Global Wakaf ACT Hasilkan Minyak Atsiri 175 kg dalam Setahun
A
A
A
JAKARTA - H. Mustafa, seorang wakif asal Aceh Jaya, telah mewakafkan lahan seluas 110 hektar yang ditanami serai wangi melalui Global Wakaf-Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Gampong Lhok Geulumpang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya. Hingga April 2019, lahan wakaf ini telah menghasilkan total stok minyak atsiri sebanyak 175 kilogram.
Tidak hanya lahan produktif saja, di akhir tahun 2018 ACT juga menyerahkan bantuan operasional pendidikan berupa 100 unit kasur, 1 unit genset dan dana operasional sebesar 25 juta rupiah kepada pengurus Dayah (Pesantren) Al Anshar di lokasi lahan wakaf tersebut.
Dalam prosesnya, lahan wakaf ini ditanami bibit-bibit serai wangi terbaik dengan waktu panen tiap tiga bulan sekali dan dapat menghasilkan panen sebanyak 4,8-5 ton daun kering per 1 hektar.
Hasil dari serai wangi ini kemudian didistribusikan ke agen-agen maupun langsung ke Kota Blangkejeren Provinsi Aceh dengan kisaran harga 250 sampai 300 ribu/kg. Di sisi lain, keuntungan lahan wakaf disalurkan kepada maukuf alaihi (penerima manfaat) yaitu pesantren dan warga sekitar yang ada di Aceh Jaya dan program-program kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) lainnya.
Pungki M. Kusuma, Operation Manager Global Wakaf mengungkapkan, saat ini, penerima manfaat lahan wakaf kami terus bertambah. "Kegiatan kami selain memanen hasil produksi juga mulai menyiapkan satu pabrik penyulingan untuk hasil produksi dan nantinya insya Allah akan dikembangkan lagi," katanya.
Hal ini karena target market kedepannya adalah untuk ekspor khususnya sebagai bahan parfum. Secara bisnis, Indonesia adalah 5 negara terbesar sebagai pengekspor minyak atsiri.
"Tahun ini pun kami berencana mengoptimalkan hasil produksi di lahan 110 hektar tersebut dengan konsisten panen setiap tiga bulan sekali. Dengan begitu lahan wakaf ini akan terus produktif," katanya.
Sebagai gambaran, program wakaf dari global wakaf memiliki tujuan untuk membantu masyarakat umum dalam pemenuhan kebutuhan dasar sekaligus dapat memberdayakan masyarakat sehingga lebih produktif secara ekonomi jangka panjang. Global wakaf pun mengemas potensi wakaf dengan perspektif totalitas penanggulangan krisis kemanusiaan.
"Wakaf produktif di Aceh ini menjadi salah satu wujud dari kebangkitan perekonomian masyarakat. Harapannya, semakin banyak pula orang yang terketuk hatinya untuk berwakaf. Selain itu, wakaf adalah salah satu sarana orang beriman untuk menuju surga. Hal ini karena manfaat yang dirasakan untuk masyarakat sangat besar. Jadi, jangan ragu dan jangan ditunda karena Allah pasti ganti yang terbaik di dunia dan di akhirat kelak," tutup Pungki.
Tidak hanya lahan produktif saja, di akhir tahun 2018 ACT juga menyerahkan bantuan operasional pendidikan berupa 100 unit kasur, 1 unit genset dan dana operasional sebesar 25 juta rupiah kepada pengurus Dayah (Pesantren) Al Anshar di lokasi lahan wakaf tersebut.
Dalam prosesnya, lahan wakaf ini ditanami bibit-bibit serai wangi terbaik dengan waktu panen tiap tiga bulan sekali dan dapat menghasilkan panen sebanyak 4,8-5 ton daun kering per 1 hektar.
Hasil dari serai wangi ini kemudian didistribusikan ke agen-agen maupun langsung ke Kota Blangkejeren Provinsi Aceh dengan kisaran harga 250 sampai 300 ribu/kg. Di sisi lain, keuntungan lahan wakaf disalurkan kepada maukuf alaihi (penerima manfaat) yaitu pesantren dan warga sekitar yang ada di Aceh Jaya dan program-program kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) lainnya.
Pungki M. Kusuma, Operation Manager Global Wakaf mengungkapkan, saat ini, penerima manfaat lahan wakaf kami terus bertambah. "Kegiatan kami selain memanen hasil produksi juga mulai menyiapkan satu pabrik penyulingan untuk hasil produksi dan nantinya insya Allah akan dikembangkan lagi," katanya.
Hal ini karena target market kedepannya adalah untuk ekspor khususnya sebagai bahan parfum. Secara bisnis, Indonesia adalah 5 negara terbesar sebagai pengekspor minyak atsiri.
"Tahun ini pun kami berencana mengoptimalkan hasil produksi di lahan 110 hektar tersebut dengan konsisten panen setiap tiga bulan sekali. Dengan begitu lahan wakaf ini akan terus produktif," katanya.
Sebagai gambaran, program wakaf dari global wakaf memiliki tujuan untuk membantu masyarakat umum dalam pemenuhan kebutuhan dasar sekaligus dapat memberdayakan masyarakat sehingga lebih produktif secara ekonomi jangka panjang. Global wakaf pun mengemas potensi wakaf dengan perspektif totalitas penanggulangan krisis kemanusiaan.
"Wakaf produktif di Aceh ini menjadi salah satu wujud dari kebangkitan perekonomian masyarakat. Harapannya, semakin banyak pula orang yang terketuk hatinya untuk berwakaf. Selain itu, wakaf adalah salah satu sarana orang beriman untuk menuju surga. Hal ini karena manfaat yang dirasakan untuk masyarakat sangat besar. Jadi, jangan ragu dan jangan ditunda karena Allah pasti ganti yang terbaik di dunia dan di akhirat kelak," tutup Pungki.
(nag)