Petugas Pencari Korban Tsunami Berhamburan Mendengar Air Laut Naik
A
A
A
SERANG - Petugas gabungan yang sedang melakukan pencarian korban tsunami Selat Sunda di Villa Mutiara Carita Pandeglang berhamburan ketika mendengar kabar gelombang air laut kembali naik.
Pada saat bersamaan, Kontributor SINDOnews.com Rasyid Ridho sedang meliput proses pencarian korban yang diduga masih ada di bawah reruntuhan bangunan pun ikut menyelamatkan diri.
Memang di lokasi angin dan ombak laut Selat Sunda sedang tidak bersahabat. Tim pencarian dari TNI, Basarnas, dan relawan pun memutuskan untuk dihentikan sementara hingga cuaca kembali normal,
Sesudah mewancarai narasumber, kawan-kawan media pun mendengar teriakan untuk menjauh dari bibir pantai sebab gelombang air akan kembali naik. "Air naik, air naik, ada buih lari, lari," teriak petugas.
Mendengar akan ada gelombang air naik, seluruh petugas dan kami pun melarikan diri keluar dari kawasan villa mutiara carita menuju ke lokasi yang lebih tinggi menggunakan mobil truk milik TNI.
Bahkan, warga sekitar yang mendegar teriakan keluar rumah dan melarikan diri menggunakan kendaraan roda dua maupun berlari kearah perbukitan di kantor Kecamatan Carita.
Ibu-ibu pun menggendong anaknya menjauh dari pantai, bahkan para pedagang yang berada di depan kantor Puskesmas Carita menutup warungnya untuk menyelamatkan diri,
Hingga saat ini, informasi akan adanya gelombang tinggi tidak terjadi. Kejadian tersebut membuat panik petugas dan warga. Sebab, kejadian seperti itu sudah dialami Kontributor Sindonews tiga kali semenjak hari pertama kejadian bencana tsunami.
Sebelumnya, Bupati Pandeglang Irna Narulita bersama warga Kecamatan Sumur dibuat panik mendengar kabar akan ada gelombang tinggi.
"Tadi ada himbauan dari dalam Masjid air naik, air naik. Kami ingin menyelamatkan orang lain tapi kani menyelamatkan diri dulu. jangan nanti semua jadi korban," kata Irna.
Menurutnya, dengan seringnya beredar informasi tidak benar mengakibatkan pekerjaan dari tim SAR, relawan mengirim bantuan dan menfevakuasi korban terganggu..
Sebab sudah empat kali saat bekerja mendapatkan informaai akan kembali terjadi tsunami. "Hoax lagi hoax lagi. mau kerja engfa jadi jadi. Kami harus maju. Saya harap masyarakat untuk tenang dan beraktifitas jauh dari pantai demi keselamatan bersama," pungkasnya.
Pada saat bersamaan, Kontributor SINDOnews.com Rasyid Ridho sedang meliput proses pencarian korban yang diduga masih ada di bawah reruntuhan bangunan pun ikut menyelamatkan diri.
Memang di lokasi angin dan ombak laut Selat Sunda sedang tidak bersahabat. Tim pencarian dari TNI, Basarnas, dan relawan pun memutuskan untuk dihentikan sementara hingga cuaca kembali normal,
Sesudah mewancarai narasumber, kawan-kawan media pun mendengar teriakan untuk menjauh dari bibir pantai sebab gelombang air akan kembali naik. "Air naik, air naik, ada buih lari, lari," teriak petugas.
Mendengar akan ada gelombang air naik, seluruh petugas dan kami pun melarikan diri keluar dari kawasan villa mutiara carita menuju ke lokasi yang lebih tinggi menggunakan mobil truk milik TNI.
Bahkan, warga sekitar yang mendegar teriakan keluar rumah dan melarikan diri menggunakan kendaraan roda dua maupun berlari kearah perbukitan di kantor Kecamatan Carita.
Ibu-ibu pun menggendong anaknya menjauh dari pantai, bahkan para pedagang yang berada di depan kantor Puskesmas Carita menutup warungnya untuk menyelamatkan diri,
Hingga saat ini, informasi akan adanya gelombang tinggi tidak terjadi. Kejadian tersebut membuat panik petugas dan warga. Sebab, kejadian seperti itu sudah dialami Kontributor Sindonews tiga kali semenjak hari pertama kejadian bencana tsunami.
Sebelumnya, Bupati Pandeglang Irna Narulita bersama warga Kecamatan Sumur dibuat panik mendengar kabar akan ada gelombang tinggi.
"Tadi ada himbauan dari dalam Masjid air naik, air naik. Kami ingin menyelamatkan orang lain tapi kani menyelamatkan diri dulu. jangan nanti semua jadi korban," kata Irna.
Menurutnya, dengan seringnya beredar informasi tidak benar mengakibatkan pekerjaan dari tim SAR, relawan mengirim bantuan dan menfevakuasi korban terganggu..
Sebab sudah empat kali saat bekerja mendapatkan informaai akan kembali terjadi tsunami. "Hoax lagi hoax lagi. mau kerja engfa jadi jadi. Kami harus maju. Saya harap masyarakat untuk tenang dan beraktifitas jauh dari pantai demi keselamatan bersama," pungkasnya.
(nag)