Keluarga di Pekalongan Ini Tinggal di Rumah yang Nyaris Ambruk
A
A
A
PEKALONGAN - Empat orang sekeluarga, tiga di antaranya anak-anak, terpaksa tinggal di rumah nyaris ambruk. Keluarga ini terpaksa menempati rumah yang membahayakan keselamatan jiwa karena tak ada tempat lain dan tidak mempunyai biaya untuk perbaikan.
Rumah milik Bejo Sutrisno, warga RT 05/RW 12 Kelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah ini kondisinya sangat memprihatinkan. Bangunan rumah dari kayu sudah miring, dinding bagian depan patah nyaris roboh. Kondisi dalam rumah juga membahayakan karena kayunya sebagian keropos dan patah. Tiang penyangga patah, atap bocor, lantai juga masih tanah.
Di dalam rumah ini ada empat orang yang tinggal. Mereka adalah Bejo Sutrisno dan anaknya Kris Cahaya (6), lalu dua keponakan, Hamzah (20) dan Afrizah (12). Keduanya tak tamat sekolah dasar, karena tidak ada biaya.
"Kondisi keluarga kami memang serba kesulitan. Rumah nyaris ambruk terpaksa tetap saya diami karena tak ada tempat lain dan tak ada biaya untuk perbaikan. Penghasilan saya sebagai tukang parkir tak cukup, bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Istri saya meninggal saat melahirkan anak saya, sedang dua keponakan ikut karena tak ada tempat lain," tutur Bejo Sutrisno, Kamis (27/9/2018).
Haryono, ketua RT menyebutkan pihaknya bersama warga sudah meminta bantuan ke mana-mana namun belum bisa untuk memperbaiki rumah Bejo. "Rumah ini juga kebanjiran dan bocor jika musim hujan, sehingga harus segera dicarikan solusi agar tidak ambruk dan bisa menimpa seluruh penghuninya. Kami membantu mencari bantuan namun hingga kini belum ada untuk biaya perbaikan rumah, sementara hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja," ungkapnya.
Dia berharap ada kepedulian dermawan juga pemerintah daerah agar bisa membantu renovasi rumah Bejo sehingga tidak membahayakan keselamatan jiwa penghuninya.
Rumah milik Bejo Sutrisno, warga RT 05/RW 12 Kelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah ini kondisinya sangat memprihatinkan. Bangunan rumah dari kayu sudah miring, dinding bagian depan patah nyaris roboh. Kondisi dalam rumah juga membahayakan karena kayunya sebagian keropos dan patah. Tiang penyangga patah, atap bocor, lantai juga masih tanah.
Di dalam rumah ini ada empat orang yang tinggal. Mereka adalah Bejo Sutrisno dan anaknya Kris Cahaya (6), lalu dua keponakan, Hamzah (20) dan Afrizah (12). Keduanya tak tamat sekolah dasar, karena tidak ada biaya.
"Kondisi keluarga kami memang serba kesulitan. Rumah nyaris ambruk terpaksa tetap saya diami karena tak ada tempat lain dan tak ada biaya untuk perbaikan. Penghasilan saya sebagai tukang parkir tak cukup, bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Istri saya meninggal saat melahirkan anak saya, sedang dua keponakan ikut karena tak ada tempat lain," tutur Bejo Sutrisno, Kamis (27/9/2018).
Haryono, ketua RT menyebutkan pihaknya bersama warga sudah meminta bantuan ke mana-mana namun belum bisa untuk memperbaiki rumah Bejo. "Rumah ini juga kebanjiran dan bocor jika musim hujan, sehingga harus segera dicarikan solusi agar tidak ambruk dan bisa menimpa seluruh penghuninya. Kami membantu mencari bantuan namun hingga kini belum ada untuk biaya perbaikan rumah, sementara hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja," ungkapnya.
Dia berharap ada kepedulian dermawan juga pemerintah daerah agar bisa membantu renovasi rumah Bejo sehingga tidak membahayakan keselamatan jiwa penghuninya.
(amm)