Jalan Usaha Tani Terputus Tol, Warga Minta Dibangunkan Jembatan
A
A
A
SEMARANG - Warga Dusun/Desa Keboan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah meminta kepada Bupati Semarang Mundjirin untuk membangunkan jembatan penyeberangan orang (JPO) di atas jalan tol Salatiga-Kartasura. JPO tersebut untuk menyambungkan akses jalan usaha tani yang terputus jalan bebas hambatan tersebut.
Kepala Desa Keboan Tarmin mengatakan, permintaan pembangunan JPO tersebut secara tertulis sudah disampaikan kepada Bupati Semarang pada April 2018 lalu. Namun hingga saat ini, belum ada tindaklanjut dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang.
"Pelaksana pembangunan jalan tol memang sudah membangunkan jalan untuk menuju sawah warga maupun dusun lain. Namun jalannya memutar sekitar 1 km. Ini dikeluhkan para petani. Karena itu, kami minta Pemkab Semarang bisa membantu warga agar usulan pembangunan JPO bisa terealisasi," katanya, Kamis (15/11/2018).
Menurut dia, jalan usaha tani tersebut memiliki peran penting dalam menunjang kelancaran pertanian dan roda perekonomian masyarakat. Sebab tidak semua petani memiliki sepeda motor untuk sarana ke sawah.
"Sebelum jalan terputus, jalan menuju sawah dekat. Sekarang harus memutar 1 km. Bagi petani yang memiliki sepeda motor tidak ada masalah. Tapi petani yang tidak bisa mengendarai motor, banyak yang mengeluh karena jarak dari rumah ke sawah menjadi jauh dan panas," ujarnya.
Lebih jauh dia mengungkapkan, pengajuan permohonan bantuan pembangunan JPO itu, merupakan aspirasi masyarakat yang diputuskan dalam rapat desa. Warga ingin fasilitas umum yang terkena pembangunan jalan tol bisa dikembalikan seperti semula agar tidak mengganggu mobilitas petani dan aktivitas perekonomian masyarakat.
"Kami berharap aspirasi warga bisa diakomodasi. Jangan sampai permasalahan ini menjadi embrio yang tidak baik dikemudian hari," pungkasnya.
Kepala Desa Keboan Tarmin mengatakan, permintaan pembangunan JPO tersebut secara tertulis sudah disampaikan kepada Bupati Semarang pada April 2018 lalu. Namun hingga saat ini, belum ada tindaklanjut dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang.
"Pelaksana pembangunan jalan tol memang sudah membangunkan jalan untuk menuju sawah warga maupun dusun lain. Namun jalannya memutar sekitar 1 km. Ini dikeluhkan para petani. Karena itu, kami minta Pemkab Semarang bisa membantu warga agar usulan pembangunan JPO bisa terealisasi," katanya, Kamis (15/11/2018).
Menurut dia, jalan usaha tani tersebut memiliki peran penting dalam menunjang kelancaran pertanian dan roda perekonomian masyarakat. Sebab tidak semua petani memiliki sepeda motor untuk sarana ke sawah.
"Sebelum jalan terputus, jalan menuju sawah dekat. Sekarang harus memutar 1 km. Bagi petani yang memiliki sepeda motor tidak ada masalah. Tapi petani yang tidak bisa mengendarai motor, banyak yang mengeluh karena jarak dari rumah ke sawah menjadi jauh dan panas," ujarnya.
Lebih jauh dia mengungkapkan, pengajuan permohonan bantuan pembangunan JPO itu, merupakan aspirasi masyarakat yang diputuskan dalam rapat desa. Warga ingin fasilitas umum yang terkena pembangunan jalan tol bisa dikembalikan seperti semula agar tidak mengganggu mobilitas petani dan aktivitas perekonomian masyarakat.
"Kami berharap aspirasi warga bisa diakomodasi. Jangan sampai permasalahan ini menjadi embrio yang tidak baik dikemudian hari," pungkasnya.
(nag)