Ini Penjelasan Pihak Sekolah Terkait 56 Siswa SMP Sayat Tangan
A
A
A
PEKANBARU - Pihak SMP 18 Pekanbaru, Riau mengklarifikasi terkait kasus anak didiknya yang melakukan sayat tangan karena kebanyakan mengkonsumsi minuman berenergi (terpedo). Pihak sekolah menyatakan bahwa penyebabnya bukan karena minuman, tetapi karena para siswa terinpirasi tayangan di media sosial (medsos).
Hal itu diungkapkan Kepala Sekolah SMP 18 Pekanbaru Lily Deswita saat ditemui di kantornya. Dia mengungkapkan bahwa permasalah sebenarnya siswanya menyakiti diri sendiri karena berbagai faktor.
"Mereka menyayat tangan karena ingin melampiaskan kekesalan terhadap berbagai persoalan. Jadi bukan karena mengkonsumsi minuman terpedo itu," jelas Lily Deswita, Selasa (2/10/2018).
Berbagai persoalan yang dihadapi siswa adalah karena problem dengan orang tua, masalah dengan teman sekolah mau pun di luar sekolah dan dengan keluarga.
Permasalah ini baru muncul, sambung Lili setelah salah satu siswa membuat status video di Instagram (IG). Video itu berisi tentang sejumlah orang menyiksa diri sendiri untuk melampiaskan kemarahan yang terpendam.
Kemudian sejumlah siswa juga mendapat pesan singkat dari teman lainnya terkait video tersebut baik dari IG maupun whatsapp (WA). Karena penasaran dengan video itu, para siswa yang masih labil mengikuti adegan di video itu. "Intinya mereka melakukan hal tersebut ada karena penasaran," ucapnya.
Lalu bagaimana hal tersebut bisa dikaitkan dengan minuman berenergi, Lily menjelaskan, setelah temuan itu tidak berapa lama pihaknya menghubungi Badan Narkotika Nasional (BNN) Pekanbaru.
"Kita khawatir kalau mereka menyayat diri itu karena narkoba, makanya kita minta bantuan BNN untuk tes urine. Kemudian di tes urine salah satu siswa laki hasilnya positif mengandung benzo (zat bius). Dia mengaku bahwa dia minum terpedo dengan jumlah banyak. Lalu saya tidak tau mengapa semua dikaitkan dengan minuman itu. Padahal siswa yang lainnya tidak. Jadi saya luruskan," pungkasnya.
Hal itu diungkapkan Kepala Sekolah SMP 18 Pekanbaru Lily Deswita saat ditemui di kantornya. Dia mengungkapkan bahwa permasalah sebenarnya siswanya menyakiti diri sendiri karena berbagai faktor.
"Mereka menyayat tangan karena ingin melampiaskan kekesalan terhadap berbagai persoalan. Jadi bukan karena mengkonsumsi minuman terpedo itu," jelas Lily Deswita, Selasa (2/10/2018).
Berbagai persoalan yang dihadapi siswa adalah karena problem dengan orang tua, masalah dengan teman sekolah mau pun di luar sekolah dan dengan keluarga.
Permasalah ini baru muncul, sambung Lili setelah salah satu siswa membuat status video di Instagram (IG). Video itu berisi tentang sejumlah orang menyiksa diri sendiri untuk melampiaskan kemarahan yang terpendam.
Kemudian sejumlah siswa juga mendapat pesan singkat dari teman lainnya terkait video tersebut baik dari IG maupun whatsapp (WA). Karena penasaran dengan video itu, para siswa yang masih labil mengikuti adegan di video itu. "Intinya mereka melakukan hal tersebut ada karena penasaran," ucapnya.
Lalu bagaimana hal tersebut bisa dikaitkan dengan minuman berenergi, Lily menjelaskan, setelah temuan itu tidak berapa lama pihaknya menghubungi Badan Narkotika Nasional (BNN) Pekanbaru.
"Kita khawatir kalau mereka menyayat diri itu karena narkoba, makanya kita minta bantuan BNN untuk tes urine. Kemudian di tes urine salah satu siswa laki hasilnya positif mengandung benzo (zat bius). Dia mengaku bahwa dia minum terpedo dengan jumlah banyak. Lalu saya tidak tau mengapa semua dikaitkan dengan minuman itu. Padahal siswa yang lainnya tidak. Jadi saya luruskan," pungkasnya.
(nag)