Warga Nias Blokade Jalan dan Bakar Ban, Protes Perbaikan Jalan Tak Kunjung Selesai
A
A
A
NIAS - Jalan penghubung antara Kabupaten Nias menuju Kabupaten Nias Barat tepatnya di Desa Lolofaoso Lalai, Kecamatan Hiliserangkai diblokade warga, Selasa (26/2/2019).
Warga kesal melihat pekerjaan pemeliharaan jalan yang tak kunjung selesai padahal dikerjakan sejak 2018. Aksi protes warga ini didominasi emak-emak dan anak-anak.
Warga memblokade jalan dan membakar ban sebagai bentuk protes kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui UPT Dinas Binamarga Gunungsitoli. Mereka kesal proyek perbaikan jalan tak kunjung selesai sehingga banyak debu bertebaran ke permukiman.
Warga membakar ban bekas, menaruh kursi, dan batang kelapa, di tengah jalan sebagai wujud kekesalan mereka. Akibatnya, arus lalu lintas dari Kabupaten Nias menuju Kabupaten Nias Barat dan sebaliknya lumpuh total.
Menurut warga, dampak abu tersebut menimbulkan penyakit berupa batuk dan sesak khusus warga di sepanjang jalan di Kecamatan Hiliserangkai. "kami bisa mati di sini akibat debu ini. Setiap kami makan dan minum selalu bercampur debu, sehingga kami terkena penyakit batuk dan sesak napas," ujar Mei Derius Mendrofa.
Warga mengancam, blokade jalan tersebut terus dilakukan sebelum adanya penanganan serius dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. "Jalan ini terus kami blokade sebelum diselesaikan dalam waktu dekat," ancam warga.
Dalam protesnya, warga meminta penjelasan dari Unit Pelaksana Terknis Daerah Binamarga Gunungsitoli terkait belum terselesaikannya pemeliharaan jalan tersebut. “Kami minta Gubernur Sumatera Utara pak Edy Rahmayadi dan Kepala UPTD Bina Marga Gunungsitoli Equator Jaya Daely untuk menjelaskan kendala penyelesaian pembangunan ini," keluh warga.
Warga kesal melihat pekerjaan pemeliharaan jalan yang tak kunjung selesai padahal dikerjakan sejak 2018. Aksi protes warga ini didominasi emak-emak dan anak-anak.
Warga memblokade jalan dan membakar ban sebagai bentuk protes kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui UPT Dinas Binamarga Gunungsitoli. Mereka kesal proyek perbaikan jalan tak kunjung selesai sehingga banyak debu bertebaran ke permukiman.
Warga membakar ban bekas, menaruh kursi, dan batang kelapa, di tengah jalan sebagai wujud kekesalan mereka. Akibatnya, arus lalu lintas dari Kabupaten Nias menuju Kabupaten Nias Barat dan sebaliknya lumpuh total.
Menurut warga, dampak abu tersebut menimbulkan penyakit berupa batuk dan sesak khusus warga di sepanjang jalan di Kecamatan Hiliserangkai. "kami bisa mati di sini akibat debu ini. Setiap kami makan dan minum selalu bercampur debu, sehingga kami terkena penyakit batuk dan sesak napas," ujar Mei Derius Mendrofa.
Warga mengancam, blokade jalan tersebut terus dilakukan sebelum adanya penanganan serius dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. "Jalan ini terus kami blokade sebelum diselesaikan dalam waktu dekat," ancam warga.
Dalam protesnya, warga meminta penjelasan dari Unit Pelaksana Terknis Daerah Binamarga Gunungsitoli terkait belum terselesaikannya pemeliharaan jalan tersebut. “Kami minta Gubernur Sumatera Utara pak Edy Rahmayadi dan Kepala UPTD Bina Marga Gunungsitoli Equator Jaya Daely untuk menjelaskan kendala penyelesaian pembangunan ini," keluh warga.
(wib)