Pesantren di Tasikmalaya Dominan Dukung Jokowi Karena Ada Kiai Ma'ruf Amin
A
A
A
TASIKMALAYA - Mayoritas Pondok Pesantren di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya masih mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden no urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019. Alasannya karena ada sosok Kiai Ma'ruf Amin.
"Ya saya pastikan dominannya ke pasangan 01 Jokowi-Ma'ruf Amin, Kenapa ?, karena ada sosok Kiai Mar'uf Amin. Itu alasannya," kata Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Priangan Timur, KH Yusuf Roni Romdoni kepada SINDOnews, Jumat (8/2/2019).
Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Almujahidin Kota Tasikmalaya ini, perbedaan dukungan politik antarpesantren sesuatu yang lumrah. Namun tampilnya KH Ma'ruf Amin menjadi alasan mayoritas pesantren mendukung pasangan Jokowi-Mar'uf Amin.
"Memuliakan Ulama sama dengan memuliakan Nabi. Nah siapa yang paling alim dari empat calon yang ada ?. Ya Kiai Haji Ma'ruf Amin," ujarnya.
Bagi mayoritas Pesantren, tampilnya Kiai Ma'ruf Amin juga telah membekas di Tasikmalaya yang salah satunya karena Ketua Umum MUI.
"Dikaji secara keilmuan juga baik secara negara, ekonomi dan lain sebagainya tetap kriterianya ada di pasangan 01," ucap Yusuf.
Menurut dia, memang pondok pesantren masih menjadi magnet suara di setiap Pemilu. Apalagi di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki pesantren besar dengan ribuan santri. Maka wajar kalau Tasikmalaya dijuluki Kota Santri karena tempatnya menuntut Ilmu Agama.
Karenanya KH Yusuf Roni Romdoni memahami dinamika politik Pesantren di Jawa Barat, terutama Tasikmalaya begitu kompleks. Namun di Pilpres 2019 ini, dia menegaskan arah dukungan lebih dominan ke Jokowi-Ma'ruf.
Kiai Yusuf pun mengungkapkan data Pesantren yang masuk Forum Pondok Pesantren (FPP) di Kota Tasikmalaya sebanyak 264 Pesantren. Se-Priangan Timur sebanyak 1.250 yang 75 persennya dipastikan ke Kiai Ma'ruf Amin.
"Ya, ada juga yang ke Prabowo tapi masih banyak ke Jokowi karena ada Kiai Ma'ruf Amin tadi. Pesantren-pesantren tahu Kiai Ma'ruf Amin itu keturunan siapa. Yang jelas Syekh Nawawi Albantani itu bukan hanya terkenal di Indonesia tapi dunia. Bagi yang Pesantrennya ngaji Sapinah, Sulam Taufik dan Ta'lim Muta'alim sudah tahu kemana dukungan diberikan," tuturnya.
Dia menjelaskan bahwa pesantren-pesantren pendukung Kiai Ma'ruf Amin memang tidak seperti soda, membludak keatas, tapi diam senyap bergerak ke masyarakat.
Salah satu Mustasyar (Dewan Penasihat) PWNU Jawa Barat, KH Basuni Kanali yang kebetulan sedang berada di Kantor PCNU Kota Tasikmalaya menegaskan sudah menjadi kewajiban para Pondok Pesantren menghargai dan menghormati keturunan dan ilmunya Ulama.
Kiai Ma'ruf Amin, kata dia, sudah jelas cicit Syekh Nawai Albantani yang memuliakannya di Pilpres ini dengan memenangkan cicitnya yakni Kiai Ma'ruf Amin.
"Jadi dengan mendukung saja sama dengan memuliakan. Maka jangan sembarangan menghina Kiai Ma'ruf karena dalam islam juga tak boleh memilih pemimpin yang agamanya tidak benar. Jadi keliru kalau memilih orang yang tidak tahu islam," tuturnya.
KH Basuni pun menerangkan bahwa kerap di masyarakat suka menganggap kiai dan pesantren jangan berpolitik. Jangan disana, ujarnya, jika berpolitik berdasar hawa nafsu seperti pihak-pihak yang menuding Presiden Jokowi ini itu.
"Nah Kiai Ma'ruf Amin ini memberi contoh ke kita bagaimana berpolitik berdasar Alqur'an dan Hadits, bukan dengan hawa nafsu. Contohnya beliau tak pernah menawarkan diri tapi diminta oleh Jokowi. Dia tak memakai nafsu karena politik dengan nafsu, hukumnya haram," tandasnya.
"Ya saya pastikan dominannya ke pasangan 01 Jokowi-Ma'ruf Amin, Kenapa ?, karena ada sosok Kiai Mar'uf Amin. Itu alasannya," kata Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Priangan Timur, KH Yusuf Roni Romdoni kepada SINDOnews, Jumat (8/2/2019).
Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Almujahidin Kota Tasikmalaya ini, perbedaan dukungan politik antarpesantren sesuatu yang lumrah. Namun tampilnya KH Ma'ruf Amin menjadi alasan mayoritas pesantren mendukung pasangan Jokowi-Mar'uf Amin.
"Memuliakan Ulama sama dengan memuliakan Nabi. Nah siapa yang paling alim dari empat calon yang ada ?. Ya Kiai Haji Ma'ruf Amin," ujarnya.
Bagi mayoritas Pesantren, tampilnya Kiai Ma'ruf Amin juga telah membekas di Tasikmalaya yang salah satunya karena Ketua Umum MUI.
"Dikaji secara keilmuan juga baik secara negara, ekonomi dan lain sebagainya tetap kriterianya ada di pasangan 01," ucap Yusuf.
Menurut dia, memang pondok pesantren masih menjadi magnet suara di setiap Pemilu. Apalagi di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki pesantren besar dengan ribuan santri. Maka wajar kalau Tasikmalaya dijuluki Kota Santri karena tempatnya menuntut Ilmu Agama.
Karenanya KH Yusuf Roni Romdoni memahami dinamika politik Pesantren di Jawa Barat, terutama Tasikmalaya begitu kompleks. Namun di Pilpres 2019 ini, dia menegaskan arah dukungan lebih dominan ke Jokowi-Ma'ruf.
Kiai Yusuf pun mengungkapkan data Pesantren yang masuk Forum Pondok Pesantren (FPP) di Kota Tasikmalaya sebanyak 264 Pesantren. Se-Priangan Timur sebanyak 1.250 yang 75 persennya dipastikan ke Kiai Ma'ruf Amin.
"Ya, ada juga yang ke Prabowo tapi masih banyak ke Jokowi karena ada Kiai Ma'ruf Amin tadi. Pesantren-pesantren tahu Kiai Ma'ruf Amin itu keturunan siapa. Yang jelas Syekh Nawawi Albantani itu bukan hanya terkenal di Indonesia tapi dunia. Bagi yang Pesantrennya ngaji Sapinah, Sulam Taufik dan Ta'lim Muta'alim sudah tahu kemana dukungan diberikan," tuturnya.
Dia menjelaskan bahwa pesantren-pesantren pendukung Kiai Ma'ruf Amin memang tidak seperti soda, membludak keatas, tapi diam senyap bergerak ke masyarakat.
Salah satu Mustasyar (Dewan Penasihat) PWNU Jawa Barat, KH Basuni Kanali yang kebetulan sedang berada di Kantor PCNU Kota Tasikmalaya menegaskan sudah menjadi kewajiban para Pondok Pesantren menghargai dan menghormati keturunan dan ilmunya Ulama.
Kiai Ma'ruf Amin, kata dia, sudah jelas cicit Syekh Nawai Albantani yang memuliakannya di Pilpres ini dengan memenangkan cicitnya yakni Kiai Ma'ruf Amin.
"Jadi dengan mendukung saja sama dengan memuliakan. Maka jangan sembarangan menghina Kiai Ma'ruf karena dalam islam juga tak boleh memilih pemimpin yang agamanya tidak benar. Jadi keliru kalau memilih orang yang tidak tahu islam," tuturnya.
KH Basuni pun menerangkan bahwa kerap di masyarakat suka menganggap kiai dan pesantren jangan berpolitik. Jangan disana, ujarnya, jika berpolitik berdasar hawa nafsu seperti pihak-pihak yang menuding Presiden Jokowi ini itu.
"Nah Kiai Ma'ruf Amin ini memberi contoh ke kita bagaimana berpolitik berdasar Alqur'an dan Hadits, bukan dengan hawa nafsu. Contohnya beliau tak pernah menawarkan diri tapi diminta oleh Jokowi. Dia tak memakai nafsu karena politik dengan nafsu, hukumnya haram," tandasnya.
(sms)