Aksi Perompakan di Perairan Raja Ampat dan Sorong Kian Marak
A
A
A
WAISAI - Sejumlah operator kapal wisata di Raja Ampat saat ini resah lantaran maraknya aksi perompakan di perairan laut Raja Ampat dan Sorong, Papua Barat. Dalam sepekan terakhir terjadi kasus perompakan terhadap tiga kapal wisata.
Setidaknya 3 operator kapal rekreasi menderita kerugian akibat pencurian speed boat milik mereka yang digunakan untuk melayani wisatawan.
Terbaru Kapal Pearl of Papua menderita kerugian 2 body speed dengan 3 mesin tempel (outboard engine 40 pk) karena aksi tersebut saat melaju di sekitar Pulau Sop menuju Sorong, pada Rabu (2/1/2019) lalu.
Menurut Yayu Yuniar, selaku co-founder and owner kapal Pearl of Papua, mengaku mengalami kejadian perampokan di laut saat kapal wisata miliknya menempuh perjalanan dari Raja Ampat ke Sorong.
"Aksi pencurian dilakukan pada saat kapal melaju 5-6 knot, perompak memotong tali pengikat speed pada kapal, Kejadian dengan kapal kami terjadi semalam, sekitar pukul 19.30 waktu setempat," ungkap Yayu, Jumat (4/1/2019).
Saat itu kapal sedang melaju kembali ke arah pelabuhan Sorong dengan kecepatan penuh sekita 5-6 knot. Posisi kapal saat itu di sekitar Pulau Soop.
"Dua Speed boat terikat kuat seperti biasanya di badan kapal utama (kapal besar), namun perompak memotong tali speed dan mengambil Speedboat kami sejumlah dua unit," terang Yayu.
Atas kejadian itu, menurut Yayu, dirinya mengalami kerugian sebesar Rp500 juta dan khawatir akan keselamatan operasional kapal menuju perairan Raja Ampat.
Dia juga telah melaporkan kepada pihak berwajib untuk mengambil langkah-langkah hukum. "Secara tertulis dan resmi kami sudah melapor dan membuat berita acara di PolAir di Sorong,” ungkap Yayu.
Dirinya juga sempat mendapat bantuan dari TNI AL yang datang membantu mengejar para pelaku pencurian speedboat miliknya. Yayu mengaku pihak keamanan sangat responsif dalam membantu pencarian.
"Semalam AL sempat melakukan upaya pengejaran, namun tidak berhasil. Tadi pagi pihak PolAir datang membantu melakukan upaya pencarian. Alhamdullilah pihak aparat keamanan terkait responsif menanggapi," tandasnya.
Sebelumnya, dua operator lainnya juga mengalami hal sama. Sedangkan beberapa bulan lalu, satu operator kehilangan dua speednya saat bermalam di sekitaran Pulau Mioskun Raja Ampat. Kondisi ini tidak dapat dibiarkan karena akan mengganggu kenyamanan para wisatawan. Karena insiden ini juga terjadi pada saat wisatawan berada di atas kapal.
Setidaknya 3 operator kapal rekreasi menderita kerugian akibat pencurian speed boat milik mereka yang digunakan untuk melayani wisatawan.
Terbaru Kapal Pearl of Papua menderita kerugian 2 body speed dengan 3 mesin tempel (outboard engine 40 pk) karena aksi tersebut saat melaju di sekitar Pulau Sop menuju Sorong, pada Rabu (2/1/2019) lalu.
Menurut Yayu Yuniar, selaku co-founder and owner kapal Pearl of Papua, mengaku mengalami kejadian perampokan di laut saat kapal wisata miliknya menempuh perjalanan dari Raja Ampat ke Sorong.
"Aksi pencurian dilakukan pada saat kapal melaju 5-6 knot, perompak memotong tali pengikat speed pada kapal, Kejadian dengan kapal kami terjadi semalam, sekitar pukul 19.30 waktu setempat," ungkap Yayu, Jumat (4/1/2019).
Saat itu kapal sedang melaju kembali ke arah pelabuhan Sorong dengan kecepatan penuh sekita 5-6 knot. Posisi kapal saat itu di sekitar Pulau Soop.
"Dua Speed boat terikat kuat seperti biasanya di badan kapal utama (kapal besar), namun perompak memotong tali speed dan mengambil Speedboat kami sejumlah dua unit," terang Yayu.
Atas kejadian itu, menurut Yayu, dirinya mengalami kerugian sebesar Rp500 juta dan khawatir akan keselamatan operasional kapal menuju perairan Raja Ampat.
Dia juga telah melaporkan kepada pihak berwajib untuk mengambil langkah-langkah hukum. "Secara tertulis dan resmi kami sudah melapor dan membuat berita acara di PolAir di Sorong,” ungkap Yayu.
Dirinya juga sempat mendapat bantuan dari TNI AL yang datang membantu mengejar para pelaku pencurian speedboat miliknya. Yayu mengaku pihak keamanan sangat responsif dalam membantu pencarian.
"Semalam AL sempat melakukan upaya pengejaran, namun tidak berhasil. Tadi pagi pihak PolAir datang membantu melakukan upaya pencarian. Alhamdullilah pihak aparat keamanan terkait responsif menanggapi," tandasnya.
Sebelumnya, dua operator lainnya juga mengalami hal sama. Sedangkan beberapa bulan lalu, satu operator kehilangan dua speednya saat bermalam di sekitaran Pulau Mioskun Raja Ampat. Kondisi ini tidak dapat dibiarkan karena akan mengganggu kenyamanan para wisatawan. Karena insiden ini juga terjadi pada saat wisatawan berada di atas kapal.
(rhs)