Warga Jabar Diminta Waspada Potensi Hujan Ekstrem
A
A
A
BANDUNG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika meminta warga Jawa Barat (Jabar) mewaspadai potensi hujan ekstrem dan disertai angin kencang. Sebab, saat ini mulai masuk musim hujan dan terjadi temperatur yang cukup panas dalam beberapa hari terakhir sehingga menimbulkan terbentuknya awan cumulonimbus (Cb).
Peneliti Cuaca dan Iklim, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Provinsi Jawa Barat Muhamad Iid Mujtahiddin mengatakan, masyarakat agar waspada bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Hal itu terjadi akibat siklus iklim yang terjadi dalam waktu beberapa hari terakhir.
“Memang pada saat ini wilayah Bandung maupun Jabar berada pada periode musim hujan. Perkiraan kami, awal musim hujan secara umum terjadi di bulan Oktober hingga November 2018 ini,” jelas Muhamad Iid, Rabu (21/11/2018).
Menurut dia, potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi bila didukung oleh kondisi yang cukup lembap. Hal itu bisa terjadi bila ada pemanasan lokal yang cukup kuat sehingga terbentuk awan cumulonimbus(Cb). Awan itu, kata dia, bisa menjulang hingga di atas 10 km di atas permukaan laut.
Sementara, kondisi panas yang terjadi dalam beberapa hari terakhir terakhir juga berkontribusi terhadap terbentuknya awan. Panas menyengat akhir akhir ini, kata dia, terjadi karena ada gangguan cuaca skala pendek berupa adanya siklon tropis Gaja di teluk Benggala dan siklon tropis bouchra di Samudera Hindia.
“Akibat adanya gangguan ini dalam beberapa hari ke belakang ada penurunan curah hujan. Karena massa udara berpindah ke wilayah yang ada gangguan siklon tropis tersebut,” bebernya.
Hujan deras yang terjadi di Padalarang beberapa hari lalu, kata dia, juga dikarenakan adanya pembentukan awan cumulonimbus yang cukup kuat dalam skala lokal. Sehingga cuaca yang terjadi berupa hujan lebat disertai angin kencang maupun angin puting beliung.
“Tapi tidak semua keberadaan awan Cb bisa berpotensi menimbulkan angin puting beliung. Tetapi masyarakat dihimbau untuk waspada terhadap peningkatan curah hujan dan bencana hidrometeorologis seperti genangan, potensi banjir,” pungkasnya.
Peneliti Cuaca dan Iklim, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Provinsi Jawa Barat Muhamad Iid Mujtahiddin mengatakan, masyarakat agar waspada bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Hal itu terjadi akibat siklus iklim yang terjadi dalam waktu beberapa hari terakhir.
“Memang pada saat ini wilayah Bandung maupun Jabar berada pada periode musim hujan. Perkiraan kami, awal musim hujan secara umum terjadi di bulan Oktober hingga November 2018 ini,” jelas Muhamad Iid, Rabu (21/11/2018).
Menurut dia, potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi bila didukung oleh kondisi yang cukup lembap. Hal itu bisa terjadi bila ada pemanasan lokal yang cukup kuat sehingga terbentuk awan cumulonimbus(Cb). Awan itu, kata dia, bisa menjulang hingga di atas 10 km di atas permukaan laut.
Sementara, kondisi panas yang terjadi dalam beberapa hari terakhir terakhir juga berkontribusi terhadap terbentuknya awan. Panas menyengat akhir akhir ini, kata dia, terjadi karena ada gangguan cuaca skala pendek berupa adanya siklon tropis Gaja di teluk Benggala dan siklon tropis bouchra di Samudera Hindia.
“Akibat adanya gangguan ini dalam beberapa hari ke belakang ada penurunan curah hujan. Karena massa udara berpindah ke wilayah yang ada gangguan siklon tropis tersebut,” bebernya.
Hujan deras yang terjadi di Padalarang beberapa hari lalu, kata dia, juga dikarenakan adanya pembentukan awan cumulonimbus yang cukup kuat dalam skala lokal. Sehingga cuaca yang terjadi berupa hujan lebat disertai angin kencang maupun angin puting beliung.
“Tapi tidak semua keberadaan awan Cb bisa berpotensi menimbulkan angin puting beliung. Tetapi masyarakat dihimbau untuk waspada terhadap peningkatan curah hujan dan bencana hidrometeorologis seperti genangan, potensi banjir,” pungkasnya.
(wib)