Emak-emak di Luwu Susah dapat Elpiji 3 Kg
A
A
A
BELOPA - Emak-emak di Kabupaten Luwu mulai kesulitan mendapat elpiji bersubsidi jenis 3 kilogram. Bahkan di sejumlah pangkalan dan pengecer mengalami kekosongan stok. Masniar, salah seorang emak-emak di Kecamatan Bua Kabupaten Luwu mengatakan, sudah beberapa hari elpiji di wilayahnya langka dan kondisi ini cukup menyulitkan dia dan emak-emak lainnya.
"Sudah berapa hari elpiji 3 kilogram langka. Susah dapatnya Pak. Saya cari di beberapa pangkalan dan pengecer tidak dapat, jadinta minggu malam terpaksa saya tidak memasak," katanya.
"Baru pada Senin (11/3/2019) pagi tadi, saya cari ke luar daerah di kecamatan tetangga saya dapat, itupun dengan harga diatas HET yakni Rp20 ribu, tetap saya beli," tambahnya.
Salah seorang pemilik pangkalan yang enggan disebutkan namanya membenarkan kondisi kelangkaan elpiji jenis 3 kilogram sejak beberapa hari terakhir.
Hal ini dikarenakan tingginya permintaan masyarakat. "Disamping itu ada juga pangkalan nakal yang menjual ke pengecer dari luar daerah. Kondisi ini juga kadang pangkalannya tidak tahu jika gas 3 kilogram ini akan dibawah keluar daerah," kata salah pemilik pangkalan di Luwu ini.
Anggota DPRD Luwu dari Partai Hanura Ansar Pandaka kepada SINDOnews, berharap perhatian Dinas Perdagangan dan Hiswana Migas dalam mengontrol peredaran dan penjualan gas di Luwu utamanya jenis elpiji bersubsidi 3 kilogram.
"Masing-masing wilayah kabupaten dan kota kan sudah mendapatkan jatah atau kuota. Jadi aturannya elpiji Luwu tidak boleh dipasarkan ke daerah lain," ujarnya.
Selain itu, Ansar Pandaka, juga berharap kesadaran seluruh masyarakat dalam penggunaan gas bersubsidi. Dirinya berharap masyarakat ekonomi atas termasuk pengusaha rumah makan, warkop dan sejenisnya untuk tidak menggunakan gas bersubsidi jenis 3 kilogram.
Terpisah Ketua Hiswana Migas Luwu Raya dan Tana Toraja Rahmat Kasjim mengatakan, pihaknya akan menindak Pangkalan yang menjual elpiji ke pengecer atau konsumen diatas harga het.
"Kalau Luwu HET-nya Rp17.650 per tabung. Nah ini kadang dijual oleh pangkalan kisaran Rp19 sampai Rp20 ribu. Insya Allah besok elpiji 3 kilogram kami distribusikan ke daerah langka tersebut," kata dia.
Rahmat Kasjim menegaskan, setiap daerah di Luwu Raya (Kabupaten Luwu, Kota Palopo, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur) serta Kabupaten Toraja dan Kabupaten Torana Utara sudah mendapat kuota atau jatah masing-masing elpiji bersubsidi 3 kg. Jadi tidak dibolehkan elpiji kuota Luwu misalkan, dijual ke Kota Palopo atau daerah lain dan sebaliknya.
"Untuk mengetahui elpiji ini kuota daerah mana, pertamina dan Hiswana Migas telah menyepakati pemberian segel dengan warna berbeda di setiap daerah. Khusus kabupaten luwu warga segelnya pink," tandasnya.
"Sudah berapa hari elpiji 3 kilogram langka. Susah dapatnya Pak. Saya cari di beberapa pangkalan dan pengecer tidak dapat, jadinta minggu malam terpaksa saya tidak memasak," katanya.
"Baru pada Senin (11/3/2019) pagi tadi, saya cari ke luar daerah di kecamatan tetangga saya dapat, itupun dengan harga diatas HET yakni Rp20 ribu, tetap saya beli," tambahnya.
Salah seorang pemilik pangkalan yang enggan disebutkan namanya membenarkan kondisi kelangkaan elpiji jenis 3 kilogram sejak beberapa hari terakhir.
Hal ini dikarenakan tingginya permintaan masyarakat. "Disamping itu ada juga pangkalan nakal yang menjual ke pengecer dari luar daerah. Kondisi ini juga kadang pangkalannya tidak tahu jika gas 3 kilogram ini akan dibawah keluar daerah," kata salah pemilik pangkalan di Luwu ini.
Anggota DPRD Luwu dari Partai Hanura Ansar Pandaka kepada SINDOnews, berharap perhatian Dinas Perdagangan dan Hiswana Migas dalam mengontrol peredaran dan penjualan gas di Luwu utamanya jenis elpiji bersubsidi 3 kilogram.
"Masing-masing wilayah kabupaten dan kota kan sudah mendapatkan jatah atau kuota. Jadi aturannya elpiji Luwu tidak boleh dipasarkan ke daerah lain," ujarnya.
Selain itu, Ansar Pandaka, juga berharap kesadaran seluruh masyarakat dalam penggunaan gas bersubsidi. Dirinya berharap masyarakat ekonomi atas termasuk pengusaha rumah makan, warkop dan sejenisnya untuk tidak menggunakan gas bersubsidi jenis 3 kilogram.
Terpisah Ketua Hiswana Migas Luwu Raya dan Tana Toraja Rahmat Kasjim mengatakan, pihaknya akan menindak Pangkalan yang menjual elpiji ke pengecer atau konsumen diatas harga het.
"Kalau Luwu HET-nya Rp17.650 per tabung. Nah ini kadang dijual oleh pangkalan kisaran Rp19 sampai Rp20 ribu. Insya Allah besok elpiji 3 kilogram kami distribusikan ke daerah langka tersebut," kata dia.
Rahmat Kasjim menegaskan, setiap daerah di Luwu Raya (Kabupaten Luwu, Kota Palopo, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur) serta Kabupaten Toraja dan Kabupaten Torana Utara sudah mendapat kuota atau jatah masing-masing elpiji bersubsidi 3 kg. Jadi tidak dibolehkan elpiji kuota Luwu misalkan, dijual ke Kota Palopo atau daerah lain dan sebaliknya.
"Untuk mengetahui elpiji ini kuota daerah mana, pertamina dan Hiswana Migas telah menyepakati pemberian segel dengan warna berbeda di setiap daerah. Khusus kabupaten luwu warga segelnya pink," tandasnya.
(sms)