14 Sungai Mati Difungsikan sebagai Pencegah Banjir

Rabu, 05 Desember 2018 - 17:50 WIB
14 Sungai Mati Difungsikan sebagai Pencegah Banjir
14 Sungai Mati Difungsikan sebagai Pencegah Banjir
A A A
BANDUNG - Untuk mencegah banjir, sebanyak 14 sungai mati atau oxbow di sepanjang Sungai Citarum yang membentang dari Gunung Wayang, Kabupaten Bandung, hingga bemuara di Laut Jawa, difungsikan sebagai penampung air.

Selama ini, oxbow kerap menjadi tempat pembuangan sampah warga. Misalnya oxbow di Bojong Soang Kabupaten Bandung. Setelah dibersihkan oleh Perum Jasa Tirta II dan Satgas Citarum Harum dari Kodam III Siliwangi, kini sungai mati tersebut cukup bersih dan bisa dimanfaatkan warga untuk beraktivitas

"Di sepanjang Sungai Citarum terdapat 14 oxbow. Banyak di antaranya yang sudah dibersihkan, salah satunya yang di Bojong Soang," ujar Direktur Operasi dan Pengembangan PJT II, Antonius Aris Sudjatmiko, Rabu (5/12/2018).

Dia menjelaskan, PJT II selaku operator Bendungan Ir H Juanda atau kerap disebut Bendungan Jatiluhur, sudah menandatangani ‎kesepakatan dengan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWS). Salah satu kesepakatannya soal mengembalikan kepada kondisi semula sebelumnya mengalami sedimentasi dan penumpukan sampah. PJT II juga sebagai operator distribusi air baku untuk DKI Jakarta via Saluran Tarum Barat, dan penyedia air untuk irigasi pertanian di pantura Jabar via Saluran Tarum Timur. ‎

"Dikembalikan lagi fungsinya menjadi badan air dengan melakukan pengerukan. ‎Dalam kegiatan tersebut, sepenuhnya didukung oleh Pangdam III Siliwangi serta para Komandan Sektor dan Gubernur Jawa Barat yang bertindak sebagai koordinator," ujarnya.

Menurut dia, sungai mati ‎sangat bermanfaat untuk lingkungan sekaligus daya tampung air untuk mencegah banjir. Sungai mati itu kata dia, bisa menampung air hingga bisa mengurangi volume air saat debit sungai sedang tinggi.

"Kemudian untuk menjaga kesehatan lingkungan. Ke depannya akan dikembangkan menjadi aktivitas air seperti perikanan budidaya, pariwisata dan lain-lain," katanya.

Kemudian, kata dia, dari 14 oxbow yang terdapat di Sungai Citarum, telah dilakukan restorasi dengan cara melakukan pengerukan dan penataan di 8 lokasi oxbow. "Anggaran yang dikeluarkan untuk pengerukan dan penanganan sampah di 8 oxbow tersebut sekitar Rp17,5 miliar," ujarnya.

Dia merinci, selama 2017, telah dilakukan pengerukan di tiga lokasi oxbow. Tahun ini, dilakukan pengerukan di lima lokasi oxbow lainnya dan satu lokasi merupakan kelanjutan dari kegiatan 2017, yaitu di Oxbow Rancamanyar.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5357 seconds (0.1#10.140)