Simulasi Persiapan Pemilu, Ratusan Massa Geruduk Kantor KPU Karimun
A
A
A
KARIMUN - Ratusan massa simpatisan salah satu partai politik mengeruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Karimun, Kepuauan Riau , Kamis (11/4/2019) pagi.
Kedatangan mereka untuk menuntut KPU Karimun melakukan perhitungan suara ulang karena diduga adanya kecurangan dalam perhitungan suara disalah satu TPS di Karimun. (Baca Juga: KPU Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pileg dan Pilpres 2019)
Unjuk rasa itu bermula ketika enam saksi salah satu parpol meminta Ketua KPU Karimun untuk melakukan perhitungan suara ulang. Petugas pengamanan dari pihak kepolisian meminta kelompok masa tersebut untuk menyampaikan protes sesuai aturan yang berlaku.
Massa yang datang terus memaksa untuk bertemu ketua KPU Karimun. Bahkan, mereka mengancam keamanan kantor KPU Karimun sampai pihak kepolisian harus menurunkan tim negosiasi untuk meredam kondisi itu.
Keadaan semakin tidak terkontrol ketika ratusan massa lainnya mendatangi Kantor KPU. Mereka memaksa untuk masuk dan meminta laporannya dapat cepat ditanggapi.
Melihat kondisi mulai memanas, pasukan dalmas awal disiagakan untuk mengamankan aksi para demonstran. Situasi yang memasuki tahap merah memaksa pasukan dalmas lanjutan diterjunkan ke lokasi aksi.
Disebabkan keadaan semakin memanas, Polisi terpaksa menurunkan personel Hura Hara untuk membubarkan kelompok massa, bahkan petugas keamanan sampai menurunkan mobil water canon untuk memukul mundur massa.
Masa akhirnya membubarkan diri setelah pasukan huru hara kompi brimob bersenjata lengkap mengamankan jalan nya aksi. Petugas sempat menyemburkan air dari water canon dan menembakan gas air mata untuk mendesak mundur para demonstran yang semakin anarkis.
Kegiatan itu merupakan skenario dalam Simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi Situasi Kontijensi tahun 2019 di Polres Karimun.
Kapolres Karimun AKBP Hengky Pramudya mengatakan, kegiatan tersebut guna melatih kesiapan para personil dalam menghadapi konflik yang bisa terjadi saat pelaksanaan pemilu 2019 nanti.
"Baik itu Kontijensi sosial, Bencana alam dan terotisme. Tentu agar para anggota dapat mengambil tindakan jika permasalahan dalam pemilu 2019 terjadi," ujar Hengky usai pelaksanaan Simulasi di Costal Area Karimun, Kamis (11/4) pagi.
"Kita bersama TNI juga akan melaksanakan pengamanan objek-objek vital. Tentu dibantu dengan 172 personel dari Polda Kepri khusus untuk membantu pengamanan di Kabupaten Karimun," tambahnya.
Hengky mengatakan, TNI-Polri telah melakukan pemetaan terhadap potensi kerawanan konflik. Dimana dalam pemetaan didapatkan sebanyak 76 TPS dinilai sangat rawan, 126 kategori rawan dan 177 kategori kurang rawan.
Kedatangan mereka untuk menuntut KPU Karimun melakukan perhitungan suara ulang karena diduga adanya kecurangan dalam perhitungan suara disalah satu TPS di Karimun. (Baca Juga: KPU Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pileg dan Pilpres 2019)
Unjuk rasa itu bermula ketika enam saksi salah satu parpol meminta Ketua KPU Karimun untuk melakukan perhitungan suara ulang. Petugas pengamanan dari pihak kepolisian meminta kelompok masa tersebut untuk menyampaikan protes sesuai aturan yang berlaku.
Massa yang datang terus memaksa untuk bertemu ketua KPU Karimun. Bahkan, mereka mengancam keamanan kantor KPU Karimun sampai pihak kepolisian harus menurunkan tim negosiasi untuk meredam kondisi itu.
Keadaan semakin tidak terkontrol ketika ratusan massa lainnya mendatangi Kantor KPU. Mereka memaksa untuk masuk dan meminta laporannya dapat cepat ditanggapi.
Melihat kondisi mulai memanas, pasukan dalmas awal disiagakan untuk mengamankan aksi para demonstran. Situasi yang memasuki tahap merah memaksa pasukan dalmas lanjutan diterjunkan ke lokasi aksi.
Disebabkan keadaan semakin memanas, Polisi terpaksa menurunkan personel Hura Hara untuk membubarkan kelompok massa, bahkan petugas keamanan sampai menurunkan mobil water canon untuk memukul mundur massa.
Masa akhirnya membubarkan diri setelah pasukan huru hara kompi brimob bersenjata lengkap mengamankan jalan nya aksi. Petugas sempat menyemburkan air dari water canon dan menembakan gas air mata untuk mendesak mundur para demonstran yang semakin anarkis.
Kegiatan itu merupakan skenario dalam Simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi Situasi Kontijensi tahun 2019 di Polres Karimun.
Kapolres Karimun AKBP Hengky Pramudya mengatakan, kegiatan tersebut guna melatih kesiapan para personil dalam menghadapi konflik yang bisa terjadi saat pelaksanaan pemilu 2019 nanti.
"Baik itu Kontijensi sosial, Bencana alam dan terotisme. Tentu agar para anggota dapat mengambil tindakan jika permasalahan dalam pemilu 2019 terjadi," ujar Hengky usai pelaksanaan Simulasi di Costal Area Karimun, Kamis (11/4) pagi.
"Kita bersama TNI juga akan melaksanakan pengamanan objek-objek vital. Tentu dibantu dengan 172 personel dari Polda Kepri khusus untuk membantu pengamanan di Kabupaten Karimun," tambahnya.
Hengky mengatakan, TNI-Polri telah melakukan pemetaan terhadap potensi kerawanan konflik. Dimana dalam pemetaan didapatkan sebanyak 76 TPS dinilai sangat rawan, 126 kategori rawan dan 177 kategori kurang rawan.
(rhs)