Butuh Uluran Tangan, Kondisi Penyandang Disabilitas Ini Memprihatinkan
A
A
A
PEKALONGAN - Subehi (26) warga Dukuh Sumilir, RT01/04, Desa Sengare Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, kondisinya sangat memprihatinkan. Pemuda ini badanya tinggal kulit pembungkus tulang dan tergeletak di tempat tidur tanpa perawatan.
Penyandang disabilitas (cerebral palsy) ini tinggal bersama ibu, nenek dan ke 2 adiknya di rumah yang sangat tidak layak. Keluarga dari kalangan tak mampu ini tak bisa berbuat banyak untuk mengobati juga merawat dengan baik, Subehi.
Pemuda ini sehari hari dirawat sang nenek, mbah Kasnah 87 tahun. Ibunya Suparti bekerja sebagai buruh pemetik teh dan mengumpulkan daun cengkeh.
"Kondisi Subehi waktu lahir normal, namun belum usia setahun sakit panas lalu kondisinya lumpuh. Karena tak ada biaya sehingga tubuhnya semakin memprihatinkan," jelas Suparti di Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (20/1/2019).
Selama ini hanya sekali dilakukan pengobatan, itu juga seadanya lantaran ketiadaan biaya. Bahkan, tempat Subeni sehari-hari juga hanya beralas seadanya, tak ada kasur, rumah ini juga gelap tanpa ada listrik.
Keluarga ini menempati sebuah rumah yang tidak layak. Tak ada barang berharga di dalam rumah di daerah pegunungan ini.
"Keluarga ini hidup dalam serba keterbatasan, penderita dirawat neneknya yang sudah tua, sedang ibunya saat siang, buruh sehingga tak bisa merawat," jelas Purwo Aji Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) se-Kabupaten Pekalongan.
Pihaknya berharap agar segera ada tindakan untuk bisa meringankan beban keluarga ini. "Yang paling dibutuhkan saat ini adalah sembako, alas tidur atau kasur juga penerangan listrik," jelas Purwo Aji.
Penyandang disabilitas (cerebral palsy) ini tinggal bersama ibu, nenek dan ke 2 adiknya di rumah yang sangat tidak layak. Keluarga dari kalangan tak mampu ini tak bisa berbuat banyak untuk mengobati juga merawat dengan baik, Subehi.
Pemuda ini sehari hari dirawat sang nenek, mbah Kasnah 87 tahun. Ibunya Suparti bekerja sebagai buruh pemetik teh dan mengumpulkan daun cengkeh.
"Kondisi Subehi waktu lahir normal, namun belum usia setahun sakit panas lalu kondisinya lumpuh. Karena tak ada biaya sehingga tubuhnya semakin memprihatinkan," jelas Suparti di Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (20/1/2019).
Selama ini hanya sekali dilakukan pengobatan, itu juga seadanya lantaran ketiadaan biaya. Bahkan, tempat Subeni sehari-hari juga hanya beralas seadanya, tak ada kasur, rumah ini juga gelap tanpa ada listrik.
Keluarga ini menempati sebuah rumah yang tidak layak. Tak ada barang berharga di dalam rumah di daerah pegunungan ini.
"Keluarga ini hidup dalam serba keterbatasan, penderita dirawat neneknya yang sudah tua, sedang ibunya saat siang, buruh sehingga tak bisa merawat," jelas Purwo Aji Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) se-Kabupaten Pekalongan.
Pihaknya berharap agar segera ada tindakan untuk bisa meringankan beban keluarga ini. "Yang paling dibutuhkan saat ini adalah sembako, alas tidur atau kasur juga penerangan listrik," jelas Purwo Aji.
(mhd)