Erupsi Gunung Karangetang, 195 Jiwa Mengungsi dan 494 Warga Terisolir
A
A
A
SITARO - Sejak erupsi pada Sabtu 2 Februari 2019, jumlah pengungsi Gunung Karangetang makin bertambah. Data Basarnas Manado, sekitar 54 Kepala Keluarga atau 195 jiwa mengungsi dan 494 warga terisolir di Desa Batubulan.
Sekitar 57 kepala keluarga, 122 jiwa terdiri dari 65 laki-laki dan 57 wanita diungsikan di shelter pengungsi BPBD Siau, 12 kepala keluargaterdiri dari 44 jiwa, 21 laki-laki dan 23 wanita mengungsi di SD GMIS Batubulan.
Sedangkan warga pengungsi yang meninggalkan tempat pengungsian, baik di shelter Ondong dan SD GMIS Batubulan ke tempat saudara masing-masing berjumlah 9 kepala keluarga, terdiri dari 29 jiwa, 13 laki-laki dan 16 wanita.
"Para pengungsi tetap masih dalam pengawasan dan akan diberikan bantuan," ujar Humas Basarnas Manado, Ferry Aryanto, Jumat (8/2/2019).
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sitaro memindahkan 137 penduduk dari pengungsian di Gereja Nazaret Niambangeng dan Batubulan ke lokasi pengungsian sementara di Kelurahan Paseng, Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara yang berjarak sekitar 10 Km dari Dusun Niambangeng.Pengungsi dipindahkan melalui jalur darat karena dikhawatirkan jalur lahar erupsi Gunung Karangetang semakin meluas.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan BPBD Kabupaten Kepulauan Sitaro, Bob Wuaten mengatakan, lokasi pengungsian saat ini sudah relatif aman karena berada di luar area yang direkomendasikan oleh PVMBG untuk dikosongkan.
"Karena lokasi pengungsian yang kurang memadai maka ibu Bupati meminta agar dipindahkan ke shelter kelurahan Paseng ini karena kondisi erupsi gunung karangetang ini dari pihak pengamat gunung belum bisa memastikan kapan akan berakhir," pungkas Wuaten.
Sekitar 57 kepala keluarga, 122 jiwa terdiri dari 65 laki-laki dan 57 wanita diungsikan di shelter pengungsi BPBD Siau, 12 kepala keluargaterdiri dari 44 jiwa, 21 laki-laki dan 23 wanita mengungsi di SD GMIS Batubulan.
Sedangkan warga pengungsi yang meninggalkan tempat pengungsian, baik di shelter Ondong dan SD GMIS Batubulan ke tempat saudara masing-masing berjumlah 9 kepala keluarga, terdiri dari 29 jiwa, 13 laki-laki dan 16 wanita.
"Para pengungsi tetap masih dalam pengawasan dan akan diberikan bantuan," ujar Humas Basarnas Manado, Ferry Aryanto, Jumat (8/2/2019).
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sitaro memindahkan 137 penduduk dari pengungsian di Gereja Nazaret Niambangeng dan Batubulan ke lokasi pengungsian sementara di Kelurahan Paseng, Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara yang berjarak sekitar 10 Km dari Dusun Niambangeng.Pengungsi dipindahkan melalui jalur darat karena dikhawatirkan jalur lahar erupsi Gunung Karangetang semakin meluas.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan BPBD Kabupaten Kepulauan Sitaro, Bob Wuaten mengatakan, lokasi pengungsian saat ini sudah relatif aman karena berada di luar area yang direkomendasikan oleh PVMBG untuk dikosongkan.
"Karena lokasi pengungsian yang kurang memadai maka ibu Bupati meminta agar dipindahkan ke shelter kelurahan Paseng ini karena kondisi erupsi gunung karangetang ini dari pihak pengamat gunung belum bisa memastikan kapan akan berakhir," pungkas Wuaten.
(wib)