Dikira Bunuh Diri, Ternyata Sukimin Dihabisi Keponakan
A
A
A
MAGETAN - Akibat tersulut emosi Sukimin dibunuh Sugiyanto keponakannya sendiri. Semula polisi menduga korban yang ditemukan tewas akibat bunuh diri. Namun berbagai kejanggalan terdapat dalam hasil olah TKP. Hingga selang dua hari kemudian polisi memastikan jika sang kakek itu tewas karena dibunuh dan menangkap pelaku yang tak lain keponakanya sendiri.
Sebelumnya pada Senin siang lalu warga Desa Purwodadi, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan digegerkan dengan penemuan jasad Sukimin warga setempat yang tergeletak bersimbah darah di belakang rumahnya.
Terdapat tiga luka sayatan di leher pria berusia 80 tahun tersebut di samping sebuah pisau lipat yang berlumuran darah.
Warga pun menduga korban melakukan bunuh diri karena malam hari sebelumnya menuturkan jika meninggal minta untuk dimakamkan dekat rumahnya kepada beberapa tetangga dan kerabat.
Kapolres Magetan AKBP Muhamad Rifai mengatakan, polisi menemukan kejanggalan dari hasil olah TKP diantaranya adanya ceceran darah tak jauh dari temuan jasad serta pisau yang berlumuran darah tersebut dalam kondisi tertutup.
“Dugaan adanya kejanggalan karena bunuh diri diperkuat dari hasil visum dan autopsi yang menunjukan jika luka sayatan di leher tidak menunjukan aksi bunuh diri. Dari hasil penyelidikan akhirnya terkuak jika Sukimin tewas karena tindak pembunuhan dan tersangkanya tak lain keponakannya sendiri bernama Sugiyanto,” kata Kapolres, Jumat (23/11/2018).
Menurut Kapolres, pelakupun akhirnya ditangkap dan mengakui perbuatanya. Motifnya tak lain karena Sugiyanto tersulut emosi saat korban menggedor pintu rumah pada malam pembunuhan. Lalu dia menggorok leher korban serta menyeretnya keluar rumah hingga halaman belakang.
“Untuk memperkuat penyidikan polisi mengamankan barang bukti berupa sebilah pisau lipat yang digunakan pelaku dan sepasang baju sandal milik korban. Kini pelaku telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan dan jeratan Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara,” tandasnya.
Sebelumnya pada Senin siang lalu warga Desa Purwodadi, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan digegerkan dengan penemuan jasad Sukimin warga setempat yang tergeletak bersimbah darah di belakang rumahnya.
Terdapat tiga luka sayatan di leher pria berusia 80 tahun tersebut di samping sebuah pisau lipat yang berlumuran darah.
Warga pun menduga korban melakukan bunuh diri karena malam hari sebelumnya menuturkan jika meninggal minta untuk dimakamkan dekat rumahnya kepada beberapa tetangga dan kerabat.
Kapolres Magetan AKBP Muhamad Rifai mengatakan, polisi menemukan kejanggalan dari hasil olah TKP diantaranya adanya ceceran darah tak jauh dari temuan jasad serta pisau yang berlumuran darah tersebut dalam kondisi tertutup.
“Dugaan adanya kejanggalan karena bunuh diri diperkuat dari hasil visum dan autopsi yang menunjukan jika luka sayatan di leher tidak menunjukan aksi bunuh diri. Dari hasil penyelidikan akhirnya terkuak jika Sukimin tewas karena tindak pembunuhan dan tersangkanya tak lain keponakannya sendiri bernama Sugiyanto,” kata Kapolres, Jumat (23/11/2018).
Menurut Kapolres, pelakupun akhirnya ditangkap dan mengakui perbuatanya. Motifnya tak lain karena Sugiyanto tersulut emosi saat korban menggedor pintu rumah pada malam pembunuhan. Lalu dia menggorok leher korban serta menyeretnya keluar rumah hingga halaman belakang.
“Untuk memperkuat penyidikan polisi mengamankan barang bukti berupa sebilah pisau lipat yang digunakan pelaku dan sepasang baju sandal milik korban. Kini pelaku telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan dan jeratan Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara,” tandasnya.
(sms)