Kelompok OPM Teror Guru dan Tenaga Kesehatan di Nduga Papua
A
A
A
JAYAPURA - Kelompok kriminal bersenjata OPM kembali melakukan teror kepada warga di Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (20/10/2018). Kali ini kelompok bersenjata itu melakukan teror kepada guru dan tenaga kesehatan di Distrik Mapenduma.
Dari keterangan salah satu guru SD YPGRI 1 Mapenduma berinisial MN mengungkapkan, bahwa dia bersama 15 guru lainnya dan tenaga kesehatan di Distrik Mapenduma telah diancam dan ditahan agar tidak melakukan aktivitas oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus Kogeya yang mengaku sebagai adik dari Kelly Kwalik.
Kelompok bersenjata itu menolak dan menahan aktivitas guru dan tenaga kesehatan sejak 3-17 Oktober 2018. Selama masa tersebut, para guru dan tenaga kesehatan menginap dan mendapatkan jaminan keamanan dari Kepala Puskesmas Distrik Mapenduma Bapak Naftali Wandikbo.
Kemudian pada Kamis tanggal 18 Oktober 2018 pesawat carteran datang menjemput para guru dan tenaga kesehatan untuk pergi menuju Wamena.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Nduga Fredik Samuel Bapundu membenarkan aksi pengancaman dan penolakan para guru dan tenaga kesehatan itu. Para kelompok bersenjata mencurigai para guru dan tenaga kesehatan tersebut sebagai aparat keamanan yang menyamar dalam rangka mencari informasi pergerakan KKB.
“Para guru dan tenaga kesehatan itu saat ini sudah berada di Wamena dan berkumpul dengan keluarga masing-masing,” katanya.
Fredik Samuel mengatakan, awalnya tidak mengetahui laporan penolakan tersebut. Namun setelah mendapatkan laporan awal, dirinya langsung mencari tahu kebenaran laporan tersebut. Secara administratif, Distrik Mapenduma memiliki dua unit sekolah, yaitu SD YPGRI 1 Mapenduma dan SMPN 1 Mapenduma dan 1 unit Puskesmas.
Perlu diketahui, untuk mencapai wilayah Distrik Mapenduma, terdapat dua jalur, yaitu jalur udara dengan menggunakan pesawat jenis Caravan rute Wamena-Mapenduma. Kemudian jalur darat dengan rute Wamena-Yal menggunakan mobil double gardan (sejenis Triton dan Strada) selama 8 jam dan dilanjutkan Yal-Mapenduma dengan berjalan kaki selama 2 jam.
Untuk sinyal komunikasi di Distrik Mapenduma sampai saat ini tidak ada alias nihil karena tower komunikasi belum berdiri di daerah itu. Adapun
Tindakan kepolisian telah melakukan pendekatan kepada para guru dan tenaga kesehatan serta keluarga guna dimintai keterangan. Kemudian menerbangkan 1 orang korban kekerasan fisik dan asusila ke Jayapura. Saat ini dirawat di RS Bhayangkara Jayapura dan 1 orang dirawat di RS Wamena.
Pihak kepolisian terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait di samping meningkatkan keamanan dan mengantisipasi adanya ganguan keamananan di Kabupaten Nduga khususnya di Mapenduma.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahamad Musthofa Kamal menyayangkan aksi yang dilakukan KKB tersebut. Kata dia, kesehatan dan pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap warga demi kemajuan pembangunan di suatu daerah termasuk Papua.
Dari keterangan salah satu guru SD YPGRI 1 Mapenduma berinisial MN mengungkapkan, bahwa dia bersama 15 guru lainnya dan tenaga kesehatan di Distrik Mapenduma telah diancam dan ditahan agar tidak melakukan aktivitas oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus Kogeya yang mengaku sebagai adik dari Kelly Kwalik.
Kelompok bersenjata itu menolak dan menahan aktivitas guru dan tenaga kesehatan sejak 3-17 Oktober 2018. Selama masa tersebut, para guru dan tenaga kesehatan menginap dan mendapatkan jaminan keamanan dari Kepala Puskesmas Distrik Mapenduma Bapak Naftali Wandikbo.
Kemudian pada Kamis tanggal 18 Oktober 2018 pesawat carteran datang menjemput para guru dan tenaga kesehatan untuk pergi menuju Wamena.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Nduga Fredik Samuel Bapundu membenarkan aksi pengancaman dan penolakan para guru dan tenaga kesehatan itu. Para kelompok bersenjata mencurigai para guru dan tenaga kesehatan tersebut sebagai aparat keamanan yang menyamar dalam rangka mencari informasi pergerakan KKB.
“Para guru dan tenaga kesehatan itu saat ini sudah berada di Wamena dan berkumpul dengan keluarga masing-masing,” katanya.
Fredik Samuel mengatakan, awalnya tidak mengetahui laporan penolakan tersebut. Namun setelah mendapatkan laporan awal, dirinya langsung mencari tahu kebenaran laporan tersebut. Secara administratif, Distrik Mapenduma memiliki dua unit sekolah, yaitu SD YPGRI 1 Mapenduma dan SMPN 1 Mapenduma dan 1 unit Puskesmas.
Perlu diketahui, untuk mencapai wilayah Distrik Mapenduma, terdapat dua jalur, yaitu jalur udara dengan menggunakan pesawat jenis Caravan rute Wamena-Mapenduma. Kemudian jalur darat dengan rute Wamena-Yal menggunakan mobil double gardan (sejenis Triton dan Strada) selama 8 jam dan dilanjutkan Yal-Mapenduma dengan berjalan kaki selama 2 jam.
Untuk sinyal komunikasi di Distrik Mapenduma sampai saat ini tidak ada alias nihil karena tower komunikasi belum berdiri di daerah itu. Adapun
Tindakan kepolisian telah melakukan pendekatan kepada para guru dan tenaga kesehatan serta keluarga guna dimintai keterangan. Kemudian menerbangkan 1 orang korban kekerasan fisik dan asusila ke Jayapura. Saat ini dirawat di RS Bhayangkara Jayapura dan 1 orang dirawat di RS Wamena.
Pihak kepolisian terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait di samping meningkatkan keamanan dan mengantisipasi adanya ganguan keamananan di Kabupaten Nduga khususnya di Mapenduma.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahamad Musthofa Kamal menyayangkan aksi yang dilakukan KKB tersebut. Kata dia, kesehatan dan pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap warga demi kemajuan pembangunan di suatu daerah termasuk Papua.
(rhs)