Penyebar Berita Hoaks Banser di Kendal Minta Maaf
A
A
A
KENDAL - Polisi sigap merespons aduan masyarakat terkait berita hoaks yang menyudutkan Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Konten berisi informasi palsu itu diunggah oleh akun Budi Prayitno, warga Dukuh Lebo, Desa Bumiayu, Weleri, Kendal. Pelaku telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Kapolsek Weleri, Kendal, AKP Abdullah Umar mengatakan pihaknya memfasilitasi pertemuan antara pelaku dan perwakilan Gerakan Pemuda NU Kultural dan Masyarakat Weleri Cinta Damai yang keberatan dengan postingan berita yang viral dalam dua hari terakhir di kantornya, Rabu (5/9/2018).
"Kami menginginkan situasi kondusif yang selama ini telah terbina khususnya di masyarakat Weleri agar tetap terjaga. Pelaku sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Pihak yang semula keberatan telah menerimannya. Semoga tidak terulang lagi dan kami akan terus memantaunya," kata Abdullah, Kamis (6/9/2018).
Menanggapi hal itu, Ali Shodiqun, koordinator Gerakan Pemuda NU Kultural menyambut baik upaya dari kepolisian. Menurut pengasuh Ponpes Al Istiqomah Desa Penaruban Weleri ini pihaknya mendukung upaya polisi dalam memerangi berita hoaks yang dapat meresahkan masyarakat.
"Bermedia sosial itu tak ubahnya bermasyarakat, kita perlu bijak dalam menyampaikan pendapat. Terhadap kabar yang belum tentu benar, jangan terburu-buru mengomentari dan membagikannya. Apalagi yang menyinggung SARA, salah-salah kita bisa terjerat hukum dan terlebih menimbulkan permusuhan di masyarakat," kata Ketua PW Jamiyah Ruqyah Aswaja Jawa Tengah ini.
Pertemuan yang difasilitasi Kanit Reskrim dan Kanit Intel Polsek Weleri ini disaksikan Muspika, PAC GP Ansor dan Banser Satkoryon Weleri, dan sejumlah tokoh masyarakat. Sempat terjadi diskusi yang menegangkan menyoal paham khilafah Islam yang beberapa kali diunggah oleh pelalu di akun Facebook-nya.
"Simbah buyut kita di NU dan Muhammadiyah telah susah payah berjuang dan merumuskan bangsa ini agar tidak tercerai-berai. Tugas kita sekarang merawatnya. Bukan malah mundur lagi ke belakang mempersoalkan dasar negara yang justru bertentangan dengan hukum yang berlaku di Tanah Air kita ini," lanjut Ali, yang juga merupakan Wakil Ketua IKA PMII Kendal.
Pertemuan ditutup dengan jabat tangan antara pelaku dan perwakilan masyarakat yang hadir. Sebelumnya pelaku membacakan permohonan maafnya yang ditujukan kepada GP Ansor, Banser dan warga NU yang telah dicatut dalam berita hoaks yang diposting di akun Facebook-nya.
Kapolsek Weleri, Kendal, AKP Abdullah Umar mengatakan pihaknya memfasilitasi pertemuan antara pelaku dan perwakilan Gerakan Pemuda NU Kultural dan Masyarakat Weleri Cinta Damai yang keberatan dengan postingan berita yang viral dalam dua hari terakhir di kantornya, Rabu (5/9/2018).
"Kami menginginkan situasi kondusif yang selama ini telah terbina khususnya di masyarakat Weleri agar tetap terjaga. Pelaku sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Pihak yang semula keberatan telah menerimannya. Semoga tidak terulang lagi dan kami akan terus memantaunya," kata Abdullah, Kamis (6/9/2018).
Menanggapi hal itu, Ali Shodiqun, koordinator Gerakan Pemuda NU Kultural menyambut baik upaya dari kepolisian. Menurut pengasuh Ponpes Al Istiqomah Desa Penaruban Weleri ini pihaknya mendukung upaya polisi dalam memerangi berita hoaks yang dapat meresahkan masyarakat.
"Bermedia sosial itu tak ubahnya bermasyarakat, kita perlu bijak dalam menyampaikan pendapat. Terhadap kabar yang belum tentu benar, jangan terburu-buru mengomentari dan membagikannya. Apalagi yang menyinggung SARA, salah-salah kita bisa terjerat hukum dan terlebih menimbulkan permusuhan di masyarakat," kata Ketua PW Jamiyah Ruqyah Aswaja Jawa Tengah ini.
Pertemuan yang difasilitasi Kanit Reskrim dan Kanit Intel Polsek Weleri ini disaksikan Muspika, PAC GP Ansor dan Banser Satkoryon Weleri, dan sejumlah tokoh masyarakat. Sempat terjadi diskusi yang menegangkan menyoal paham khilafah Islam yang beberapa kali diunggah oleh pelalu di akun Facebook-nya.
"Simbah buyut kita di NU dan Muhammadiyah telah susah payah berjuang dan merumuskan bangsa ini agar tidak tercerai-berai. Tugas kita sekarang merawatnya. Bukan malah mundur lagi ke belakang mempersoalkan dasar negara yang justru bertentangan dengan hukum yang berlaku di Tanah Air kita ini," lanjut Ali, yang juga merupakan Wakil Ketua IKA PMII Kendal.
Pertemuan ditutup dengan jabat tangan antara pelaku dan perwakilan masyarakat yang hadir. Sebelumnya pelaku membacakan permohonan maafnya yang ditujukan kepada GP Ansor, Banser dan warga NU yang telah dicatut dalam berita hoaks yang diposting di akun Facebook-nya.
(amm)