BI, Bea Cukai Sumbagtim, dan LPEI Bangun Virtual Office Kantor Bersama Ekspor
A
A
A
PALEMBANG - Tim Klinik Ekspor Kantor wilayah Bea Cukai Sumatera Bagian Timur (Sumbagtim) bersinergi dengan perwakilan Bank Indonesia serta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) membangun dan meresmikan Kantor Bersama Ekspor dalam bentuk virtual office yang bertempat di Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang.
Kepala Kanwil Bea Cukai Sumbagtim, M. Agus Rofiudin memaparkan bahwa virtual office Kantor Bersama Ekspor ini dapat dimanfaatkan untuk memudahkan para eksportir meningkatkan kegiatan ekspor di Sumatera Selatan.
“Bea Cukai turut mendukung pemberian fasilitas ekspor dan regulasi serta mekanisme ekspor. Virtual office ini dapat diakses melalui www.kantorbersamaekspor.com dan diharapkan dapat memfasilitasi dan memberikan layanan konsultasi secara virtual untuk UMKM, proses ekspor, serta informasi pembiayaan dan penjaminan kepada instansi terkait,” papar Agus Rofiudin, Senin (6/5/2019).
Pembangunan virtual office ini pun merupakan realisasi dukungan Bea Cukai dan instansi terkait untuk ekspor kopi Sumsel, di mana menurut Gubernur Provinsi Sumsel, Herman Deru, ada 230.000 hektar area perkebunan kopi di Sumsel bukan jumlah yang kecil, “Kualitas kopi Sumatera Selatan itu sangat hebat, bahkan menjadi penghasil kopi terbesar nomor tiga di dunia. Namun, kita terkendala akses pengiriman, maka dari itu kita akan memaksimalkan potensi Pelabuhan Tanjung Api-Api yang baru kita resmikan.”
Selain peresmian kantor visual office, turut pula diresmikan Rumah Kopi Sumsel yang merupakan binaan dari Bank Indonesia dan Pemerintah Sumatera Selatan. Sumatera Selatan merupakan daerah penghasil di kopi terbesar di Indonesia.
Beberapa daerah yang menjadi penghasil kopi terbaik adalah di Sumsel adalah Lahat, Muaraenim, Pagar Alam, Empat Lawang dan Oku Selatan, namun dengan jumlah yang sebesar itu tingkat ekspor kopi Sumatera Selatan masih tergolong rendah.
Hal tersebut dikarenakan masih terbatasnya informasi masyarakat tentang kegiatan ekspor serta sulitnya akses untuk mengekspor dari Sumsel, eksportir kopi biasanya mengekspor melalui pelabuhan di Lampung karena memiliki kapasitas laut yang lebih besar.
Kepala Kanwil Bea Cukai Sumbagtim, M. Agus Rofiudin memaparkan bahwa virtual office Kantor Bersama Ekspor ini dapat dimanfaatkan untuk memudahkan para eksportir meningkatkan kegiatan ekspor di Sumatera Selatan.
“Bea Cukai turut mendukung pemberian fasilitas ekspor dan regulasi serta mekanisme ekspor. Virtual office ini dapat diakses melalui www.kantorbersamaekspor.com dan diharapkan dapat memfasilitasi dan memberikan layanan konsultasi secara virtual untuk UMKM, proses ekspor, serta informasi pembiayaan dan penjaminan kepada instansi terkait,” papar Agus Rofiudin, Senin (6/5/2019).
Pembangunan virtual office ini pun merupakan realisasi dukungan Bea Cukai dan instansi terkait untuk ekspor kopi Sumsel, di mana menurut Gubernur Provinsi Sumsel, Herman Deru, ada 230.000 hektar area perkebunan kopi di Sumsel bukan jumlah yang kecil, “Kualitas kopi Sumatera Selatan itu sangat hebat, bahkan menjadi penghasil kopi terbesar nomor tiga di dunia. Namun, kita terkendala akses pengiriman, maka dari itu kita akan memaksimalkan potensi Pelabuhan Tanjung Api-Api yang baru kita resmikan.”
Selain peresmian kantor visual office, turut pula diresmikan Rumah Kopi Sumsel yang merupakan binaan dari Bank Indonesia dan Pemerintah Sumatera Selatan. Sumatera Selatan merupakan daerah penghasil di kopi terbesar di Indonesia.
Beberapa daerah yang menjadi penghasil kopi terbaik adalah di Sumsel adalah Lahat, Muaraenim, Pagar Alam, Empat Lawang dan Oku Selatan, namun dengan jumlah yang sebesar itu tingkat ekspor kopi Sumatera Selatan masih tergolong rendah.
Hal tersebut dikarenakan masih terbatasnya informasi masyarakat tentang kegiatan ekspor serta sulitnya akses untuk mengekspor dari Sumsel, eksportir kopi biasanya mengekspor melalui pelabuhan di Lampung karena memiliki kapasitas laut yang lebih besar.
(akn)