150 Pasien DBD Dirawat di Tanggamus Lampung
A
A
A
TANGGAMUS - Pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tanggamus meningkat. Hingga Senin (25/3/2019) warga yang terserang penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut mencapai 150 orang. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Tanggamus untuk periode yang sama tahun sebelumnya hanya ada tiga kasus.
“Ada banyak faktor yang memengaruhi tingginya DBD, Pertama karena faktor alam, dimana saat ini musim penghujan dan terjadi sejak akhir 2018 sampai Maret 2019. Kemudian mobilisasi penduduk dan lingkungan yang kurang bersih,” kata Kepala Bidang Keperawatan RSUD Kota Agung Budi.
Dia mengatakan, dari ratusan kasus tersebut tertinggi ada di Puskesmas Kotaagung sebanyak 46 kasus. Kemudian Puskesmas Talangpadang 23 kasus dan Puskesmas Gisting 11 kasus.
“Kita sudah sering mengimbau dan mengedukasi masyarakat mengenai DBD mulai dari gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pemantauan jentik nyamuk hingga aksi bersih-bersih lingkungan,” timpalnya.
Untuk mencegah terjadinya DBD, kata dia, yang penting dilakukan melakukan PSN, tempat-tempat yang bisa menampung air sebaiknya didaur ulang atau dikubur, gunakan lotion antinyamuk dan berikan abate di bak penampungan air serta tidur menggunakan kelambu.
“Dinas Kesehatan Tanggamus saat ini gencar menggalakkan juru pemantau jentik atau jumantik. Targetnya satu rumah satu jumantik. Ini yang sedang kami galakkan siapa yang jadi jumantik ya salah satu orang di rumah tersebut ini harus dilakukan untuk memantau perkembangan jentik,” tandasnya.
“Ada banyak faktor yang memengaruhi tingginya DBD, Pertama karena faktor alam, dimana saat ini musim penghujan dan terjadi sejak akhir 2018 sampai Maret 2019. Kemudian mobilisasi penduduk dan lingkungan yang kurang bersih,” kata Kepala Bidang Keperawatan RSUD Kota Agung Budi.
Dia mengatakan, dari ratusan kasus tersebut tertinggi ada di Puskesmas Kotaagung sebanyak 46 kasus. Kemudian Puskesmas Talangpadang 23 kasus dan Puskesmas Gisting 11 kasus.
“Kita sudah sering mengimbau dan mengedukasi masyarakat mengenai DBD mulai dari gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pemantauan jentik nyamuk hingga aksi bersih-bersih lingkungan,” timpalnya.
Untuk mencegah terjadinya DBD, kata dia, yang penting dilakukan melakukan PSN, tempat-tempat yang bisa menampung air sebaiknya didaur ulang atau dikubur, gunakan lotion antinyamuk dan berikan abate di bak penampungan air serta tidur menggunakan kelambu.
“Dinas Kesehatan Tanggamus saat ini gencar menggalakkan juru pemantau jentik atau jumantik. Targetnya satu rumah satu jumantik. Ini yang sedang kami galakkan siapa yang jadi jumantik ya salah satu orang di rumah tersebut ini harus dilakukan untuk memantau perkembangan jentik,” tandasnya.
(sms)