Kasus DBD di Kota Serang Meningkat di Awal Tahun
A
A
A
SERANG - Kasus Demam Berdarah (DB) dan Demam Berdarah Dengue (DBD), di Kota Serang, Banten, cukup tinggi. Pada Januari 2019, terjadi 9 kasus DBD di ibukota Provinsi Banten itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang Toyalis mengatakan, berdasarkan data yang diterimanya sebanyak 9 pasien DBD dirawat di sejumlah rumah sakit. "Sudah banyak, belum satu bulan ada sembilan kasus terjadi di Kota Serang," kata Toyalis saat dihubungi SINDOnews, Rabu (23/1/2019).
Dia mengungkapkan, pada tahun 2018 sebanyak 63 orang terjangkit DBD di Kota Serang. Dari enam kecamatan, wilayah Cipocok Jaya dan Kasemen menjadi daerah dengan status endemi DBD. "Terakhir kasus yang terjadi di wilayah Cipocok Jaya yang terjangkit penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti itu," ujarnya.
Meningkatnya kasus DBD disebabkan masih kurangnya masyarakat menjaga kebersihan lingkungannya dengan melakukan gerakan 3M yaitu menguras, menutup dan mengubur
Upaya pencegahan lainnya, kata Toyalis adalah pemberian abatisasi di daerah endemis secara gratis dan juga fogging dengan fokus di sekitar rumah penderita positif DBD.
"Rumah sakit di Kota Serang sudah siap menerima pasien DBD jika terjadi lonjakan. Kita juga akan melakukan fogging di daerah yang ditemukan kasus DBD," tandasnya.
Dia mengimbau masyarakat yang mengalami sakit panas dan kemungkinan ada tanda-tanda terserang DBD, segera memeriksakan diri ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang Toyalis mengatakan, berdasarkan data yang diterimanya sebanyak 9 pasien DBD dirawat di sejumlah rumah sakit. "Sudah banyak, belum satu bulan ada sembilan kasus terjadi di Kota Serang," kata Toyalis saat dihubungi SINDOnews, Rabu (23/1/2019).
Dia mengungkapkan, pada tahun 2018 sebanyak 63 orang terjangkit DBD di Kota Serang. Dari enam kecamatan, wilayah Cipocok Jaya dan Kasemen menjadi daerah dengan status endemi DBD. "Terakhir kasus yang terjadi di wilayah Cipocok Jaya yang terjangkit penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti itu," ujarnya.
Meningkatnya kasus DBD disebabkan masih kurangnya masyarakat menjaga kebersihan lingkungannya dengan melakukan gerakan 3M yaitu menguras, menutup dan mengubur
Upaya pencegahan lainnya, kata Toyalis adalah pemberian abatisasi di daerah endemis secara gratis dan juga fogging dengan fokus di sekitar rumah penderita positif DBD.
"Rumah sakit di Kota Serang sudah siap menerima pasien DBD jika terjadi lonjakan. Kita juga akan melakukan fogging di daerah yang ditemukan kasus DBD," tandasnya.
Dia mengimbau masyarakat yang mengalami sakit panas dan kemungkinan ada tanda-tanda terserang DBD, segera memeriksakan diri ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat.
(rhs)