Seribuan Guru di Pekanbaru Kembali Mogok Mengajar
A
A
A
PEKANBARU - Seribuan guru di Pekanbaru, Provinsi Riau kembali unjuk rasa melakukan mogok mengajar. Mereka turun ke jalan menuntut uang tunjangan dana sertifikasi yang dihapus pihak Pemkot Pekanbaru .
Dalam aksinya, guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) kembali memblokade depan Kantor Wali Kota Pekanbaru Jalan Jenderal Sudirman. Guru yang jumlahnya sekitar 1.500 orang itu juga membawa keranda. (Baca Juga: Ribuan Guru Kembali Demo Kantor Wali Kota Pekanbaru)
Di atas keranda itu diselimuti kain berwarna putih dengan tulisan 'matinya hati nurani pejabat wali kota'. Dalam aksinya mereka meneriaki Wali Kota Pekanbaru pengecut karena tidak mau menemui pendemo.
"Kita menggugah hati nurani Wali Kota Pekanbaru yang mati. Kita minta keadilan. Uang sertifikasi adalah hak kita," ucap Irma salah satu guru Kamis (21/3/2019).
Para guru ini bersikukuh agar Pemkot Pekanbaru merevisi Peraturan Wali Kota (Perwako) Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2019 tentang sertifikasi guru. Dimana setelah diterbitkan Perwako, mereka tidak menerima tunjangan sertifikas yang besarannya tergantung golongan.
Para guru tingkat SD dan SMP ini mengancam akan terus mogok mengejar jika tuntutan tidak dipenuhi. Mereka mengaku kecewa karena guru tingkat SMA di bawah Pemrov Riau tetap mendapatkan tunjangan sertifikasi.
"Kita akan terus mogok mengajar. Kita setiap hari akan mendatangi kantor wali kota untuk mendapatkan hak kita. Wali Kota Pekanbaru Firdaus pengecut. Dia tidak berani menjumpai guru. Kita sudah empat kali demi, namun dia tidak mau berjumpa," kata Evi guru lainnya.
Dalam aksinya, guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) kembali memblokade depan Kantor Wali Kota Pekanbaru Jalan Jenderal Sudirman. Guru yang jumlahnya sekitar 1.500 orang itu juga membawa keranda. (Baca Juga: Ribuan Guru Kembali Demo Kantor Wali Kota Pekanbaru)
Di atas keranda itu diselimuti kain berwarna putih dengan tulisan 'matinya hati nurani pejabat wali kota'. Dalam aksinya mereka meneriaki Wali Kota Pekanbaru pengecut karena tidak mau menemui pendemo.
"Kita menggugah hati nurani Wali Kota Pekanbaru yang mati. Kita minta keadilan. Uang sertifikasi adalah hak kita," ucap Irma salah satu guru Kamis (21/3/2019).
Para guru ini bersikukuh agar Pemkot Pekanbaru merevisi Peraturan Wali Kota (Perwako) Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2019 tentang sertifikasi guru. Dimana setelah diterbitkan Perwako, mereka tidak menerima tunjangan sertifikas yang besarannya tergantung golongan.
Para guru tingkat SD dan SMP ini mengancam akan terus mogok mengejar jika tuntutan tidak dipenuhi. Mereka mengaku kecewa karena guru tingkat SMA di bawah Pemrov Riau tetap mendapatkan tunjangan sertifikasi.
"Kita akan terus mogok mengajar. Kita setiap hari akan mendatangi kantor wali kota untuk mendapatkan hak kita. Wali Kota Pekanbaru Firdaus pengecut. Dia tidak berani menjumpai guru. Kita sudah empat kali demi, namun dia tidak mau berjumpa," kata Evi guru lainnya.
(rhs)