Jusuf Kalla Puji Kepemimpinan Capres 01 Joko Widodo

Senin, 01 April 2019 - 06:19 WIB
Jusuf Kalla Puji Kepemimpinan Capres 01 Joko Widodo
Jusuf Kalla Puji Kepemimpinan Capres 01 Joko Widodo
A A A
MAKASSAR - Tokoh Masyarakat Sulawesi Selatan Jusuf Kalla (JK) memuji kepemimpinan calon presiden (capres) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi). Dalam pandangan JK, sosok Jokowi merupakan tipe pemimpin yang jujur, merakyat, dan demokratis. Hal itu disampaikan JK saat mendampingi Jokowi berkampanye di Lapangan Karebosi, Makassar, kemarin.

Pria yang juga menjabat sebagai wakil presiden tersebut mengajak puluhan ribu pendukung pasangan calon nomor urut 01 untuk memilih Jokowi sebagai presiden 2019–2024. JK mengatakan, masyarakat Sulawesi Selatan harus memilih pemimpin yang demokratis dan mampu membuat pemerintahan stabil. “Kalau masyarakat Sulawesi Selatan ingin maju, pemerintah harus baik, pemimpin harus jujur, harus merakyat, harus demokratis, dan semua itu ada di Pak Jokowi,” kata JK.

Tak hanya Sulawesi Selatan, JK menambahkan, jika Indonesia timur ingin maju, pilihan pemimpin tepat ada di Jokowi. “Kalau Sulawesi ingin maju, Indonesia timur ingin maju, Indonesia ingin maju, semuanya harus pilih pemimpin yang baik dan semuanya tahu harus pilih siapa?" kata JK.

Sembari menceritakan jalannya Debat IV Pilpres 2019 antara Jokowi dan capres Prabowo Subianto, Sabtu (30/3) malam, JK menjelaskan bahwa diperlukan pemimpin yang tenang, demokratis, mengerti rakyatnya, dan punya pikiran terbuka untuk membangun Indonesia.

"Kalau tadi malam, Anda lihat di TV, ada yang tenang, ada yang marah-marah. Pasti bukan Pak Jokowi. Pak Jokowi orangnya demokratis dan menerima pandangan semua pihak. Itulah syarat untuk negara maju. Jika negara kita stabil, lalu bangsa, Makassar ingin maju, Sulsel ingin maju, Indonesia timur ingin maju, dan seluruh Indonesia ingin maju, maka dibutuhkan pemimpin yang mengerti rakyatnya dan selalu bersama-sama rakyat. Itulah Pak Jokowi," ujar JK yang langsung disambut teriakan, Jokowi berulang kali.

Sementara itu capres nomor urut 01 Jokowi optimistis akan menang dengan suara signifikan di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Keyakinan itu didasari tingginya antusiasme masyarakat Sulsel yang datang pada kampanye akbar di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa kemarin.

"Ya kita di tahun 2014 di Sulsel kita mendapatkan angka 71,4 (persen). Saya ingat betul. Ya tahun ini minimal sama. Minimal sama. Itu saja sudah," kata Jokowi kepada wartawan setelah berkampanye di Lapangan Kalegowa Pallangga, Kabupaten Gowa. Dalam kampanyenya di Sulsel, Jokowi juga didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla yang merupakan Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Gubernur Sulsel Nurdin Abdulllah, dan Ketua TKN Erick Thohir.

"Kita lihat tadi, dengan Pak Nurdin Abdullah (di Karebosi), kemudian dengan Pak Ikhsan di Gowa, tadi antusiasme masyarakat cukup besar. Jadi kalau saya lihat angka tadi mestinya insyaallah ya ketemu," katanya. Lebih jauh Jokowi menyampaikan bahwa kampanye di Makassar merupakan prioritas yang harus dikunjunginya.

“Karena saya dan Pak JK sudah 4,5 tahun diberi amanah oleh masyarakat di seluruh Tanah Air Indonesia,” kata Jokowi. “Saya terus berjalan beriringan dengan Pak JK. Setiap saya ambil keputusan sulit, saya pastikan saya diskusikan dengan Pak JK agar keputusan itu baik untuk masyarakat,” tutur capres petahana tersebut.

Tidak hanya dalam mengambil keputusan, Jokowi selalu melibatkan JK dalam mengawasi dan memantau proyek besar. “Kalau ada pertemuan internasional, saya dan Pak JK selalu bagi tugas. Misalnya ke markas PBB di AS, Pak JK yang hadir, selalu hadir di pertemuan yang ada di PBB,” ujar Jokowi. Begitu pula saat pertemuan G20 dan APEC. “Inilah pembagian tugas agar setiap hal yang penting diputuskan dengan hati-hati karena negara ini negara besar,” ucap Jokowi.

Prabowo-Sandi Akan Buat Lompatan Ekonomi Indonesia

Setelah sepekan kampanye terbuka, Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dalam satu panggung yang sama di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim). Di hadapan ribuan masyarakat Jatim, Prabowo-Sandi menjanjikan lompatan ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan mereka.

Di atas Panggung, Sandiaga melompat ketika bernyanyi dengan Rhoma Irama. Menurut Sandi, lompatannya itu memberikan inspirasi pada lompatan ekonomi. “Saya tadi ingin memberikan inspirasi kepada para masyarakat Jawa Timur, baik yang hadir maupun yang menyimak di media massa, bahwa ekonomi akan melompat sangat tinggi bersama Prabowo-Sandi,” kata Sandi.

Sandi menjelaskan, untuk mencapai itu salah satunya dengan melakukan strategi dorongan besar industri pengolahan di Jatim. Kemudian memberikan insentif atau kemudahan dari segi kebijakan bagi para pengusaha yang melakukan pelatihan dan peningkatan keterampilan untuk para pekerjanya. “Kita akan berikan insentif, juga kepada industri yang kerja sama dengan pemerintah yang menyiapkan Rumah Siap Kerja dan OK OCE (one kabupaten/kota one center for entrepreneurship) untuk menyediakan lapangan kerja bagi anak muda,” terang Sandi.

Sementara itu capres Prabowo Subianto mengkritisi program kartu-kartu yang diusung oleh capres 01 Joko Widodo (Jokowi). Menururnya, kemiskinan di Indonesia saat ini disebabkan maraknya praktik korupsi yang dilakukan oleh para elite bangsa yang tidak cinta terhadap rakyatnya.

“Bangsa kita dikuasai oleh elite yang tidak cinta bangsa sendiri. Mereka selalu mengatakan bahwa rakyat itu bodoh dan bisa dibohongi, kepala desa bisa ditakut-takuti, Kiai Kiai bisa diancam-ancam. Saudara-saudara sekalian, itulah yang membuat bangsa kita saat ini. Kita harus berubah, bangsa ini menjadi lebih baik,” kata Prabowo dalam orasi kampanyenya.

Karena itu, Prabowo mengaku heran dengan janji janji program dari Capres Jokowi yang akan membagikan beberapa kartu kepada rakyat untuk bisa ditukarkan dengan uang. Padahal, kondisi ekonomi Indonesia saat ini tidak mendukung program tersebut untuk dapat direalisasikan, sebab cadangan keuangan negara tidak mencukupi. “Jadi mau pakai sistem inilah, kartu inilah, kartu itulah, kalau duitnya nggak ada ngapain banyak kartu kartu itu. Bohong itu semua,” ujar mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7502 seconds (0.1#10.140)