Rekanan Tol Salatiga-Kartasura Didesak Bangun Fasilitas Umum
A
A
A
SEMARANG - Kepala Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah mendesak rekanan pelaksana pembangunan jalan tol Semarang-Solo seksi IV Salatiga-Kartasura segera membangunkan sejumlah fasilitas umum.
"Fasilitas umum yang terkena pembangunan jalan tol antara lain saluran irigasi, jalut (jalan usaha tani) dan saluran air jalan. Kami minta rekanan segera mengganti sejumlah fasum yang terkena pembangunan tol. Sebelum proyek tol selesai, penggantian fasum harus sudah tuntas," katanya, Senin (10/9/2018).
Dia menjelaskan, semua fasilitas umum yang terkena pembangunan jalan menyangkut perekonomian masyarakat. Seperti saluran irigasi, semenjak terpotong untuk jalan tol, sejumlah petani kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawah. Akibatnya, mereka mengalami kerugian lantaran tidak bisa bercocok tanam secara optimal.
Kemudian, jalan usaha tani sepanjang sekitar 2 km yang hingga kini belum dibangun kembali. Jalan tersebut merupakan akses masyarakat untuk mengangkut benih, pupuk dan peralatan pertanian ke sawah serta hasil panen. Jika jalan belum diperbaiki, maka para petani akan kesulitan mengakut hasil panen.
"Saat ini belum ada hujan, jadi jalan masih bisa dilewati. Kalau terjadi hujan, kondisi jalan akan berubah menjadi berlumpur dan sulit dilewati kendaraan bermotor. Jika itu sampai terjadi, maka petani diempat dusun akan kesulitan pergi ke sawah," ujarnya.
Disinggung mengenai upaya yang telah dilakukan pihak Desa Timpik untuk menuntut tanggungjawab pihak pelaksana pembangunan jalan tol terkait penggantian fasum, Suhada menyatakan, pihaknya telah beberapa kali meminta pihak rekanan untuk secepatnya merealisasikan penggantian fasum. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan dan belum ada satu pun fasum yang diganti.
"Pihak rekanan tidak kooperatif. Semestinya duduk bersama dengan kami untuk berembug. Namun sampai sekarang tidak ada koordinasi. Maka dari itu, kami akan mendesak rekanan agar secepatnya mengganti fasum yang terkenan pembangunan jalan tol," pungkasnya.
"Fasilitas umum yang terkena pembangunan jalan tol antara lain saluran irigasi, jalut (jalan usaha tani) dan saluran air jalan. Kami minta rekanan segera mengganti sejumlah fasum yang terkena pembangunan tol. Sebelum proyek tol selesai, penggantian fasum harus sudah tuntas," katanya, Senin (10/9/2018).
Dia menjelaskan, semua fasilitas umum yang terkena pembangunan jalan menyangkut perekonomian masyarakat. Seperti saluran irigasi, semenjak terpotong untuk jalan tol, sejumlah petani kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawah. Akibatnya, mereka mengalami kerugian lantaran tidak bisa bercocok tanam secara optimal.
Kemudian, jalan usaha tani sepanjang sekitar 2 km yang hingga kini belum dibangun kembali. Jalan tersebut merupakan akses masyarakat untuk mengangkut benih, pupuk dan peralatan pertanian ke sawah serta hasil panen. Jika jalan belum diperbaiki, maka para petani akan kesulitan mengakut hasil panen.
"Saat ini belum ada hujan, jadi jalan masih bisa dilewati. Kalau terjadi hujan, kondisi jalan akan berubah menjadi berlumpur dan sulit dilewati kendaraan bermotor. Jika itu sampai terjadi, maka petani diempat dusun akan kesulitan pergi ke sawah," ujarnya.
Disinggung mengenai upaya yang telah dilakukan pihak Desa Timpik untuk menuntut tanggungjawab pihak pelaksana pembangunan jalan tol terkait penggantian fasum, Suhada menyatakan, pihaknya telah beberapa kali meminta pihak rekanan untuk secepatnya merealisasikan penggantian fasum. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan dan belum ada satu pun fasum yang diganti.
"Pihak rekanan tidak kooperatif. Semestinya duduk bersama dengan kami untuk berembug. Namun sampai sekarang tidak ada koordinasi. Maka dari itu, kami akan mendesak rekanan agar secepatnya mengganti fasum yang terkenan pembangunan jalan tol," pungkasnya.
(nag)