Ular Piton 3 Meter Masuk Permukiman Warga Semarang
A
A
A
SEMARANG - Ular piton sepanjang tiga meter menggegerkan warga Perumahan P4A Pudakpayung Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah karena masuk permukiman pada malam hari. Ular dengan kulit bermotif batik itu diduga keluar sarang karena ingin mencari mangsa.
Binatang melata tersebut pertama kali diketahui muncul dari lahan kosong dan menyusuri jalan menuju permukiman. Oleh beberapa warga yang masih berjaga ular lantas ditangkap. Namun ular itu sempat melawan dan menyerang warga.
“Tadi ketika mau ditangkap malah melawan. Kepalanya itu seperti mau menyerang gitu lho. Kita kan jugabukan pawang, jadi menangkap sambil takut-takut,” kata Eko Riyanto, sembari memegangi ular yang baru saja ditangkap, Kamis (17/1/22019) dini hari.
Warga kemudian menggunakan batang bambu untuk melumpuhkan ular. Setelah berjibaku sekira 30 menit, ular berhasil ditangkap. Agar tak membahayakan warga yang ingin menyaksikan, kepala ular dilakban.
“Kita tekan badannya pakai bambu. Lalu saya memegang ekor, sedangkan dua teman memegang kepala dan badannya. Akhirnya bisa ditangkap, lalu kita bawa ke sini,” terangnya.
Sementara itu, Ketua RT 1/11 Pudakpayung, Hatta Bhineka, mengatakan, beberapa hari terakhir ular-ular berukuran besar menyambangi permukiman. Bahkan di antaranya masuk ke rumah hingga membuat warga ketakutan.
“Kemarin ada laporan jika di rumah Pak Win, Pak Eko, dan Pak Titon ada ular juga. Mungkin karena habitat mereka terganggu makanya masuk ke permukiman. Daerah sini kan dulunya hutan sementara sekarang ini lagi marak pembangunan perumahan,” ucapnya.
Binatang melata tersebut pertama kali diketahui muncul dari lahan kosong dan menyusuri jalan menuju permukiman. Oleh beberapa warga yang masih berjaga ular lantas ditangkap. Namun ular itu sempat melawan dan menyerang warga.
“Tadi ketika mau ditangkap malah melawan. Kepalanya itu seperti mau menyerang gitu lho. Kita kan jugabukan pawang, jadi menangkap sambil takut-takut,” kata Eko Riyanto, sembari memegangi ular yang baru saja ditangkap, Kamis (17/1/22019) dini hari.
Warga kemudian menggunakan batang bambu untuk melumpuhkan ular. Setelah berjibaku sekira 30 menit, ular berhasil ditangkap. Agar tak membahayakan warga yang ingin menyaksikan, kepala ular dilakban.
“Kita tekan badannya pakai bambu. Lalu saya memegang ekor, sedangkan dua teman memegang kepala dan badannya. Akhirnya bisa ditangkap, lalu kita bawa ke sini,” terangnya.
Sementara itu, Ketua RT 1/11 Pudakpayung, Hatta Bhineka, mengatakan, beberapa hari terakhir ular-ular berukuran besar menyambangi permukiman. Bahkan di antaranya masuk ke rumah hingga membuat warga ketakutan.
“Kemarin ada laporan jika di rumah Pak Win, Pak Eko, dan Pak Titon ada ular juga. Mungkin karena habitat mereka terganggu makanya masuk ke permukiman. Daerah sini kan dulunya hutan sementara sekarang ini lagi marak pembangunan perumahan,” ucapnya.
(whb)