Berbahasa Jawa, Ganjar Paparkan Pemanfaatan Dana Desa pada Jokowi
A
A
A
SEMARANG - Jika biasanya dalam acara resmi komunikasinya menggunakan bahasa Indonesia, tidak demikian saat Presiden Jokowi berkumpul dengan seluruh kepala dan pendamping desa se Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menyambut orang nomor satu di Indonesia itu justru menggunakan bahasa Jawa.
Bersama ribuan pemuka desa se Jateng itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Presiden Joko Widodo melakukan sarasehan pengelolaan dana desa di Merapi Ball Room PRPP Semarang, Kamis (22/11/2018).
Setelah menunggu sekitar satu jam, peserta akhirnya riuh menyambut kedatangan dua pemimpin mereka itu sekitar pukul 14.30 WIB dan acara langsung dimulai.
Ganjar Pranowo mendapat kesempatan menyampaikan sambutan selamat datang kepada Presiden Jokowi yang didampingi ibu negara Iriana Jokowi, Mendagri Tjahjo Kumolo, Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo dan Seskab Pramono Anung. Tidak sebagaimana yang biasa dilakukan Ganjar, kali ini dia menyapa menggunakan bahasa Jawa.
"Ingkang kinurmatan Pak Presiden Jokowi saha ibu Iriana lan rombongan. Pak Mendagri, Mendes PDTT lan Pak Seskab," kata Ganjar yang artinya 'yang terhormat Pak Presiden Jokowi dan ibu Iriana serta rombongan. Pak Mendagri, Mendes PDTT dan Pak Seskab'.
"Punika konco-konco Kepala Desa, perangkat lan pendamping desa. Sedoyo sami bingah kerawuhan bapak (ini teman-teman kepala desa, perangkat dan pendamping desa. Semuanya gembira atas kehadiran bapak)," kata Ganjar yang dilanjut dengan pemaparan pemanfaatan dana desa di Jawa Tengah serta beragam inovasinya.
Bukan tanpa alasan Ganjar memilih bahasa Jawa dalam penyambutan tersebut. Setiap Kamis Ganjar memang menerapkan penggunaan bahasa Jawa di lingkungan Pemprov Jateng sebagai upaya menjaga dan memelihara kelestarian bahasa, sastra, dan aksara Jawa.
Hal itu tertuang melalui Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 430/9525 tertanggal 7 Oktober 2014 tentang Penggunaan Bahasa Jawa untuk komunikasi lisan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.
Masih menggunakan Bahasa Jawa, Ganjar juga menyampaikan terimakasih karena dari tahun ke tahun dana desa yang diterima di Jawa Tengah terus meningkat.
Hal itu menurut Ganjar bukti dari keseriusan Presiden Jokowi untuk melakukan pembangunan negara dari pinggiran.
"Rp 2,22 triliun tahun 2015, Rp5,00 triliun tahun 2016, Rp6,3 triliun tahun 2017 kan Rp6,74 triliun tahun 2018. Konsep pak Jokowi mbangun Indonesia saking pinggir onten ing astane panjenengan sedoyo," sebutnya.
Menyimak sambutan dari Ganjar tersebut, mungkin karena terpancing Presiden Jokowi juga tak mau ketinggalan dan akhirnya ikut menggunakan bahasa Jawa. Meski sejak 2012 telah bermukim di Jakarta, bagaimanapun Jokowi tetaplah orang Solo yang pemahamannya terhadap kebudayaan Jawa cukup tinggi.
"Pripun kabare bapak-bapak lan ibu? Sami sehat to? (Bagaimana kabarnya, bapak-bapak dan ibu-ibu, sehat kan?" kata Jokowi yang langsung dapat jawaban riuh dari hadirin, bahkan ada yang jawab dengan yel-yel.
"Kulo niki yo sami kaleh panjenengan sedoyo, asli wong ndeso," kata Jokowi. Jokowi kemudian menjabarkan kemajuan-kemajuan desa berkat stimulan dana desa khususnya pada sektor infrastruktur. Tercatat telah dibangun jalan desa sepanjang 123 ribu km, 11.500 posyandu, 18.000 PAUD, 6500 pasar desa, 791 ribu meter jembatan, 28 ribu unit irigasi, 1.900 embung dan 26.700 BUMDES.
Hal tersebut menurut Jokowi tidak terlepas dari terus ditingkatkannya besaran dana desa sejak kali pertama diluncurkan tahun 2015. Rp20 triliun pada 2015, Rp47 triliun tahun 2016, Rp60 triliun tahun 2017, Rp60 triliun 2018 dan Rp 70 triliun pada tahun 2019 mendatang.
"Kulo nitip, kades harus kompak agar dana desa benar-benar bermanfaat bagi masyarakat," tandasnya.
Bersama ribuan pemuka desa se Jateng itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Presiden Joko Widodo melakukan sarasehan pengelolaan dana desa di Merapi Ball Room PRPP Semarang, Kamis (22/11/2018).
Setelah menunggu sekitar satu jam, peserta akhirnya riuh menyambut kedatangan dua pemimpin mereka itu sekitar pukul 14.30 WIB dan acara langsung dimulai.
Ganjar Pranowo mendapat kesempatan menyampaikan sambutan selamat datang kepada Presiden Jokowi yang didampingi ibu negara Iriana Jokowi, Mendagri Tjahjo Kumolo, Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo dan Seskab Pramono Anung. Tidak sebagaimana yang biasa dilakukan Ganjar, kali ini dia menyapa menggunakan bahasa Jawa.
"Ingkang kinurmatan Pak Presiden Jokowi saha ibu Iriana lan rombongan. Pak Mendagri, Mendes PDTT lan Pak Seskab," kata Ganjar yang artinya 'yang terhormat Pak Presiden Jokowi dan ibu Iriana serta rombongan. Pak Mendagri, Mendes PDTT dan Pak Seskab'.
"Punika konco-konco Kepala Desa, perangkat lan pendamping desa. Sedoyo sami bingah kerawuhan bapak (ini teman-teman kepala desa, perangkat dan pendamping desa. Semuanya gembira atas kehadiran bapak)," kata Ganjar yang dilanjut dengan pemaparan pemanfaatan dana desa di Jawa Tengah serta beragam inovasinya.
Bukan tanpa alasan Ganjar memilih bahasa Jawa dalam penyambutan tersebut. Setiap Kamis Ganjar memang menerapkan penggunaan bahasa Jawa di lingkungan Pemprov Jateng sebagai upaya menjaga dan memelihara kelestarian bahasa, sastra, dan aksara Jawa.
Hal itu tertuang melalui Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 430/9525 tertanggal 7 Oktober 2014 tentang Penggunaan Bahasa Jawa untuk komunikasi lisan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.
Masih menggunakan Bahasa Jawa, Ganjar juga menyampaikan terimakasih karena dari tahun ke tahun dana desa yang diterima di Jawa Tengah terus meningkat.
Hal itu menurut Ganjar bukti dari keseriusan Presiden Jokowi untuk melakukan pembangunan negara dari pinggiran.
"Rp 2,22 triliun tahun 2015, Rp5,00 triliun tahun 2016, Rp6,3 triliun tahun 2017 kan Rp6,74 triliun tahun 2018. Konsep pak Jokowi mbangun Indonesia saking pinggir onten ing astane panjenengan sedoyo," sebutnya.
Menyimak sambutan dari Ganjar tersebut, mungkin karena terpancing Presiden Jokowi juga tak mau ketinggalan dan akhirnya ikut menggunakan bahasa Jawa. Meski sejak 2012 telah bermukim di Jakarta, bagaimanapun Jokowi tetaplah orang Solo yang pemahamannya terhadap kebudayaan Jawa cukup tinggi.
"Pripun kabare bapak-bapak lan ibu? Sami sehat to? (Bagaimana kabarnya, bapak-bapak dan ibu-ibu, sehat kan?" kata Jokowi yang langsung dapat jawaban riuh dari hadirin, bahkan ada yang jawab dengan yel-yel.
"Kulo niki yo sami kaleh panjenengan sedoyo, asli wong ndeso," kata Jokowi. Jokowi kemudian menjabarkan kemajuan-kemajuan desa berkat stimulan dana desa khususnya pada sektor infrastruktur. Tercatat telah dibangun jalan desa sepanjang 123 ribu km, 11.500 posyandu, 18.000 PAUD, 6500 pasar desa, 791 ribu meter jembatan, 28 ribu unit irigasi, 1.900 embung dan 26.700 BUMDES.
Hal tersebut menurut Jokowi tidak terlepas dari terus ditingkatkannya besaran dana desa sejak kali pertama diluncurkan tahun 2015. Rp20 triliun pada 2015, Rp47 triliun tahun 2016, Rp60 triliun tahun 2017, Rp60 triliun 2018 dan Rp 70 triliun pada tahun 2019 mendatang.
"Kulo nitip, kades harus kompak agar dana desa benar-benar bermanfaat bagi masyarakat," tandasnya.
(sms)