Sempat Kerja di Pabrik, Anak Pedagang Mi Ayam Ini Jadi Wisudawan Terbaik
A
A
A
PURWOKERTO - Kondisi ekonomi yang terbatas bukan lagi menjadi alasan seseorang gagal meraih cita-cita dan pendidikan yang baik. Inilah yang dijalani Agung Pambudhi. Berasal dari keluarga kurang mampu tak membuat pria 22 tahun itu, patah semangat.
Keterbatasan justru mengantarkannya menjadi mahasiswa terbaik Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) pada acara Yudisium Program Sarjana Fakultas Hukum UMP belum lama ini. Agung Pambudhi berhasil mendapatkan penghargaan terbaik di Fakultas Hukum UMP melalui perjuangan keras.
Pria kelahiran Banjarnegara, 22 Agustus 1995 ini menuturkan untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi dia harus bekerja di pabrik. Sebab, ayahnya, Wagino, hanya seorang pedagang mi ayam. Untuk masuk kuliah Agung harus menabung terlebih dahulu dari hasil kerja setelah lulus SMK.
“Saya masuk UMP pada September 2014. Banyak hal yang telah saya lewati, sebelum kuliah saya bekerja di pabrik dan saya selalu berjuang menabung agar bisa kuliah,” katanya.
Cita-citanya yang tinggi untuk melanjutkan kuliah memacu Agung untuk mencari jalan keluar. “Ketika lulus dari sekolah menengah atas saya mencoba untuk hidup mandiri dengan membantu perekonomian keluarga. Setelah lulus dari SMK Cokro Aminoto 2 Banjarnegera, aku diterima kerja di pabrik otomotif di Karawang, Jawa Barat dengan seleksi yang cukup ketat,” tuturnya.
Agung menceritakan, setelah diterima bekerja di perusahaan tersebut ia memutuskan untuk pulang kampung dan melanjutkan studi keperguruan tinggi. “Saya tak pernah patah semangat untuk berkuliah meskipun bermodalkan tabungan yang aku kumpulkan dari hasil kerja ku di pabrik. Satu hal yang pasti niat baik akan ada jalannya, dan akhirnya masuklah aku di kampus UMP dan mendaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum,” terangnya.
Selain nilai akademik yang tinggi, Agung juga aktif diorganisasi, di antaranya UKM Olahraga, IMM Al Fatih, dan BEM Fakultas Hukum. “Jujur itu aku lakukan hanya untuk memperoleh pengalaman berorganisasi,” katanya.
Agung berpesan kepada mahasiswal lain agar jangan pernah takut dan malu untuk belajar. “Belajar, belajar, dan terus belajar, karena dengan belajar kita bisa meraih masa depan dengan belajar kita bisa memperbaiki apa yanng tidak kita ketahui, dengan belajar kita bisa meraih ridho-Nya,” tutup Agung.
Keterbatasan justru mengantarkannya menjadi mahasiswa terbaik Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) pada acara Yudisium Program Sarjana Fakultas Hukum UMP belum lama ini. Agung Pambudhi berhasil mendapatkan penghargaan terbaik di Fakultas Hukum UMP melalui perjuangan keras.
Pria kelahiran Banjarnegara, 22 Agustus 1995 ini menuturkan untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi dia harus bekerja di pabrik. Sebab, ayahnya, Wagino, hanya seorang pedagang mi ayam. Untuk masuk kuliah Agung harus menabung terlebih dahulu dari hasil kerja setelah lulus SMK.
“Saya masuk UMP pada September 2014. Banyak hal yang telah saya lewati, sebelum kuliah saya bekerja di pabrik dan saya selalu berjuang menabung agar bisa kuliah,” katanya.
Cita-citanya yang tinggi untuk melanjutkan kuliah memacu Agung untuk mencari jalan keluar. “Ketika lulus dari sekolah menengah atas saya mencoba untuk hidup mandiri dengan membantu perekonomian keluarga. Setelah lulus dari SMK Cokro Aminoto 2 Banjarnegera, aku diterima kerja di pabrik otomotif di Karawang, Jawa Barat dengan seleksi yang cukup ketat,” tuturnya.
Agung menceritakan, setelah diterima bekerja di perusahaan tersebut ia memutuskan untuk pulang kampung dan melanjutkan studi keperguruan tinggi. “Saya tak pernah patah semangat untuk berkuliah meskipun bermodalkan tabungan yang aku kumpulkan dari hasil kerja ku di pabrik. Satu hal yang pasti niat baik akan ada jalannya, dan akhirnya masuklah aku di kampus UMP dan mendaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum,” terangnya.
Selain nilai akademik yang tinggi, Agung juga aktif diorganisasi, di antaranya UKM Olahraga, IMM Al Fatih, dan BEM Fakultas Hukum. “Jujur itu aku lakukan hanya untuk memperoleh pengalaman berorganisasi,” katanya.
Agung berpesan kepada mahasiswal lain agar jangan pernah takut dan malu untuk belajar. “Belajar, belajar, dan terus belajar, karena dengan belajar kita bisa meraih masa depan dengan belajar kita bisa memperbaiki apa yanng tidak kita ketahui, dengan belajar kita bisa meraih ridho-Nya,” tutup Agung.
(wib)