Kisah Penyandang Tunadaksa yang Lolos CPNS Pemprov Jateng

Jum'at, 29 Maret 2019 - 16:31 WIB
Kisah Penyandang Tunadaksa yang Lolos CPNS Pemprov Jateng
Kisah Penyandang Tunadaksa yang Lolos CPNS Pemprov Jateng
A A A
SEMARANG - Untuk berjalan, lelaki kelahiran Sukabumi 16 Mei 1993 ini harus menumpangkan tubuhnya ke atas skateboard dan mengayunkan dengan kedua tangannya agar bisa berpindah tempat.

Seperti ketika hendak ke atas panggung untuk menerima SK CPNS dari Gubernur Jateng , Ganjar Pranowo, di halaman Kantor Gubernur, Jumat (29/3/2019). Mohamad Hikmat, yang sebelumnya duduk di kursi bersama 1.841 penerima SK, menurunkan badannya ke skateboard. (Baca Juga: Ratusan Penyandang Disabilitas Unjuk Kebolehan di Gunungkidul)

Kaos tangan pun segera dikenakan. Sambil mengayunkan tangan, anak keempat dari pasangan Rahmat Ali (64) dan Umaisi (61) itu dengan lancar naik ke atas panggung. Ucapan selamat dari Ganjar Pranowo pun dia terima dengan penuh suka cita sambil menahan air mata agar tak membasahi pipinya.

Mohamad Hikmat, warga Kampung Cicau RT 3/5 Desa Selaawi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi penyandang tunadaksa itu lolos menjadi CPNS dan akan menjadi pengajar di SLB Negeri Batang, Jawa Tengah.

Baginya, perjalanan menjadi CPNS tidaklah mudah. Meski di awal sejak pendaftaran, sudah mengaku pesimistis.

"Saya tidak banyak berharap. Untuk berjalan saja, saya harus dibantu skateboard. Saya hanya pengen tahu saja, bagaimana perjalanan menjadi CPNS itu. Biar mendapat pengalaman. Usai ikut tes di Stadion Pandanaran Wujil Ungaran, saya sempat ketinggalan kereta di Stasiun Tawang. Akhirnya, saya tidur di stasiun dan ikut kereta berikutnya," tuturnya.

Alhasil, ketika menerima pengumuman dan dinyatakan lolos, Hikmat, sapaan akrabnya, mengakui jika pemerintah memang sangat perhatian kepada dirinya dan 12 penyandang disabilitas yang diterima menjadi CPNS.

Untuk melengkapi pemberkasan yang disyaratkan, dia harus kembali ke Semarang pada Senin 25 Maret. Dirinya harus meninggalkan pekerjaannya sehari-hari sebagai pengemudi taksi online dengan mobil yang sudah dimodifikasi.

"Bapak saya, tukang tensi keliling dari kampung ke kampung. Ibu hanya di rumah. Saya tinggal di Jakarta bersama kakak," ujar alumnus Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Islam Nusantara Bandung 2017 itu.

Baginya, pengalaman menjadi tenaga pengajar di SLB Ajiterep Cimahi, SLB Adzkia, SLB Budi Nurani, SLB Bakti Pertiwi dan tenaga lepas di kantor BPJS membuat pengalamannya bertambah.

Diakuinya, pada 2012, untuk mencari pekerjaan dirasakan sangat susah. Menempuh pendidikan tinggi dia lakukan agar mendapat kompetensi yang mumpuni. Semakin ke sini, pemerintah pun mengeluarkan peraturan jika setiap instansi wajib membuka peluang satu persen dari jumlah yang dibutuhkan untuk disabilitas .

Aksesibilitas kaum difabel pun dibangun. Alhasil, kesempatan pun makin terbuka lebar. Hikmat mengakui, kompetensi teman-temannya sesuai bidangnya masing-masing juga harus dikuasai. Karena, instansi pemerintah dan swasta sudah terbuka.

"Tentu saya berharap, nanti bisa bekerja, menjaga integritas, nama baik, tidak korupsi, jujur, agar mendapat keberkahan. Selain itu, bisa memotivasi orang lain, untuk tergerak lebih maju," katanya.

Gubernur Ganjar Pranowo menjelaskan, pihaknya sudah berkali ulang meminta seluruh gedung perkantoran dan pelayanan publik harus ramah difabel, termasuk pedestrian.

Kalangan difabel pun juga dilibatkan dalam proses pembangunan. Misalnya dalam Musrenbangwil Jateng di beberapa wilayah akhir-akhir ini. "Bantuan pelatihan maupun sarana dan prasarana juga kami berikan," tandasnya.

Saat memberikan SK kepada Hikmat, Ganjar juga berpesan untuk memiliki semangat dan pantang mundur, menjaga integritas dan tetep mboten korupsi dan mboten ngapusi.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9052 seconds (0.1#10.140)