secepatnya,” katanya.
Selepas dari Sigi, Gubernur menyempatkan diri mendatangi lokasi terdampak bencana gempa, likuifaksi dan tsunami di Palu seperti Kelurahan Petobo, Perumnas Balaroa, juga Masjid Agung Palu yang halamannya masih ditinggali para korban bencana.
“Ini kedatangan pertama saya ke Palu dan Sigi, pascabencana gempa pada September lalu,” kata Gubernur Nurdin Abdullah di Kantor Bupati Sigi yang sementara mempergunakan Kantor Kecamatan Dolo, Sabtu 18 Mei 2019.
Gubernur Nurdin Aabdullah disambut Bupati Sigi Muhammad Irwan Lapata, Wabup Paulina, serta Koordinator Iluni Peduli Endang Mariani. Kantor Bupati Sigi mempergunakan kantor kecamatan karena kantor yang sebenarnya rusak akibat bencana.
Menurut Gubernur Nurdin, saat bencana terjadi pada 28 September 2018, baru 23 hari menjabat. Dia memikul tugas berat karena Makassar dan Sulsel menjadi wilayah penyangga bencana Palu. Berbagai bantuan, logistik, dan peralatan, untuk membantu korban bencana harus melalui Makassar.Termasuk menjadi lokasi evakuasi para korban.
“Tapi Alhamdulillah, kepedulian warga Makassar dan Sulsel begitu besar terhadap bencana Palu. Siang dan malam makanan dan logistik berdatangan dari masyarakat ke Asrama Haji tempat evakuasi para korban,” katanya.
Pada kesempatan itu, Bupati Sigi Muhammad Irwan Lapata mengucapkan terima kasih atas kedatangan Gubernur Sulsel. Bupati sempat meminta agar Gubernur Sulsel membantu melobi pemerintah Jepang agar menurunkan bantuan buat pemulihan infrastruktur di Sigi.
“Kami tahu hubungan Pak Gubernur sangat dekat dengan pemerintah Jepang. Oleh sebab itu, kami berharap Bapak membantu kami melobi pemerintah Jepang agar menurunkan bantuannya ke daerah kami,” pinta Muhammad Irwan Lapata.
Gubernur Nurdin Abdullah menyanggupi permintaan Bupati Sigi tersebut. “Khusus buat Sigi dan Pak Bupati, saya akan bicara dengan pemerintah Jepang. Semoga bisa ada bantuan secepatnya,” katanya.
Selepas dari Sigi, Gubernur menyempatkan diri mendatangi lokasi terdampak bencana gempa, likuifaksi dan tsunami di Palu seperti Kelurahan Petobo, Perumnas Balaroa, juga Masjid Agung Palu yang halamannya masih ditinggali para korban bencana.
(wib)