BNPB: Jumlah Pengungsi Korban Tsunami Selat Sunda Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan update korban bencana alam tsunami yang menimpa wilayah Selat Sunda beberapa minggu yang lalu. Tercatat jumlah pengungsi mengalami peningkatan, total berjumlah 39.923 orang.
"Untuk jumlah orang yang mengungsi saat ini tercatat menurut Sutopo, 36.923 orang yang paling banyak ada di Pandeglang yaitu 22.811 pengungsi dan di Lampung Selatan 7.868 pengungsi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di Kantor BNPB, Jakarta Pusat, Rabu (2/1/2019).
"Untuk pengungsi di Pandeglang, dari yang ada saat ini 22.811 jiwa diperkirakan hanya sekitar 10.000 masyarakat yang mengungsi karena rumahnya rusak. Sebab, ada 1.012 unit rumah rusak di Pandeglang sehingga mereka mengungsi," sambungnya.
Sutopo mengungkapkan sekitar 12.000 jiwa masyarakat mengungsi bukan karena rumahnya rusak, karena trauma dengan tsunami. Apalagi adanya informasi potensi tsunami yang dibangkitkan oleh Longsor bawah laut akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau.
"Karena banyak pengungsi hampir 11.000 lebih masyarakat mengungsi di sekolah-sekolah, ada 41 sekolah yang digunakan untuk pengungsian. Padahal pada 7 Januari 2019 sudah masuk sekolah sehingga masyarakat hendak dikembalikan ke rumah masing-masing," jelas Sutopo.
Sutopo melanjutkan, untuk korban yang mengalami luka-luka saat ini tercatat sudah ada 14.059 orang. Sebanyak 10 orang dinyatakan hilang, dari Lampung Selatan 7 orang dan 3 orang dari Pandeglang. "Tercatat 437 orang meninggal dunia, sebanyak 429 jenazah sudah dimakamkan, 8 jenazah belum teridentifikasi. Dan rencana 8 jenazah ini akan dimakam secara massal," pungkasnya.
"Untuk jumlah orang yang mengungsi saat ini tercatat menurut Sutopo, 36.923 orang yang paling banyak ada di Pandeglang yaitu 22.811 pengungsi dan di Lampung Selatan 7.868 pengungsi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di Kantor BNPB, Jakarta Pusat, Rabu (2/1/2019).
"Untuk pengungsi di Pandeglang, dari yang ada saat ini 22.811 jiwa diperkirakan hanya sekitar 10.000 masyarakat yang mengungsi karena rumahnya rusak. Sebab, ada 1.012 unit rumah rusak di Pandeglang sehingga mereka mengungsi," sambungnya.
Sutopo mengungkapkan sekitar 12.000 jiwa masyarakat mengungsi bukan karena rumahnya rusak, karena trauma dengan tsunami. Apalagi adanya informasi potensi tsunami yang dibangkitkan oleh Longsor bawah laut akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau.
"Karena banyak pengungsi hampir 11.000 lebih masyarakat mengungsi di sekolah-sekolah, ada 41 sekolah yang digunakan untuk pengungsian. Padahal pada 7 Januari 2019 sudah masuk sekolah sehingga masyarakat hendak dikembalikan ke rumah masing-masing," jelas Sutopo.
Sutopo melanjutkan, untuk korban yang mengalami luka-luka saat ini tercatat sudah ada 14.059 orang. Sebanyak 10 orang dinyatakan hilang, dari Lampung Selatan 7 orang dan 3 orang dari Pandeglang. "Tercatat 437 orang meninggal dunia, sebanyak 429 jenazah sudah dimakamkan, 8 jenazah belum teridentifikasi. Dan rencana 8 jenazah ini akan dimakam secara massal," pungkasnya.
(wib)