Banjir Besar Lagi, Ganjar : Saya Bertanggung Jawab
A
A
A
SEMARANG - Banjir besar yang merendam ratusan rumah warga di Kaligawe Kota Semarang dikeluhkan banyak pihak. Terlebih, banjir itu diduga akibat air Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) meluap karena proyek pengerukannya belum rampung.
"Mungkin banyak orang yang protes kepada saya, maka saya bilang saya bertanggung jawab. Karena apa? Saya merencanakan ini dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), Menteri PU," kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat meninjau lokasi kejadian, Minggu 9 Desember 2018.
Politikus PDIP ini juga menyebutkan, pemerintah telah berupaya maksimal untuk menanggulangi banjir yang kerap melanda kawasan tersebut. Pemprov Jateng, bersama Pemkot Semarang, hingga pemerintah pusat melakukan beragam cara untuk mencegah bencana banjir.
"Pemkot juga sudah membuat kolam retensi, kita siapkan tanggul, dan seterusnya. Ini bukan sekadar banjir tapi juga rob. Maka (normalisasi) Banjir Kanal Timur kita akan bereskan semuanya. Hari ini sudah ada kelihatan hasilnya," tandas dia.
Ganjar mengaku telah berusaha melakukan percepatan penanggulangan bencana banjir. Namun sebelum proyek normalisasi BKT rampung, hujan deras terus mengguyur hingga sungai yang dipenuhi sampah tak mampu lagi menampung gelontoran air.
"Ini (normalisasi BKT) bagian dari antisipasi (bencana banjir). Memang Bandung Bondowoso belum ketemu, nah saya harapkan dia bisa menyelesaikan sehari. Tapi enggak ada. Ya kita panggil insinyur yang waras-waras ini," lugasnya.
Sekadar diketahui, Bandung Bondowoso merupakan tokoh legenda atau cerita rakyat yang populer di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Cerita ini mengisahkan cinta seorang pangeran kepada seorang putri cantik bernama Rara Jonggrang.
Rara Jonggrang bersedia dipersunting Bandung Bondowoso jika bisa membuat 1.000 candi dalam satu malam. Syarat disanggupi Bandung Bondowoso. Namun, saat akan menyelesaikan candi terakhir atau ke 1.000, Rara Jonggrang berhasil menggagalkan.
Bandung Bondowoso kalap, apalagi setelah mengetahui jika yang menggagalkan usahanya itu tak lain adalah Rara Jonggrang. Perempuan itupun dikutuk menjadi candi ke-1.000. Dongeng ini yang menjelaskan asal mula dari Candi Sewu atau Candi Prambanan.
"Mungkin banyak orang yang protes kepada saya, maka saya bilang saya bertanggung jawab. Karena apa? Saya merencanakan ini dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), Menteri PU," kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat meninjau lokasi kejadian, Minggu 9 Desember 2018.
Politikus PDIP ini juga menyebutkan, pemerintah telah berupaya maksimal untuk menanggulangi banjir yang kerap melanda kawasan tersebut. Pemprov Jateng, bersama Pemkot Semarang, hingga pemerintah pusat melakukan beragam cara untuk mencegah bencana banjir.
"Pemkot juga sudah membuat kolam retensi, kita siapkan tanggul, dan seterusnya. Ini bukan sekadar banjir tapi juga rob. Maka (normalisasi) Banjir Kanal Timur kita akan bereskan semuanya. Hari ini sudah ada kelihatan hasilnya," tandas dia.
Ganjar mengaku telah berusaha melakukan percepatan penanggulangan bencana banjir. Namun sebelum proyek normalisasi BKT rampung, hujan deras terus mengguyur hingga sungai yang dipenuhi sampah tak mampu lagi menampung gelontoran air.
"Ini (normalisasi BKT) bagian dari antisipasi (bencana banjir). Memang Bandung Bondowoso belum ketemu, nah saya harapkan dia bisa menyelesaikan sehari. Tapi enggak ada. Ya kita panggil insinyur yang waras-waras ini," lugasnya.
Sekadar diketahui, Bandung Bondowoso merupakan tokoh legenda atau cerita rakyat yang populer di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Cerita ini mengisahkan cinta seorang pangeran kepada seorang putri cantik bernama Rara Jonggrang.
Rara Jonggrang bersedia dipersunting Bandung Bondowoso jika bisa membuat 1.000 candi dalam satu malam. Syarat disanggupi Bandung Bondowoso. Namun, saat akan menyelesaikan candi terakhir atau ke 1.000, Rara Jonggrang berhasil menggagalkan.
Bandung Bondowoso kalap, apalagi setelah mengetahui jika yang menggagalkan usahanya itu tak lain adalah Rara Jonggrang. Perempuan itupun dikutuk menjadi candi ke-1.000. Dongeng ini yang menjelaskan asal mula dari Candi Sewu atau Candi Prambanan.
(mhd)