Bantu Korban Gempa, Pemprov Bangun Desa Jateng di Palu

Jum'at, 05 Oktober 2018 - 13:36 WIB
Bantu Korban Gempa, Pemprov Bangun Desa Jateng di Palu
Bantu Korban Gempa, Pemprov Bangun Desa Jateng di Palu
A A A
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berencana membangun Desa Jateng di Palu Sulawesi Tengah untuk membantu korban gempa dan tsunami karena kehilangan tempat tinggal. Tim dengan material dan relawan akan berangkat pada Sabtu 6 Oktober dan langsung membangun desa tersebut.

“Pemprov Jateng dalam tanggap bencana Palu, berencana membangun Desa Jateng di Palu. Desa Jateng akann dilengkapi dengan sekolah, klinik, kantor polisi, kantor koramil perbantuan dan homestay, wisma Jateng,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Jateng, Sarwa Pramana, Jumat (5/10/2018).

Dia menambahkan, pembangunan Desa Jateng itu terinspirasi dari perkampungan baru di Lombok NTB, pasca-digoyang gempa beberapa waktu lalu . Tim pendahulu juga telah berada di lokasi untuk menyiapkan lahan bersama BNPB dan Pemprov Sulteng.
“Tim yang didukung oleh konsultan disaster (kebencanaan) DR Dr Budi Laksono MHSc, yang barusan sukses membangun Kampung IKA Undip dan Kampung Jugil yang merupakan kampung perumahan pertama di Lombok,” terangnya.

Sementara itu, Budi Laksono menyampaikan, di perkampungan baru tersebut akan dibangun perumahan AB6. Yakni pembangunan rumah cepat, murah, mudah, yang dibangun 6 orang pengungsi dalam waktu 6 jam dengan biaya tidak lebih Rp6 juta.

Dari rencana 25 rumah, ternyata terbangun 250 rumah di tujuh area camp pengungsi di Lombok Utara dan Timur. Konsep pemberdayaannya juga diterima masyarakat Lombok sehingga mampu membangun rumah tahan gempa sendiri dengan biaya murah.

“Ini menjadi salah satu pertimbangan pemerintah pusat memutuskan bahwa pembangunan rumah di Lombok diserahkan kepada masyarakat Lombok, dan pemerintah cuma memberi dana dan bantuan teknis anti-gempanya. Konsep ini menggeser rumah Risha yang sulit bagi rakyat membuat dan mungkin hanya bisa dibuat oleh pengusaha atau pemborong besar dan dana besar juga,” jelasnya.

Dosen Universitas Diponegoro (Undip) tersebut juga mengatakan, permukiman baru itu dilengkapi jamban konsep disposal amphinian latrine. “Yaitu jamban umum camp pengungsi yang bisa dipakai baik dengan atau tanpa air. Yang dibuat oleh masyarakat yang dilatih dalam waktu 4 jam, langsung dipakai,” tukasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6930 seconds (0.1#10.140)