Hujan Deras, Banjir Serentak Landa Tulungagung, Blitar dan Trenggalek
A
A
A
TULUNGAGUNG - Dalam waktu yang nyaris bersamaan, banjir melanda sebagian wilayah Kabupaten Tulungagung, Blitar dan Trenggalek, Jawa Timur. Air yang berasal dari hujan deras bercampur luapan sungai masuk ke rumah warga.
Seperti di wilayah Dusun Kasrepan, Desa Demuk, Kecamatan Pucanglaban, ketinggian air di jalan dan rumah warga mencapai 30 Cm sampai satu meter. Begitu juga ketinggian air yang melanda sebagian Desa Waung, Kecamatan Boyolangu.
"Air masuk ke rumah rumah warga mulai pukul 12.00 WIB malam. Dan sampai hari ini masih terjadi," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung Suroto kepada SINDOnews, Kamis (7/3/2019).
Sungai Kasrepan di Desa Demuk dan Sungai Waung di Desa Waung tidak mampu lagi menampung air hujan yang mengguyurnya sejak Rabu 6 Maret 2019 sore hingga malam. Meski intensitas curah mulai turun, namun hingga Kamis (7/3/2019) pagi ini hujan juga belum sepenuhnya reda.
Menurut Suroto, di Desa Waung banjir diperparah dengan adanya tanggul sungai yang ambrol sepanjang lima meter. Tidak hanya membanjiri jalan raya dan rumah warga, air sungai yang membawa material lumpur juga merendam area persawahan.
"Tanggul di Waung jebol 5 meter karena tidak kuat menahan tekanan air, "papar Suroto. (Baca Juga: Madiun Dilanda Banjir Hebat, 515 Orang Dievakuasi
Dalam musibah ini, kata dia, ada sekitar 45-an Kepala Keluarga (KK) di Desa Waung dan 50-an KK di Desa Demuk yang mengalami kondisi paling parah.
Sebagian besar mengungsi di rumah kerabat terdekat. Namun tidak sedikit keluarga yang tetap bertahan. Meski pengerukan sungai (normalisasi) sudah pernah dilakukan, Suroto berharap, dinas terkait melakukannya lagi. Hal itu mengingat musim penghujan diperkirakan masih berlangsung lama.
"Kita akan koordinasi dengan dinas PU Pengairan untuk melakukan normalisasi sungai lagi," kata Suroto.
Sementara di Kabupaten Blitar, kata dia, banjir melanda sebagian besar Desa Jimbe, Kecamatan Kademangan. Berdasarkan keterangan rilis Polres Blitar, banjir berasal dari luapan sungai Sentono yang melintasi lima desa Kecamatan Kademangan, yakni Desa Suruhwadang, Desa Sumberejo, Desa Dawuhan, Desa Plumpungrejo dan Desa Jimbe.
"Air sungai meluap sejak Rabu (6 Maret 2019) pukul 17.00 WIB sore dan masuk ke permukiman warga pada pukul 20.00 WIB malam," ujar Kasubag Humas Polres Blitar Iptu M Burhanuddin.
Dari pendataan aparat polres Blitar bersama petugas gabungan, banjir melanda 300 rumah warga. Ketinggian air bervariasi, yakni mulai 30 cm sampai satu meter.
Meski banyak yang bertahan, tidak sedikit warga yang meminta bantuan petugas untuk dievakuasi. Mereka memilih mengungsi ke kerabat yang aman dari jangkauan banjir. Kondisi serupa juga terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Trenggalek.
Sejak Rabu malam (6/3) banjir akibat hujan deras menerjang wilayah kota Trenggalek, yakni Kecamatan Trenggalek dan Kecamatan Ngantru. Banjir juga melanda sebagian wilayah Kecamatan Karangan, Kecamatan Suruh dan Kecamatan Panggul.
Di Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek misalnya, ketinggian air di jalan dan rumah warga ada yang mencapai hingga dua meter.
"Ada yang mengungsi dan ada yang bertahan. Dan saya memilih bertahan," tutur Jefri (29) warga Kelutan.
Selain intensitas curah hujan yang tinggi, banjir disebabkan tidak mampunya Sungai Ngasinan menampung limpahan air hujan. Akibatnya ada titik tanggul (Sungai Ngasinan) yang sebelumnya pernah jebol dan ditambal karung pasir oleh swadaya warga, kembali ambrol.
Di sisi lain, sedimentasi yang terjadi di Sungai Ngasinan sudah tergolong parah. Idealnya sudah dilakukan normalisasi atau pengerukan dasar sungai. Namun Pemkab Trenggalek seperti mengabaikannya.
"Dan banjir hari ini lebih parah dari tahun sebelumnya," kata Jefri. (Baca Juga: Diguyur Hujan Deras 2 Hari, 15 Kabupaten di Jatim Terkepung Banjir
Pagi ini rendaman air di sejumlah wilayah banjir sudah berangsur surut. Namun tidak tertutup kemungkinan akan terjadi banjir susulan ketika hujan deras kembali terjadi. Sementara petugas Basarnas Pos SAR Trenggalek bersama polisi dan TNI melakukan langkah evakuasi.
Evakuasi yang menggunakan perahu karet memprioritaskan warga lansia, anak anak dan perempuan.
"Kami memprioritaskan lansia, anak anak, perempuan dan warga yang sakit untuk diungsikan ke tempat lebih aman, "ujar anggota Basarnas Pos SAR Trenggalek Yoni Fariza.
Seperti di wilayah Dusun Kasrepan, Desa Demuk, Kecamatan Pucanglaban, ketinggian air di jalan dan rumah warga mencapai 30 Cm sampai satu meter. Begitu juga ketinggian air yang melanda sebagian Desa Waung, Kecamatan Boyolangu.
"Air masuk ke rumah rumah warga mulai pukul 12.00 WIB malam. Dan sampai hari ini masih terjadi," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung Suroto kepada SINDOnews, Kamis (7/3/2019).
Sungai Kasrepan di Desa Demuk dan Sungai Waung di Desa Waung tidak mampu lagi menampung air hujan yang mengguyurnya sejak Rabu 6 Maret 2019 sore hingga malam. Meski intensitas curah mulai turun, namun hingga Kamis (7/3/2019) pagi ini hujan juga belum sepenuhnya reda.
Menurut Suroto, di Desa Waung banjir diperparah dengan adanya tanggul sungai yang ambrol sepanjang lima meter. Tidak hanya membanjiri jalan raya dan rumah warga, air sungai yang membawa material lumpur juga merendam area persawahan.
"Tanggul di Waung jebol 5 meter karena tidak kuat menahan tekanan air, "papar Suroto. (Baca Juga: Madiun Dilanda Banjir Hebat, 515 Orang Dievakuasi
Dalam musibah ini, kata dia, ada sekitar 45-an Kepala Keluarga (KK) di Desa Waung dan 50-an KK di Desa Demuk yang mengalami kondisi paling parah.
Sebagian besar mengungsi di rumah kerabat terdekat. Namun tidak sedikit keluarga yang tetap bertahan. Meski pengerukan sungai (normalisasi) sudah pernah dilakukan, Suroto berharap, dinas terkait melakukannya lagi. Hal itu mengingat musim penghujan diperkirakan masih berlangsung lama.
"Kita akan koordinasi dengan dinas PU Pengairan untuk melakukan normalisasi sungai lagi," kata Suroto.
Sementara di Kabupaten Blitar, kata dia, banjir melanda sebagian besar Desa Jimbe, Kecamatan Kademangan. Berdasarkan keterangan rilis Polres Blitar, banjir berasal dari luapan sungai Sentono yang melintasi lima desa Kecamatan Kademangan, yakni Desa Suruhwadang, Desa Sumberejo, Desa Dawuhan, Desa Plumpungrejo dan Desa Jimbe.
"Air sungai meluap sejak Rabu (6 Maret 2019) pukul 17.00 WIB sore dan masuk ke permukiman warga pada pukul 20.00 WIB malam," ujar Kasubag Humas Polres Blitar Iptu M Burhanuddin.
Dari pendataan aparat polres Blitar bersama petugas gabungan, banjir melanda 300 rumah warga. Ketinggian air bervariasi, yakni mulai 30 cm sampai satu meter.
Meski banyak yang bertahan, tidak sedikit warga yang meminta bantuan petugas untuk dievakuasi. Mereka memilih mengungsi ke kerabat yang aman dari jangkauan banjir. Kondisi serupa juga terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Trenggalek.
Sejak Rabu malam (6/3) banjir akibat hujan deras menerjang wilayah kota Trenggalek, yakni Kecamatan Trenggalek dan Kecamatan Ngantru. Banjir juga melanda sebagian wilayah Kecamatan Karangan, Kecamatan Suruh dan Kecamatan Panggul.
Di Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek misalnya, ketinggian air di jalan dan rumah warga ada yang mencapai hingga dua meter.
"Ada yang mengungsi dan ada yang bertahan. Dan saya memilih bertahan," tutur Jefri (29) warga Kelutan.
Selain intensitas curah hujan yang tinggi, banjir disebabkan tidak mampunya Sungai Ngasinan menampung limpahan air hujan. Akibatnya ada titik tanggul (Sungai Ngasinan) yang sebelumnya pernah jebol dan ditambal karung pasir oleh swadaya warga, kembali ambrol.
Di sisi lain, sedimentasi yang terjadi di Sungai Ngasinan sudah tergolong parah. Idealnya sudah dilakukan normalisasi atau pengerukan dasar sungai. Namun Pemkab Trenggalek seperti mengabaikannya.
"Dan banjir hari ini lebih parah dari tahun sebelumnya," kata Jefri. (Baca Juga: Diguyur Hujan Deras 2 Hari, 15 Kabupaten di Jatim Terkepung Banjir
Pagi ini rendaman air di sejumlah wilayah banjir sudah berangsur surut. Namun tidak tertutup kemungkinan akan terjadi banjir susulan ketika hujan deras kembali terjadi. Sementara petugas Basarnas Pos SAR Trenggalek bersama polisi dan TNI melakukan langkah evakuasi.
Evakuasi yang menggunakan perahu karet memprioritaskan warga lansia, anak anak dan perempuan.
"Kami memprioritaskan lansia, anak anak, perempuan dan warga yang sakit untuk diungsikan ke tempat lebih aman, "ujar anggota Basarnas Pos SAR Trenggalek Yoni Fariza.
(mhd)