Madrasah Digital Himpun Konten Kreator Milenial di Riau
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan media sosial yang sangat pesat membuat pembaca menjadi bingung dengan informasi yang tersedia dengan mudah.
Deputi Konsulat Amerika Serikat untuk Sumatera Jessica Panchatha mengajak masyarakat terutama anak muda untuk menelah informasi yang diterima dan membentuk pandangan yang berdasarkan informasi yang benar.
Menurut Jessica, ada tiga elemen penting yang harus diperhatikan sebelum menyebarkan informasi, terutama melalui media sosial. Ia menyebutkan, tiga hal tersebut di antaranya medium, konten, dan jaringan.
"Anda harus menguasai medium anda, baik itu WhatsApp, Line, website, Twitter," kata Jessica dalam Seminar dan Workshop “Peace Stories for Peace Islamic Society” di Universitas Muhammadiyah Riau dalam keterangan persnya, Rabu (27/2/2019).
Jessica mengajak peserta seminar dan masyarakat yang menggunakan internet untuk menguasai kanal komunikasi atau teknologi di era sekarang. "Saat ini adalah era sosial media. Presiden Kennedy terkenal menguasai televisi, Presiden Trump menguasai Twitter," kata Jessica.
Terkait dengan konten, ia pun juga menekankan agar memperhatikan isi atau konten dari informasi yang dibagikan kepada publik. Informasi yang dibagikan melalui media sosial akan sangat cepat menyebar kepada pengguna lain.
"Ini sama seperti anda memilih foto apa saja yang ingin dibagikan di media sosial, Anda hanya membagikan yang menurut Anda bagus. Begitu juga informasi harus yang kredibel," ujarnya.
Bagi Kedutaan AS, membangun jaringan dengan media massa sangat dibutuhkan. Kedutaan AS membutuhkan informasi dari media, sebaliknya, media juga membutuhkan informasi dari kedutaan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat luas. Dengan adanya pertukaran informasi yang tentunya didapat dari sumber yang terpercaya, maka hal itu dapat menangkal informasi hoaks beredar di masyarakat.
Dahulu, lanjut Jessica, masyarakat mengandalkan pernyataan dari sumber resmi dari pejabat negara. "Namun sekarang kita lebih percaya dengan jaringan kita. Kita berbagi konten dengan jaringan kita dan mereka mengamplifikasi ide jaringan kita. Jaringan kita dapat berbicara untuk kita. Ini adalah salah satu alasan kita berkumpul di sini untuk membangun jaringan yang solid," ujarnya.
Melalui seminar dan workshop ini, Jessica berharap, dapat membantu satu sama lain menghadirkan konten multimedia positif dan membangun jaringan untuk memerangi konten terorisme dan hoaks. "Hari ini dan besok Anda akan menyadari bahwa jaringan Anda lebih besar dari yang Anda sadari," katanya.
Madrasah Digital didukung Kedubes Amerika Serikat mengadakan Seminar Peace Stories for Peace Islamic Society bertajuk 'Generating Positive Islamic Content In Internet Trough Millenial Generation To Eradicate Terorism Content' di Universitas Muhammadiyah Riau, Sabtu-Minggu, 23-24 Februari 2019.
Acara ini turut dihadiri oleh beberapa narasumber lain, yakni Dekan Fikom Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) Jayus, penulis sekaligus akademisi Unkris Jakarta Abdullah Sumrahadi, redaktur Republika Muhammad Fakhruddin, dan broadcaster AnTV Reza Elrasi.
Dekan Fikom Umri Jayus mengatakan, sangat mendukung anak muda untuk menjadi konten kreator. "Bentuk dukungan tersebut sudah diimplementasikan Fikom Umri dengan membuat program Studi Hubungan Masyarakat," katanya.
Deputi Konsulat Amerika Serikat untuk Sumatera Jessica Panchatha mengajak masyarakat terutama anak muda untuk menelah informasi yang diterima dan membentuk pandangan yang berdasarkan informasi yang benar.
Menurut Jessica, ada tiga elemen penting yang harus diperhatikan sebelum menyebarkan informasi, terutama melalui media sosial. Ia menyebutkan, tiga hal tersebut di antaranya medium, konten, dan jaringan.
"Anda harus menguasai medium anda, baik itu WhatsApp, Line, website, Twitter," kata Jessica dalam Seminar dan Workshop “Peace Stories for Peace Islamic Society” di Universitas Muhammadiyah Riau dalam keterangan persnya, Rabu (27/2/2019).
Jessica mengajak peserta seminar dan masyarakat yang menggunakan internet untuk menguasai kanal komunikasi atau teknologi di era sekarang. "Saat ini adalah era sosial media. Presiden Kennedy terkenal menguasai televisi, Presiden Trump menguasai Twitter," kata Jessica.
Terkait dengan konten, ia pun juga menekankan agar memperhatikan isi atau konten dari informasi yang dibagikan kepada publik. Informasi yang dibagikan melalui media sosial akan sangat cepat menyebar kepada pengguna lain.
"Ini sama seperti anda memilih foto apa saja yang ingin dibagikan di media sosial, Anda hanya membagikan yang menurut Anda bagus. Begitu juga informasi harus yang kredibel," ujarnya.
Bagi Kedutaan AS, membangun jaringan dengan media massa sangat dibutuhkan. Kedutaan AS membutuhkan informasi dari media, sebaliknya, media juga membutuhkan informasi dari kedutaan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat luas. Dengan adanya pertukaran informasi yang tentunya didapat dari sumber yang terpercaya, maka hal itu dapat menangkal informasi hoaks beredar di masyarakat.
Dahulu, lanjut Jessica, masyarakat mengandalkan pernyataan dari sumber resmi dari pejabat negara. "Namun sekarang kita lebih percaya dengan jaringan kita. Kita berbagi konten dengan jaringan kita dan mereka mengamplifikasi ide jaringan kita. Jaringan kita dapat berbicara untuk kita. Ini adalah salah satu alasan kita berkumpul di sini untuk membangun jaringan yang solid," ujarnya.
Melalui seminar dan workshop ini, Jessica berharap, dapat membantu satu sama lain menghadirkan konten multimedia positif dan membangun jaringan untuk memerangi konten terorisme dan hoaks. "Hari ini dan besok Anda akan menyadari bahwa jaringan Anda lebih besar dari yang Anda sadari," katanya.
Madrasah Digital didukung Kedubes Amerika Serikat mengadakan Seminar Peace Stories for Peace Islamic Society bertajuk 'Generating Positive Islamic Content In Internet Trough Millenial Generation To Eradicate Terorism Content' di Universitas Muhammadiyah Riau, Sabtu-Minggu, 23-24 Februari 2019.
Acara ini turut dihadiri oleh beberapa narasumber lain, yakni Dekan Fikom Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) Jayus, penulis sekaligus akademisi Unkris Jakarta Abdullah Sumrahadi, redaktur Republika Muhammad Fakhruddin, dan broadcaster AnTV Reza Elrasi.
Dekan Fikom Umri Jayus mengatakan, sangat mendukung anak muda untuk menjadi konten kreator. "Bentuk dukungan tersebut sudah diimplementasikan Fikom Umri dengan membuat program Studi Hubungan Masyarakat," katanya.
(mhd)