Sumur Bor Yonif 521, Atasi Kesulitan Air Bersih di Perbatasan RI-PNG
A
A
A
JAYAPURA - Untuk membantu mengatasi kesulitan air bersih di Perbatasan RI-PNG, Satgas Yonif 521/DY membuatkan sumur bor bagi warga Kampung Toray. Selama ini warga hanya mengandalkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari mereka.
“Sarana air bersih disana dapat dikatakan kurang, sehingga dengan kondisi tersebut, saya perintahkan agar anggota di Pos Toray untuk membantu warga, dengan membuatkan mereka sumur bor,” ujar Dansatgas Letkol Inf Andi A Wibowo, dalam pernyataan tertulisnya di Kabupaten Merauke, Papua, Selasa (14/5/2019).
Dengan adanya sumur bor itu, kata dia, diharapkan warga tidak lagi kesulitan mencari air bersih. Andi menegaskan, dengan adanya sumur itu, warga dapat mengurangi resiko penyakit akibat air yang tidak higienis.
“Air bersih ini bukan hanya dalam arti tidak jenuh atau jernih, namun bebas penyakit atau kandungan zat yang berbahaya, sehingga dengan adanya sumur ini juga mengurangi resiko penyakit bagi warga,” tegasnya.
Sisi lainnya, lanjut dia, juga sebagai wujud kepedulian sesama anak bangsa untuk sama-sama saling membantu untuk mengatasi kesulitan yang dialami warga.
Senada dengan komandannya, Danpos Toray Letda Inf Eko Setyo Budi pun menyatakan bahwa inisiatif yang dilakukan Satgas Yonif 521/DY semata-mata karena terdorong oleh rasa empati dan perduli terhadap kesulitan yang dialami warga.
“Ditengah menjalankan tugas pengamanan perbatasan, kami juga membangun komunikasi dengan warga. Ini penting, agar kami dapat mengetahui setiap perkembangan situasi lingkungan termasuk berbagai masalah yang dialami warga. Termasuk diantaranya tentang kesulitan air bersih. Selama ini, warga mengandalkan air sungai,” jelas Eko Setyo.
Menurut Eko Setyo, selain jaraknya yang relatif jauh, kualitas air sungai saat ini belum tentu higienis, sehingga dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan warga yang memanfaatkannya.
Apalagi, kata dia, di wilayah perbatasan ini fasilitas dan tenaga medis masih terbatas. Ini akan menjadi masalah.
"Semoga dengan adanya sumur bor, warga tidak perlu susah-susah mencari air ke sungai dan mereka juga dapat hidup secara sehat, terjauh dari penyakit. Kami juga berterima kasih kepada warga, yang selama ini membantu dan bekerjasama dalam menjaga keamanan di wilayah perbatasan negara, khususnya di Kampung Toray ini. Proses pembuatan sumur bor dan instalasinya memakan waktu dua minggu,” tegas Eko Setyo.
Sementara itu, setelah Satgas menyerahkan sumur bor kepada warga, Okto Kubergai (42) mengucapkan rasa terima kasih kepada warga dan bersyukur telah tersedia sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka, Senin (13/5/2019).
“Dan dengan adanya sumur bor ini, warga Toray tidak kesulitan mendapat air bersih, dan warga dapat hidup sehat dan jauh dari kuman penyakit,” tutur Okto.
“Sarana air bersih disana dapat dikatakan kurang, sehingga dengan kondisi tersebut, saya perintahkan agar anggota di Pos Toray untuk membantu warga, dengan membuatkan mereka sumur bor,” ujar Dansatgas Letkol Inf Andi A Wibowo, dalam pernyataan tertulisnya di Kabupaten Merauke, Papua, Selasa (14/5/2019).
Dengan adanya sumur bor itu, kata dia, diharapkan warga tidak lagi kesulitan mencari air bersih. Andi menegaskan, dengan adanya sumur itu, warga dapat mengurangi resiko penyakit akibat air yang tidak higienis.
“Air bersih ini bukan hanya dalam arti tidak jenuh atau jernih, namun bebas penyakit atau kandungan zat yang berbahaya, sehingga dengan adanya sumur ini juga mengurangi resiko penyakit bagi warga,” tegasnya.
Sisi lainnya, lanjut dia, juga sebagai wujud kepedulian sesama anak bangsa untuk sama-sama saling membantu untuk mengatasi kesulitan yang dialami warga.
Senada dengan komandannya, Danpos Toray Letda Inf Eko Setyo Budi pun menyatakan bahwa inisiatif yang dilakukan Satgas Yonif 521/DY semata-mata karena terdorong oleh rasa empati dan perduli terhadap kesulitan yang dialami warga.
“Ditengah menjalankan tugas pengamanan perbatasan, kami juga membangun komunikasi dengan warga. Ini penting, agar kami dapat mengetahui setiap perkembangan situasi lingkungan termasuk berbagai masalah yang dialami warga. Termasuk diantaranya tentang kesulitan air bersih. Selama ini, warga mengandalkan air sungai,” jelas Eko Setyo.
Menurut Eko Setyo, selain jaraknya yang relatif jauh, kualitas air sungai saat ini belum tentu higienis, sehingga dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan warga yang memanfaatkannya.
Apalagi, kata dia, di wilayah perbatasan ini fasilitas dan tenaga medis masih terbatas. Ini akan menjadi masalah.
"Semoga dengan adanya sumur bor, warga tidak perlu susah-susah mencari air ke sungai dan mereka juga dapat hidup secara sehat, terjauh dari penyakit. Kami juga berterima kasih kepada warga, yang selama ini membantu dan bekerjasama dalam menjaga keamanan di wilayah perbatasan negara, khususnya di Kampung Toray ini. Proses pembuatan sumur bor dan instalasinya memakan waktu dua minggu,” tegas Eko Setyo.
Sementara itu, setelah Satgas menyerahkan sumur bor kepada warga, Okto Kubergai (42) mengucapkan rasa terima kasih kepada warga dan bersyukur telah tersedia sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka, Senin (13/5/2019).
“Dan dengan adanya sumur bor ini, warga Toray tidak kesulitan mendapat air bersih, dan warga dapat hidup sehat dan jauh dari kuman penyakit,” tutur Okto.
(sms)