Hari ke-7 Longsor Sukabumi, 31 Meninggal dan 2 Hilang

Minggu, 06 Januari 2019 - 13:02 WIB
Hari ke-7 Longsor Sukabumi,...
Hari ke-7 Longsor Sukabumi, 31 Meninggal dan 2 Hilang
A A A
JAKARTA - Memasuki hari ke-7 pascalongsor di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban.

Hingga Minggu (6/1/2019) pagi, dari 100 orang terdampak longsor, tim SAR gabungan telah menemukan 64 orang selamat, 31 orang meninggal dunia, 2 orang hilang dan masih dalam pencarian, dan 3 orang luka. Dari 3 orang luka tersebut 1 orang luka berat masih dirawat di RS Pelabuhan Ratu dan 2 orang sudah diperbolehkan pulang.

“31 korban meninggal dunia semuanya sudah berhasil teridentifikasi oleh petugas medis. Tim SAR berupaya keras hari ini kedua korban berhasil ditemukan,” ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya, Minggu (6/1/2019).

Sutopo menjelaskan, Tim SAR gabungan yang dikoordinir Basarnas dibantu oleh TNI, Polri, BPBD, SKPD, PMI, Tagana, NGO, relawan dan masyarakat terus melakukan pencarian korban sejak kejadian longsor pada 31 Desember 2018 sore. Kondisi cuaca yang cerah mendukung operasional di lapangan. (Baca Juga: Longsor Cisolok: Operasi Hari ke-6, Tim SAR Temukan Lima Korban )

Daerah di Kabupaten Sukabumi banyak yang rawan longsor. Kondisi topografi perbukitan dengan batuan penyusun yang porus, gembur dan lepas menyebabkan mudahnya longsor. Banyaknya penduduk yang tinggal di daerah rawan longsor menyebabkan tingkat risiko longsor tinggi. (Baca Juga: Tim SAR Gabungan Temukan Kembali Empat Korban Longsor Cisolok )

Selama 10 tahun terakhir telah terjadi 132 kali longsor di Sukabumi dengan beberapa kejadian di antaranya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan. Misalnya, longsor di Kecamatan Cireunghas pada 28/3/2015 menyebabkan 12 orang meninggal dunia, 293 orang terdampak, dan 11 rumah rusak.

“Mitigasi longsor masih memerlukan banyak perhatian, baik mitigasi struktural seperti penguatan tebing, pemasangan sistem peringatan dini longsor, penghijauan dan lainnya. Juga mitigasi non struktural seperti pemetaan, sosialisasi, tata ruang, pendidikan kebencanaan, gladi dan lainnya,” kata Sutopo.

Puncak musim penghujan sebagian besar wilayah Indonesia adalah Januari hingga Februari. Masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya.

Data Korban Meninggal Dunia yang Sudah Ditemukan:
Senin, 31/12/2018:

- Hendra (Laki-laki)
- Sasa (Perempuan)

Selasa, 1/1/2019:
- Ukri (L) 50 tahun
- Riska (P) 27 tahun
- Rita (P) 15 tahun
- Yanti (P) 38 tahun
- Ahudi (L) 60 tahun
- Suryani (P) 35 tahun
- Jumhadi (L) 47 tahun
- Yami (P) 26 tahun

Rabu, 2/1/2019:
- Sukiman (L) 70 tahun
- Umih (P) 70 tahun
- Endu (L) 43 tahun

Kamis, 3/1/2019:
- Mulyani (P) 60 tahun
- Madtuha (L) 50 tahun
- Andra Maulana (L) 8 tahun
- Adsa (L) 45 tahun
- Miah (P) 40 tahun

Jumat, 4/1/2019:
- Nanih (P) 45 tahun
- Sugandi (L) 41 tahun
- Artemah (P) 85 tahun
- Ernawati (P) 14 tahun

Sabtu, 5/1/2019:
- Ecih (P) 15 tahun
- Serly (P) 3 tahun
- Sukiat (L) 56 tahun
- Asep (L) 38 tahun
- Lina Wati (P) 13 tahun
- Suyeti (P) 20 tahun
- Adsih (P) 40 tahun
- Mirha (L) 60 tahun
- Armi (P) 45 tahun
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1165 seconds (0.1#10.140)