Hati-Hati Share Berita di Medsos yang Sifatnya Provokatif
A
A
A
SEMARANG - Kalangan akademisi menilai bahwa media sosial (medsos) masih menjadi salah satu media yang efektif digunakan selama masa kampanye Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Namun sayangnya, masih banyak dijumpai berita-berita yang sifatnya provokatif di medsos.
"Sangat disayangkan menjelang Pileg dan Pilpres 2019, banyak dijumpai berita di medsos yang bernada provokatif. Terkadang berita itu hoaks, namun bisa juga belum tentu hoaks, melainkan sebatas mengkritisi," kata Rektor Unika Soegijapranata Semarang, Prof Ridwan Sanjaya dalam Diskusi Prime Topic MNC Trijaya FM Semarang bertemakan Kampanye Sehat Pilpres di Hotel Gets Semarang, Jawa Tengah, Senin (15/10/2018).
Menurutnya, terdapat 70% pengguna medsos yang men-share setelah membaca berita dan menganggap berita itu penting. Sedangkan 10% mereka yang asal share. "Sisanya sama sekali tidak nge-share. Ini yang terjadi di media sosial Facebook, karena pengguna Facebook masih cukup tinggi yakni 80%, disusul Instagram 50%-60%, dan pengguna Twitter 10%," paparnya.
Ridwan Sanjaya berharap pengguna medsos mengidentifikasi sebelum melakukan share berita atau tulisan (status). "Jangan asal nge-share dan jangan asal emosi karena tersulut provokasi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi menilai suasana kondusif Kota Semarang selama masa kampanye Pileg dan Pilpres tetap terjaga. "Di Semarang belum ada hal yang menonjol terkait pileg dan pilpres. Sehingga kondisi semacam ini diharapkan bisa terus berlangsung," katanya.
Suasana kondusif ini membuktikan kedewasaan masyarakat Kota Semarang. "Mungkin hanya ramai di sosmed. Nah, kedewasaan masyarakat nanti juga akan diuji dalam pilpres dan pileg. Selain itu pileg dan pilpres jadi ajang untuk proses demokrasi. Bukan siapa yang gagal dan berhasil, bukan yang menang dan kalah," ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya tetap mengimbau agar masyarakat bisa lebih cerdas menyikapi maraknya pemberitaan hoaks di media sosial. "Diklarifikasi dan dipikir dulu, apakah berita yang di-share dampaknya merugikan atau sebaliknya. Jangan asal share," katanya.
"Sangat disayangkan menjelang Pileg dan Pilpres 2019, banyak dijumpai berita di medsos yang bernada provokatif. Terkadang berita itu hoaks, namun bisa juga belum tentu hoaks, melainkan sebatas mengkritisi," kata Rektor Unika Soegijapranata Semarang, Prof Ridwan Sanjaya dalam Diskusi Prime Topic MNC Trijaya FM Semarang bertemakan Kampanye Sehat Pilpres di Hotel Gets Semarang, Jawa Tengah, Senin (15/10/2018).
Menurutnya, terdapat 70% pengguna medsos yang men-share setelah membaca berita dan menganggap berita itu penting. Sedangkan 10% mereka yang asal share. "Sisanya sama sekali tidak nge-share. Ini yang terjadi di media sosial Facebook, karena pengguna Facebook masih cukup tinggi yakni 80%, disusul Instagram 50%-60%, dan pengguna Twitter 10%," paparnya.
Ridwan Sanjaya berharap pengguna medsos mengidentifikasi sebelum melakukan share berita atau tulisan (status). "Jangan asal nge-share dan jangan asal emosi karena tersulut provokasi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi menilai suasana kondusif Kota Semarang selama masa kampanye Pileg dan Pilpres tetap terjaga. "Di Semarang belum ada hal yang menonjol terkait pileg dan pilpres. Sehingga kondisi semacam ini diharapkan bisa terus berlangsung," katanya.
Suasana kondusif ini membuktikan kedewasaan masyarakat Kota Semarang. "Mungkin hanya ramai di sosmed. Nah, kedewasaan masyarakat nanti juga akan diuji dalam pilpres dan pileg. Selain itu pileg dan pilpres jadi ajang untuk proses demokrasi. Bukan siapa yang gagal dan berhasil, bukan yang menang dan kalah," ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya tetap mengimbau agar masyarakat bisa lebih cerdas menyikapi maraknya pemberitaan hoaks di media sosial. "Diklarifikasi dan dipikir dulu, apakah berita yang di-share dampaknya merugikan atau sebaliknya. Jangan asal share," katanya.
(amm)