Puluhan Ribu Warga Magelang Turut Sukseskan Borobudur Marathon 2018
A
A
A
MAGELANG - Event lari bertaraf Internasional Borobudur Marathon 2018 powered Bank Jateng yang berlangsung pada Minggu (17/11) disambut suka cita oleh puluhan ribu warga yang tinggal di sekitar Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Mereka menyambut kehadiran 10.000 pelari yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahkan 30 negara turut berpartisipasi.
Berdasarkan data yang diperoleh, sedikiitnya ada 26 ribu warga yang terdiri dari 35 sekolah dari berbagai jenjang dan melibatkan warga dari 19 desa yang berlokasi di sekitar Candi Borobudur. Tidak hanya warga lokal, banyak juga suporter yang berasal dari warga sekitar Magelang dan keluarga pelari yang sengaja memberikan suport di pinggir jalan untuk memberikan dukungan kepada 10.000 pelari yang berasal dari penjuru dunia tersebut.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang ikut Borobudur Marathon 2018 powered by Bank Jateng di kategori 10 K bersama Istrinya, Siti Atiqoh Ganjar, dibuat trenyuh oleh puluhan ribu masyarakat Magelang yang turut mensuport ajang lari internasional tersebut. Bahkan, puluhan ribu warga, siswa-siswi dari berbagai jenjang pendidikan dengan kesadarannya menampilkan berbagai pertunjukan budaya lokal untuk menghibur para pelari.
Bahkan, Ganjar dan istri saat berlari mendapat bingkisan dari warga sekitar. "Saya kagum dengan masyarakat di Magelang yang begitu antusias menyambut event Borobudur Marathon 2018. Tadi di Pengkolan saya disuruh berhenti dan diteriaki oleh warga," kata Ganjar bercerita saat mengikuti Borobudur Marathon.
"Mereka bilang, Pak Ganjar berhenti dulu. Mau jambu tidak? Terus yang menawarkan jambu itu manjat pohonnya dan memberikan buah jambu kepada saya," ujarnya usai mengikuti lari Borobudur Marathon, Minggu (18/11/2018).
Kepala Sekolah SD Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Endang Susilowati, menyebutkan setidaknya 200 anak, dari kelas 1 sampai 6, yang telah menyiapkan diri untuk menyambut pelari yang melintas di depan sekolahnya. Ratusan siswa-siswa sekolahnya telah berlatih menari tradisional, bermain musik karawitan, hingga menciptakan yel-yel untuk menyemangati para pelari.
"Anak-anak semangat sekali, antusias menyambut pelari. Tahun lalu juga demikian. Kami anggap para pelari itu tamu, yang harus disambut baik," kata Endang saat ditemui SINDOnews, di SD Wanurejo Borobudur, Minggu (18/11/2018).
Endang menceritakan, anak-anak sudah latihan menari, bermusik karawitan dan truntung, serta membuat yel-yel sejak beberapa waktu lalu. Kegiatan latihan seni dan budaya ini sebetulnya menjadi bagian ekstrakulikuler sekolah yang rutin dilakukan. "Tapi menjelang Borobudur Marathon 2018, anak-anak lebih giat lagi latihan, dari siang sampae sore. Sekolah kami memang punya keunggulan di bidang seni dan budaya. Sudah beberapa kali juara," kisah Endang.
Penyambutan ini, katanya, sekaligus menjadi ajang para siswa untuk belajar bagaimana menghormati tamu yang datang ke Borobudur. Disamping juga turut mendukung perhelatan Bank Jateng Borobudur Marathon 2018, yang terselenggara atas kolaborasi Pemprov Jateng dan Harian Kompas dengan sponsor Bank Jateng dan media partner KORAN SINDO dan SINDOnews.com, supaya berjalan dengan sukses.
"Kami senantiasa mendukung, memotivasi pelari, supaya ke depan Borobudur Marathon lebih sukses lagi karena pelari terkesan dengan hiburan-hiburan yang disajikan warga,"tutur Endang. Selain aneka pertunjukan seni dan budaya para siswa, para guru SD Wanurejo juga akan menyediakan minuman tradisional berupa teh sereh khas desa Wanurejo. Minuman ini gratis untuk para pelari.
Berdasarkan data yang diperoleh, sedikiitnya ada 26 ribu warga yang terdiri dari 35 sekolah dari berbagai jenjang dan melibatkan warga dari 19 desa yang berlokasi di sekitar Candi Borobudur. Tidak hanya warga lokal, banyak juga suporter yang berasal dari warga sekitar Magelang dan keluarga pelari yang sengaja memberikan suport di pinggir jalan untuk memberikan dukungan kepada 10.000 pelari yang berasal dari penjuru dunia tersebut.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang ikut Borobudur Marathon 2018 powered by Bank Jateng di kategori 10 K bersama Istrinya, Siti Atiqoh Ganjar, dibuat trenyuh oleh puluhan ribu masyarakat Magelang yang turut mensuport ajang lari internasional tersebut. Bahkan, puluhan ribu warga, siswa-siswi dari berbagai jenjang pendidikan dengan kesadarannya menampilkan berbagai pertunjukan budaya lokal untuk menghibur para pelari.
Bahkan, Ganjar dan istri saat berlari mendapat bingkisan dari warga sekitar. "Saya kagum dengan masyarakat di Magelang yang begitu antusias menyambut event Borobudur Marathon 2018. Tadi di Pengkolan saya disuruh berhenti dan diteriaki oleh warga," kata Ganjar bercerita saat mengikuti Borobudur Marathon.
"Mereka bilang, Pak Ganjar berhenti dulu. Mau jambu tidak? Terus yang menawarkan jambu itu manjat pohonnya dan memberikan buah jambu kepada saya," ujarnya usai mengikuti lari Borobudur Marathon, Minggu (18/11/2018).
Kepala Sekolah SD Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Endang Susilowati, menyebutkan setidaknya 200 anak, dari kelas 1 sampai 6, yang telah menyiapkan diri untuk menyambut pelari yang melintas di depan sekolahnya. Ratusan siswa-siswa sekolahnya telah berlatih menari tradisional, bermain musik karawitan, hingga menciptakan yel-yel untuk menyemangati para pelari.
"Anak-anak semangat sekali, antusias menyambut pelari. Tahun lalu juga demikian. Kami anggap para pelari itu tamu, yang harus disambut baik," kata Endang saat ditemui SINDOnews, di SD Wanurejo Borobudur, Minggu (18/11/2018).
Endang menceritakan, anak-anak sudah latihan menari, bermusik karawitan dan truntung, serta membuat yel-yel sejak beberapa waktu lalu. Kegiatan latihan seni dan budaya ini sebetulnya menjadi bagian ekstrakulikuler sekolah yang rutin dilakukan. "Tapi menjelang Borobudur Marathon 2018, anak-anak lebih giat lagi latihan, dari siang sampae sore. Sekolah kami memang punya keunggulan di bidang seni dan budaya. Sudah beberapa kali juara," kisah Endang.
Penyambutan ini, katanya, sekaligus menjadi ajang para siswa untuk belajar bagaimana menghormati tamu yang datang ke Borobudur. Disamping juga turut mendukung perhelatan Bank Jateng Borobudur Marathon 2018, yang terselenggara atas kolaborasi Pemprov Jateng dan Harian Kompas dengan sponsor Bank Jateng dan media partner KORAN SINDO dan SINDOnews.com, supaya berjalan dengan sukses.
"Kami senantiasa mendukung, memotivasi pelari, supaya ke depan Borobudur Marathon lebih sukses lagi karena pelari terkesan dengan hiburan-hiburan yang disajikan warga,"tutur Endang. Selain aneka pertunjukan seni dan budaya para siswa, para guru SD Wanurejo juga akan menyediakan minuman tradisional berupa teh sereh khas desa Wanurejo. Minuman ini gratis untuk para pelari.
(pur)