Pelajar SMA Asal Sumut Capai Lima Besar Penelitian di NASA
A
A
A
MEDAN - Pelajar SMA Chandra Kumala berhasil meraih juara lima besar tingkat internasional dalam penelitian di National Aeronautics and Space Administration (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Musa Rajekshah pun mengaku kagum dan bangga terhadap prestasi pelajar Sumatera Utara (Sumut).
"Awalnya saya tidak menyangka bahwa para pelajar di sini mampu meraih juara atau lima besar dalam penelitiannya di NASA Amerika Serikat. Pertama kali saya melihat proposol tentang rencana kepergian para siswa tersebut ke sana, apa betul atau tidak mereka ini ke NASA," jelas Musa Rajekshah saat berkunjung ke Sekolah Chandra Kumala di Kompleks Cemara Asri, Medan Estate, Jumat (7/12/2018).
Ternyata keraguannya itu terwujud dengan berhasilnya delapan siswa/siswi SMA Chandra Kumala meraih prestasi di NASA. Tidak tanggung-tanggung, mereka berhasil meraih lima besar dan mengalahkan puluhan perwakilan negara lainnya.
"Luar biasa. Ternyata mereka mampu menjadi juara lima dan tidak hanya membawa nama Indonesia ke dunia, tapi juga Sumatera Utara. Maka saya memberikan apresiasi sangat besar kepada mereka yang berhasil," ungkapnya.
Melihat prestasi para siswa tersebut, menurut Wagub Sumut, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara perlu menganggarkan pemberian beasiswa untuk pelajar ke luar negeri.
"Belum lama ini saya melakukan lawatan ke Rusia, membahas penerimaan pelajar asal Sumut ke universitas di sana dan hasilnya kita mendapat dukungan," terangnya.
Menurutnya, Wagub Sumut, para pelajar yang mendapat beasiswa dari Pemprov Sumut harus mengabdi ke Pemprov Sumut selama 2 tahun dan tentunya diberi gaji. Setelah mengabdi selama dua tahun mereka boleh mencari karir di tempat lain.
"Karena tidak sedikit pemuda-pemudi yang sudah berhasil memilih mengabdi ke negara lain. Itu dikarenakan tidak adanya perhatian dari pemerintah. Untuk itu kita harus peka melihat generasi yang berprestasi dan bisa mengabdi pada negara, jangan kita mengharap mereka mengabdi sedangkan kita sendiri tidak memberi perhatian," tuturnya.
Sementara itu, Kepala SMU Chandra Kumala, Rita mengatakan program penelitian yang dilakukan para siswanya tersebut sudah dilakukan sejak 2016. Tidak hanya sekali proposal yang disampaikan ditolak oleh NASA.
“Tapi yang namanya perjuangan, kami tidak pernah menyerah, hingga akhirnya penelitian kami diterima dan berhasil menjuarai lima besar mengalahkan puluhan negara yang ikut, dan ini tidak terlepas dari semangat dan motivasi dari para guru pembimbing serta Yayasan,” ujarnya.
Penelitian para siswanya yang disampaikan ke NASA adalah mengamati pertumbuhan Slime Mold di dalam 3D Maze. Slime Mold atau yang nama latin ilmiahnya adalah Physarum polycephalum adalah suatu mahluk hidup berjenis protista yang sensitive terhadap cahaya dan bereaksi terhadap rangsangan seperti makanan dan air, di mana dia akan tumbuh dan membuat cabang-cabang untuk mencapai sumber makannya.
“Mahluk ini seperti seolah memiliki kebersatuan otak yang primitif dalam tumbuh dan bergerak bersama-sama mencapai tujuannya (yang seringnya adalah berupa sumber makanan yang mereka butuhkan,” ucap Diyah Purwarini, salah seorang siswi SMA Chandra Kumala.
Turut hadir pada acara tersebut Founder Yayasan Pendidikan Cemara Asri Mujianto, mewakili Yayasan Bangga Jadi Indonesia Dedy Ananda, Koordinator Penelitian Mr Anfrew Watts, serta 8 pelajar yang ikut penelitian yaitu Diyah Puwarini, Andrew P Watts, Swandi Sibarani, Nadya Yasefa, Joane Clarisa, Venny Rusell, Roy Himawan dan Bramasto. Juga orang tua siswa dan undangan lainnya.
"Awalnya saya tidak menyangka bahwa para pelajar di sini mampu meraih juara atau lima besar dalam penelitiannya di NASA Amerika Serikat. Pertama kali saya melihat proposol tentang rencana kepergian para siswa tersebut ke sana, apa betul atau tidak mereka ini ke NASA," jelas Musa Rajekshah saat berkunjung ke Sekolah Chandra Kumala di Kompleks Cemara Asri, Medan Estate, Jumat (7/12/2018).
Ternyata keraguannya itu terwujud dengan berhasilnya delapan siswa/siswi SMA Chandra Kumala meraih prestasi di NASA. Tidak tanggung-tanggung, mereka berhasil meraih lima besar dan mengalahkan puluhan perwakilan negara lainnya.
"Luar biasa. Ternyata mereka mampu menjadi juara lima dan tidak hanya membawa nama Indonesia ke dunia, tapi juga Sumatera Utara. Maka saya memberikan apresiasi sangat besar kepada mereka yang berhasil," ungkapnya.
Melihat prestasi para siswa tersebut, menurut Wagub Sumut, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara perlu menganggarkan pemberian beasiswa untuk pelajar ke luar negeri.
"Belum lama ini saya melakukan lawatan ke Rusia, membahas penerimaan pelajar asal Sumut ke universitas di sana dan hasilnya kita mendapat dukungan," terangnya.
Menurutnya, Wagub Sumut, para pelajar yang mendapat beasiswa dari Pemprov Sumut harus mengabdi ke Pemprov Sumut selama 2 tahun dan tentunya diberi gaji. Setelah mengabdi selama dua tahun mereka boleh mencari karir di tempat lain.
"Karena tidak sedikit pemuda-pemudi yang sudah berhasil memilih mengabdi ke negara lain. Itu dikarenakan tidak adanya perhatian dari pemerintah. Untuk itu kita harus peka melihat generasi yang berprestasi dan bisa mengabdi pada negara, jangan kita mengharap mereka mengabdi sedangkan kita sendiri tidak memberi perhatian," tuturnya.
Sementara itu, Kepala SMU Chandra Kumala, Rita mengatakan program penelitian yang dilakukan para siswanya tersebut sudah dilakukan sejak 2016. Tidak hanya sekali proposal yang disampaikan ditolak oleh NASA.
“Tapi yang namanya perjuangan, kami tidak pernah menyerah, hingga akhirnya penelitian kami diterima dan berhasil menjuarai lima besar mengalahkan puluhan negara yang ikut, dan ini tidak terlepas dari semangat dan motivasi dari para guru pembimbing serta Yayasan,” ujarnya.
Penelitian para siswanya yang disampaikan ke NASA adalah mengamati pertumbuhan Slime Mold di dalam 3D Maze. Slime Mold atau yang nama latin ilmiahnya adalah Physarum polycephalum adalah suatu mahluk hidup berjenis protista yang sensitive terhadap cahaya dan bereaksi terhadap rangsangan seperti makanan dan air, di mana dia akan tumbuh dan membuat cabang-cabang untuk mencapai sumber makannya.
“Mahluk ini seperti seolah memiliki kebersatuan otak yang primitif dalam tumbuh dan bergerak bersama-sama mencapai tujuannya (yang seringnya adalah berupa sumber makanan yang mereka butuhkan,” ucap Diyah Purwarini, salah seorang siswi SMA Chandra Kumala.
Turut hadir pada acara tersebut Founder Yayasan Pendidikan Cemara Asri Mujianto, mewakili Yayasan Bangga Jadi Indonesia Dedy Ananda, Koordinator Penelitian Mr Anfrew Watts, serta 8 pelajar yang ikut penelitian yaitu Diyah Puwarini, Andrew P Watts, Swandi Sibarani, Nadya Yasefa, Joane Clarisa, Venny Rusell, Roy Himawan dan Bramasto. Juga orang tua siswa dan undangan lainnya.
(sms)