Merayakan Budaya Lokal, Bupati Najmul Buka Gendu Rasa Siu Ate Sopoq Angen 2019
A
A
A
LOMBOK UTARA - Guna mengaktualisasikan budaya lokal dan penguatan ketahanan budaya dalam menghadapi derasnya arus global, Pemda Lombok Utara melalu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan kegiatan Gendu Rasa Siu Ate Sopoq Angen 2019 yang kali ini bertajuk ngiring ita sareng-sareng pada meriri gumi paer daya, Rabu (20/3/2019).
Tembang tradisional khas daerah Lombok Utara yaitu tembang Penggiling Giling diiringi suara Gamelan yang dilantunkan langsung oleh Kabid Kebudayaan Disbudpar KLU Arnowadi disuguhkan. Gendu Rasa Siu Ate Sopoq Angen, dihadiri para kepala OPD Setda KLU, unsur TNI dan Polri, tokoh adat, budayawan, tamu undangan lainnya.
Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar dalam sambutan pembukaan menyatakan, Gendu Rasa memiliki arti penting, lantaran dapat menghargai kearifan lokal yang dituangkan dalam usulan berkaitan ikhtiar menjaga kebudayaan.
"Lombok Utara memiliki kearifan dan adat budaya yang kita yakini, nilai-nilainya bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat, maka pemerintah daerah mendukung upaya pelestariannya," tutur bupati.
Salah satu bentuk kesungguhan pemerintah dalam mendukung masyarakat adat yaitu terbentuknya Majelis Krama Desa (MKD) yang baru satu-satunya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Lanjutnya, MKD ini kuat, apabila dilihat manfaatnya oleh masyarakat.
"Tidak semua masalah yang ada di masyarakat, berakhir ke penegak hukum. Maksimalkan peran MKD, untuk menjaga tatanan yang ada di masyarakat, sebisa mungkin masalah itu diselesaikan secara gundem adat," harap bupati yang mengenakan busana adat.
Menurut koordinator pelaksana sekaligus Kepala Disbudpar KLU Vidi Eka Kusuma, Gendu Rasa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks terkandung di dalamnya pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum dan adat istiadat, serta aktualisasi nilai budaya bangsa.
Gendu Rasa kali ini juga dihadiri oleh perwakilan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara KLU, pengurus MKD se-KLU dengan penyajian atraksi ritual dan tetarian. Bupati Najmul Akhyar kemudian membuka acara ditandai dengan pemukulan gong didampingi Kepala Disbudpar KLU dengan disaksikan hadirin.
Tembang tradisional khas daerah Lombok Utara yaitu tembang Penggiling Giling diiringi suara Gamelan yang dilantunkan langsung oleh Kabid Kebudayaan Disbudpar KLU Arnowadi disuguhkan. Gendu Rasa Siu Ate Sopoq Angen, dihadiri para kepala OPD Setda KLU, unsur TNI dan Polri, tokoh adat, budayawan, tamu undangan lainnya.
Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar dalam sambutan pembukaan menyatakan, Gendu Rasa memiliki arti penting, lantaran dapat menghargai kearifan lokal yang dituangkan dalam usulan berkaitan ikhtiar menjaga kebudayaan.
"Lombok Utara memiliki kearifan dan adat budaya yang kita yakini, nilai-nilainya bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat, maka pemerintah daerah mendukung upaya pelestariannya," tutur bupati.
Salah satu bentuk kesungguhan pemerintah dalam mendukung masyarakat adat yaitu terbentuknya Majelis Krama Desa (MKD) yang baru satu-satunya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Lanjutnya, MKD ini kuat, apabila dilihat manfaatnya oleh masyarakat.
"Tidak semua masalah yang ada di masyarakat, berakhir ke penegak hukum. Maksimalkan peran MKD, untuk menjaga tatanan yang ada di masyarakat, sebisa mungkin masalah itu diselesaikan secara gundem adat," harap bupati yang mengenakan busana adat.
Menurut koordinator pelaksana sekaligus Kepala Disbudpar KLU Vidi Eka Kusuma, Gendu Rasa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks terkandung di dalamnya pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum dan adat istiadat, serta aktualisasi nilai budaya bangsa.
Gendu Rasa kali ini juga dihadiri oleh perwakilan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara KLU, pengurus MKD se-KLU dengan penyajian atraksi ritual dan tetarian. Bupati Najmul Akhyar kemudian membuka acara ditandai dengan pemukulan gong didampingi Kepala Disbudpar KLU dengan disaksikan hadirin.
(akn)