Idap Gangguan Jiwa, Gadis 21 Tahun Makan Jari Tangan Sendiri

Sabtu, 20 April 2019 - 18:49 WIB
Idap Gangguan Jiwa, Gadis 21 Tahun Makan Jari Tangan Sendiri
Idap Gangguan Jiwa, Gadis 21 Tahun Makan Jari Tangan Sendiri
A A A
KEDIRI - Seorang remaja putri penderita gangguan jiwa di Kabupaten Kediri, Jawa Timur memakan jari tangannya sendiri hingga putus. Gadis malang ini sempat dipasung karena kerap mengamuk dan mengganggu warga sekitar.

Gadis bernama Wiji Fitriani (21) tinggal bersama sang nenek, Jirah di Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Sementara keberadaan orang tuanya tidak diketahui. Perbuatan memakan bagian tangan ini dilakukan Wiji karena di luar kesedarannya.

Saat kecil Wiji dalam keadaan normal, tetapi kisah pilunya dialami setelah kedua orang tuanya bercerai dan meninggalkan mereka. Kondisi kejiwaannya berubah drastis.

Salah seorang tetangga, Siti mengatakan, sejak usia 19 tahun Wiji kerap mengamuk dan membahayakan warga sekitar. Hingga akhirnya keluarga sempat mengurungnya di kamar berpintu besi."Setahun terakhir, Wiji memiliki kebiasaan yang aneh, memakan jemari tangannya sendiri. Meski mengaku sakit dan berteriak kerap kali tangannya mengeluarkan darah namun diam engaku hal tersebut dilatar belakangi oleh bisikan-bisikan gaib," kata Siti kepada MNC Media pada Sabtu (20/4/2019).

Sementara itu, Plt Puskesmas Ngadi, Rindang Farihah Idana mengatakan, Wiji menderita gangguan jiwa skizofrenia, bisikan yang disebut Wiji kerap melatarbelakangi aktivitasnya memakan jari tangannya sendiri hingga masyarakat menyebutnya kanibal. Menurut dia, skizofrenia bisa dicegah dengan pengobatan rutin, baik dengan obat maupun pelatihan di posyandu jiwa.

"Sayangnya hal ini kerap terjadi penolakan dari pihak keluarga, termasuk saat Wiji hendak dirujuk ke RSJ Lawang, Kabupaten Malang serta RSDU Pare untuk menjalani operasi," ujarnya.

Rindang menuturkan, pemerintah desa bersama puskesmas setempat sebenarnya sudah berupaya mengobatkan Wiji. Bahkan, Wiji pernah rujukan ke RSJ Lawang dilakukan hingga tiga kali. Tapi, karena keinginan pasien serta sang nenek, Wiji kembali dibawa pulang dan hanya dirawat seadanya di rumah.

Saat ini kedua tangan Wiji yang telah membusuk diperban oleh dokter di RS Dr Iskak Tulungagung untuk mencegah Wiji melalukan gigitan. Sama seperti sebelumnya, keluarga enggan menjalani perawatan intensif dan memilih pulang setelah menjalani pemeriksaan ringan.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6553 seconds (0.1#10.140)