Sekjen Protestant Church in The Netherlands Kunjungi FKUB Sulteng

Selasa, 16 April 2019 - 12:55 WIB
Sekjen Protestant Church in The Netherlands Kunjungi FKUB Sulteng
Sekjen Protestant Church in The Netherlands Kunjungi FKUB Sulteng
A A A
PALU - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah Zainal Abidin menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Protestant Church in The Netherlands, Pendeta R de Reuver yang didampingi oleh Majelis Sinode Gereja Protestan Indonesia Donggala, Sabtu (13/4/2019). Kunjungan dimaksudkan untuk membangun dialog dan kesepahaman dalam mengembangkan kehidupan beragama di Indonesia.

Dalam rilis FKUB Sulawesi Tengah, Selasa (16/4/2019), disebutkan kehidupan umat beragama di Indonesia di kenal sangat rukun dan harmonis, meski terdapat enam agama. "Indonesia meski bukan negara agama, tetapi masyarakatnya beragama dalam naungan Negara Pancasila yang sangat mengayomi dan memperhatikan umat beragama karena dijamin oleh UUD 1945," kata Zainal Abidin.

Zainal Abidin yang juga Ketua Umum MUI Kota Palu menambahkan, manusia ini hanyalah murid di hadapan Tuhan dan murid tidak boleh saling mengisi raport. "Kita umat beragama hanyalah hambanya dan sesama hamba tidak boleh saling menyalahkan, karena hanya Tuhan pemilik kebenaran sejati," tuturnya.

Zainal menilai pemahaman beragama umat Islam di Indonesia jauh lebih baik bila dibanding dengan pemahaman beragama umat Islam di negara lain. "Umat beragama di Indonesia lebih toleran karenanya tidak ditemukan konflik di Indonesia berberlatar belakang agama, tetapi lebih hanyak menjadikan isu agama sebagai alat propaganda atau agama dibawa-bawa agar lebih menarik," katanya.

Mantan Rektor IAIN Palu itu prihatin dengan adanya sekelompok orang yang membawa-bawa agama untuk kepentingan politik.

Pendeta R de Reuver Sekretaris Jenderal Protestant Church in The Netherlands merasa sangat kagum dan salut dengan kehidupan beragama di Indonesia. Kondisi ini sangat berbeda dengan apa yang dia ketahui sebelum datang ke Indonesia.

"Selama ini masyarakat di Belanda menganggap bahwa muslim di Indonesia tidak jauh berbeda dengan muslim di dunia lainnya, di mana mereka sangat tertutup dan jarang mau bergaul secara luas dengan warga nonmuslim," kata Reuver.

Saat terjadi kasus Ahok misalnya, Reuver menceritakan anggapan orang di Belanda bahwa umat minoritas di Indonesia ditindas oleh umat mayoritas (Islam) tapi ternyata anggapan mereka salah. "kasus Ahok tidak ada sangkut-pautnya dengan kehidupan beragama di Indonesia dan bahkan tidak mencederai kerukunan umat beragama yang sudah terbangun selama ini," katanya.

Reuver menyadari bahwa analisa mereka di Belanda tentang konteks beragama di Indonesia sangat minim. Justru dalam keberagamaan Indonesia mampu hidup bersama. "Umat beragama di Indonesia sering berdiskusi bersama dan berdoa bersama untuk keselamatan umat dan bangsa ini," kata Pendeta Reuver yang berjanji akan menjelaskan hal ini kepada pemerintah Belanda dan warga nonmuslim di sana.

Pendeta Reuve dan Miss Corrie juga menanyakan tentang pandangan agama dalam menyikapi bencana di Indonesia. Menanggapi hal ini Muhtadin Dg. Mustafa, Sekretaris FKUB Sulawesi Tengah menjelaskan bahwa dalam pandangan agama Islam, bencana-bencana itu terjadi tidak selamanya disebabkan oleh kemarahan Tuhan, tetapi lebih pada ulah manusia yang secara terus-menerus mengekploitasi alam hingga di luar batas kewajaran.

"Manusia harus menyadari bahwa ia ditugaskan ke bumi dengan mengemban misi untuk menjaga dan memakmurkan bumi ini dan bukan sebaliknya," kata Muhtadin.

Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Sinode Gereja Protestan Pendeta R de Reuver, Miss Corrie Van Der Vea, Pendeta Dr AZ Ronderoum, Uhut Hutapea, Pendeta Erasmue, Pendeta Wilsum Lumpie. Pengurus FKUB Sulteng Prof Zainal Abidin, Muhtadin Dg. Mustafa, Ketut Suasana, dan Agustinus Motoh. Sedangkan Pengurus MUI Kota Palu Munif Godal, Ulumuddin, dan Ustaz Yunus.

Pendeta Reuver dari Sinode Gereja Protestan Belanada berharap Pengurus FKUB Provinsi Sulawesi Tengah dapat berkunjung ke Belanda agar bisa menjelaskan kehdiupan umat beragama yang sebenarnya kepada pemerintah Belanda dan masyarakat serta organisasi keagamaan di Belanda.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7333 seconds (0.1#10.140)