Kebutuhan Tenaga Kerja Pertambangan di Jabar Tergolong Tinggi

Selasa, 26 Maret 2019 - 16:39 WIB
Kebutuhan Tenaga Kerja...
Kebutuhan Tenaga Kerja Pertambangan di Jabar Tergolong Tinggi
A A A
PANGANDARAN - Kebutuhan tenaga kerja pertambangan di Indonesia khususnya Jawa Barat (Jabar) tergolong tinggi. Menyikapi hal tersebut, Politeknik Energi dan Pertambangan, Lembaga Pendidikan Kejuruan di Bidang Pertambangan bakal membuka Perguruan Tinggi tahun ini.

Ketua Tim Pembentukan Politeknik Energi dan Pertambangan Wahid Sugiman mengatakan, Perguruan Tinggi tersebut bakal didirikan di Bandung dibawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Tahun ini rencananya sudah mulai menerima mahasiswa baru dan lulusannya bakal disalurkan langsung menjadi tenaga kerja," kata Wahid saat sosialisasi kepada para pengawas dan teknisi pertambangan di Pangandaran, Selasa (26/3/2019).

Wahid menambahkan, kondisi di lapangan di bidang tenaga kerja pertambangan hanya sedikit yang sudah memiliki sertifikat keahlian. "Mentri ESDM sudah mengintruksikan agar perkuliahan segera beroperasi karena ijinnya sudah keluar sejak Oktober 2018," tambahnya.

Untuk dosen di Perguruan Tinggi akan di isi oleh pengajar dibawah Kementerian ESDM yang memiliki sertifikasi keahlian. "Kami komitmen untuk menyalurkan lulusan kami, termasuk penyerapan oleh Kementerian ESDM sehingga kami punya keyakinan zero unemployement," papar Wahid.

Program yang akan didirikan ada 3 diantaranya program unggulan Prodi Teknologi Geoogi, Teknologi Pertambangan dan Teknologi Metalurgi. "Angkatan pertama akan membuka 30 slot untuk masing-masing Prodi," terangnya.

Untuk biaya kuliah, akan dimudahkan akses bagi semua lapisan masyarakat, juga selain jalur reguler dengan biaya terjangkau ada program beasiswa yang dikerjasamakan dengan industri serta pemerintah daerah. "Bagi dunia industri yang akan menyekolahkan karyawannya, atau menggunakan dana CSR untuk masyarakat di sekitar tambang," akan kami permudah," jelasnya.

Bagi masyarakat yang ingin mendaftar ke Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung, bisa melakukan pendaftaran melalui situs web yang akan dibuka April mendatang.

Sementara Widyswara atau Pengajar Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Geologi, Mineral dan Batubara (PPSDM Minerba) Kementerian ESDM Imelda Hutabarat mengatakan, pekerja industri pertambangan di Jawa Barat belum banyak memiliki ahli tersertifikasi. "Kondisi ini mengakibatkan tingginya risiko kecelakaan kerja, berasarkan data perusahaan tambang di Jawa Barat, 75 persen masih perlu pembinaan," kata Imelda.

Bahkan yang tidak punya pengawas bersertifikat mencapai 24 persen dan sisanya belum teregister atau sertifikatnya sudah expired. "Ada 15 sertifikasi bidang pekerjaan yang harus dipenuhi setiap unit industri pertambangan, bidang tersebut mencakup pengawas hingga juru teknik, seperti juru ledak, juru ukur, juru bor dan lain lain," tambahnya.

Untuk pengawas, perannya sangat penting karena bertanggung jawab atas keselamatan dirinya, anak buah hingga orang-orang di sekitar tambang. "Kewajiban sertifikasi ini telah disosialisasikan sejak 2015, sehingga saat ini sanksi akan diberlakukan secara ketat terhadap para pelanggar," papar Imelda.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1056 seconds (0.1#10.140)