Macan Pemangsa Ternak di Lereng Lawu Diduga Lebih dari Satu
A
A
A
KARANGANYAR - Teror binatang buas yang memangsa ternak milik warga lereng Gunung Lawu di Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar, Jawa Tengah terus berlanjut. Hewan yang diduga kuat adalah macan tersebut kembali membunuh dua ekor kambing, Minggu (25/11/2018) dini hari.
Macan tutul itu beraksi menerkam ternak milik Marno sekitar pukul 01.30 WIB. Kala itu, tujuh anggota Polsek dan Koramil Jatiyoso bersama warga, tengah bertugas di lereng bagian atas. “Hari sebelumnya, anggota kami berjaga di bawah dan yang diserang bagian atas,” ungkap Kapolsek Jatiyoso Iptu Subarkah, Minggu (25/11/2018).
Karena keterbatasan personel, pihaknya akan berkoordinasi dengan Camat Jatiyoso agar personel Linmas dari desa-desa tetangga dapat diperbantukan untuk berjaga.
Sehari sebelumnya, serangan macan tutul itu berhenti ketika warga membuat strategi pengusiran dengan membuat suara ledakan tradisional dari bambu atau istilah Jawanya Long Bumbung. Cara itu efektif karena di hari itu tidak ada ternak warga yang diterkam. Namun, di hari berikutnya, serangan macan tutul Jawa itu kembali terjadi. Pemilik rumah sempat memergoki sehingga baru dua kambing yang diterkam. Ketika ketahuan, hewan buas itu langsung melarikan diri.
Kapolsek belum dapat memastikan jumlah harimau yang menyerang ternak warga. Namun, ada kemungkinan jumlahnya lebih dari satu ekor. Sebab sejumlah warga mendengar suara macan mengaum dari pucuk perkampungan di lembah Gunung Lawu.
“Suaranya keras dan menggelegar, sehingga kemungkinan harimau itu tubuhnya besar. Sedangkan yang menyerang ternak, dari keterangan sejumlah warga yang memergoki bentuknya tidak terlalu besar dan ramping,” urainya.
Namun, dugaan itu belum bisa dibuktikan mengingat sejauh ini belum ada yang bisa mendokumentasikan gambar atau video kucing besar yang menyerang ternak warga. Sejumlah warga baru sebatas memergoki dan belum dapat mendokumentasikannya.
Pihaknya berharap Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) dapat memasang CCTV atau alat yang mendeteksi munculnya harimau itu. Terlebih serangan yang terjadi di Kecamatan Jatiyoso dinilai lebih besar dibanding harimau yang menyerang di kawasan Gunung Lawu di Desa Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar.
Disinggung apakah ada kemungkinan macan itu marah karena habitatnya terganggu atau sebelumnya ada manusia yang melukai, pihaknya belum mendapatkan informasi mengenai hal itu. Hanya saja dari kasus yang terjadi, hewan ternak yang menjadi korban hampir semuanya dibunuh saja dan tidak dimakan. Hanya satu ekor kambing saja yang kepalanya habis dimakan, dan satu ekor lainnya kepalanya dimakan sebagian.
Macan tutul itu beraksi menerkam ternak milik Marno sekitar pukul 01.30 WIB. Kala itu, tujuh anggota Polsek dan Koramil Jatiyoso bersama warga, tengah bertugas di lereng bagian atas. “Hari sebelumnya, anggota kami berjaga di bawah dan yang diserang bagian atas,” ungkap Kapolsek Jatiyoso Iptu Subarkah, Minggu (25/11/2018).
Karena keterbatasan personel, pihaknya akan berkoordinasi dengan Camat Jatiyoso agar personel Linmas dari desa-desa tetangga dapat diperbantukan untuk berjaga.
Sehari sebelumnya, serangan macan tutul itu berhenti ketika warga membuat strategi pengusiran dengan membuat suara ledakan tradisional dari bambu atau istilah Jawanya Long Bumbung. Cara itu efektif karena di hari itu tidak ada ternak warga yang diterkam. Namun, di hari berikutnya, serangan macan tutul Jawa itu kembali terjadi. Pemilik rumah sempat memergoki sehingga baru dua kambing yang diterkam. Ketika ketahuan, hewan buas itu langsung melarikan diri.
Kapolsek belum dapat memastikan jumlah harimau yang menyerang ternak warga. Namun, ada kemungkinan jumlahnya lebih dari satu ekor. Sebab sejumlah warga mendengar suara macan mengaum dari pucuk perkampungan di lembah Gunung Lawu.
“Suaranya keras dan menggelegar, sehingga kemungkinan harimau itu tubuhnya besar. Sedangkan yang menyerang ternak, dari keterangan sejumlah warga yang memergoki bentuknya tidak terlalu besar dan ramping,” urainya.
Namun, dugaan itu belum bisa dibuktikan mengingat sejauh ini belum ada yang bisa mendokumentasikan gambar atau video kucing besar yang menyerang ternak warga. Sejumlah warga baru sebatas memergoki dan belum dapat mendokumentasikannya.
Pihaknya berharap Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) dapat memasang CCTV atau alat yang mendeteksi munculnya harimau itu. Terlebih serangan yang terjadi di Kecamatan Jatiyoso dinilai lebih besar dibanding harimau yang menyerang di kawasan Gunung Lawu di Desa Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar.
Disinggung apakah ada kemungkinan macan itu marah karena habitatnya terganggu atau sebelumnya ada manusia yang melukai, pihaknya belum mendapatkan informasi mengenai hal itu. Hanya saja dari kasus yang terjadi, hewan ternak yang menjadi korban hampir semuanya dibunuh saja dan tidak dimakan. Hanya satu ekor kambing saja yang kepalanya habis dimakan, dan satu ekor lainnya kepalanya dimakan sebagian.
(rhs)